Bell’s Palsy Terjadi di Usia Muda, Ini Penyebabnya
“Penyebab pasti bell’s palsy hingga kini belum diketahui, tetapi umumnya dipicu oleh infeksi virus. Selain infeksi virus, ada juga faktor risiko lain yang berpotensi mengembangkan kondisi ini.”
Halodoc, Jakarta – Bell’s palsy adalah suatu kondisi yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan sementara pada otot-otot wajah. Kondisi ini menyebabkan satu sisi wajah terkulai atau menjadi kaku.
Orang yang terkena bell’s palsy mungkin mengalami kesulitan untuk tersenyum atau menutup mata pada sisi yang terkena. Jika dilihat sekilas, kondisi ini nampak mirip dengan stroke, meskipun keduanya tidak berkaitan.
Bell’s palsy bisa terjadi pada usia berapa pun, umumnya pada rentang usia 16 dan 60 tahun, termasuk orang dewasa muda. Lantas, apa penyebabnya?
Penyebab Bell’s Palsy pada Usia Muda
Bell’s palsy terjadi ketika saraf kranial ketujuh yang berperan dalam mengontrol gerakan menutup mata dan ekspresi wajah menjadi bengkak atau tertekan. Alhasil mengakibatkan kelemahan atau kelumpuhan wajah. Penyebab pasti dari kerusakan saraf ini tidak diketahui, tetapi banyak peneliti meyakini kemungkinan besar hal ini dipicu oleh infeksi virus.
Terdapat beberapa virus dan bakteri yang telah dikaitkan dengan perkembangan bell’s palsy yaitu:
- Herpes simpleks, yang menyebabkan luka dingin dan herpes di alat kelamin.
- HIV, yang merusak sistem kekebalan tubuh.
- Sarkoidosis, yang menyebabkan peradangan organ.
- Virus herpes zoster, yang menyebabkan cacar air dan herpes zoster.
- Virus epstein-barr, yang menyebabkan mononukleosis.
- Penyakit lyme, yaitu infeksi bakteri yang disebabkan oleh kutu yang terinfeksi.
Banyak ahli percaya terdapat sesuatu yang dapat memicu infeksi virus yang tidak aktif, sehingga ‘membangunkan’ dan memicu bell’s palsy. Jika kamu merasa stress, atau baru saja sakit, hal ini mungkin bisa menjadi salah satu pemicunya. Begitu juga jika kamu mengalami trauma fisik, kurang tidur, dan memiliki kondisi autoimun tertentu.
Berbagai Faktor Risiko Bell’s Palsy
Orang dewasa muda yang memiliki faktor risiko bell’s palsy, juga lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit ini.
Berikut ini beberapa faktor risikonya:
- Ibu hamil, terutama pada trimester ketiga, atau yang berada di minggu pertama setelah melahirkan.
- Mengalami infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu atau pilek.
- Memiliki diabetes.
- Memiliki tekanan darah tinggi.
- Mengalami obesitas.
- Terpapar udara dingin seperti kipas angin atau AC (hal ini lebih mungkin terjadi pada orang yang masih muda).
Bagaimana Cara Menangani Bell’s Palsy?
Bell’s palsy dapat menyerang secara tiba-tiba. Selagi menghubungi dokter, kamu bisa menangani terlebih dahulu gejalanya, atau kamu juga bisa melakukan cara ini sebagai pendamping selain minum obat.
Berikut hal-hal yang bisa kamu lakukan:
1. Menggunakan obat tetes mata
Jika kelopak mata tidak dapat menutup sepenuhnya atau tidak bisa berkedip, kamu bisa mengalami kasus mata kering yang cukup signifikan. Tanpa perawatan, hal ini mungkin bisa menyebabkan kerusakan pada kornea.
Untuk mengatasinya, kamu bisa menggunakan obat tetes mata yang sesuai untuk formulasi mata kering. Kamu juga bisa berkonsultasi dengan dokter mata mengenai dosis yang dibutuhkan.
Jika kamu perlu menggunakan obat tetes mata lebih dari empat kali sehari, pastikan untuk menggunakan obat yang bebas pengawet supaya tidak mengiritasi mata.
2. Gunakan salep pelumas mata di malam hari
Salep ini juga bisa kamu gunakan jika mata belum juga dapat menutup atau berkedip. Fungsinya mirip dengan obat tetes mata tetapi dengan tekstur yang lebih kental.
Kegunaannya untuk mencegah hilangnya kelembapan mata. Namun, kekurangan salep ini yaitu bisa membuat penglihatan menjadi kabur. Jadi pastikan kamu hanya menggunakannya sebelum tidur.
3. Gunakan penutup mata
Selain menggunakan salep dan obat tetes mata, gunakan juga penutup mata agar mata tidak mengering di malam hari. Ketika membukanya, lakukanlah dengan lembut agar tidak merusak kelopak mata atau kulit di sekitar mata.
4. Menggunakan sedotan saat minum
Ketika kamu terkena bell’s palsy mungkin akan sulit melakukan aktivitas sederhana, seperti kesulitan untuk minum air karena mulut yang sulit tertutup. Kamu bisa menggunakan sedotan ketika minum untuk membantu mengurangi air menetes ke dagu.
Ketahui juga hal-hal yang tidak boleh kamu lakukan ketika mengalami bell’s palsy di laman berikut, “Penting, Ini Hal yang Tidak Boleh Dilakukan saat Bell’s Palsy.”
5. Istirahat yang cukup
Menghadapi kelumpuhan wajah mungkin bisa membuatmu stress. Sebab hal ini sangat berpengaruh pada penampilan dan kepercayaan diri. Namun, perlu kamu ingat bahwa stress juga merupakan hal yang dapat memicu kondisi ini.
Jadi, cobalah untuk bersikap tenang, dan pastikan kamu mendapatkan istirahat yang cukup. Jangan lupa juga, fokus pada konsumsi makanan yang bergizi dan sehat.
Itulah penyebab bell’s palsy pada usia muda. Penyakit ini umumnya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam kurun waktu dua minggu hingga enam bulan.
Bila kamu mengalami gejalanya, lebih baik hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc supaya bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Ayo download Halodoc di ponsel mu sekarang!