Bell’s Palsy Sebabkan Kerusakan Permanen pada Wajah

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 Agustus 2020
Bell’s Palsy Sebabkan Kerusakan Permanen pada WajahBell’s Palsy Sebabkan Kerusakan Permanen pada Wajah

Halodoc, Jakarta - Bell’s palsy merupakan kondisi medis yang menyebabkan lemah atau kelumpuhan otot wajah yang tidak dapat dijelaskan, karena terjadi secara mendadak dan memburuk selang 48 jam kemudian. Kondisi ini diakibatkan oleh terjadinya kerusakan pada saraf wajah atau saraf kranial ke-7. 

Gejala bell’s palsy termasuk kelemahan tiba-tiba pada otot wajah yang membuat separuh wajah terlihat terkulai. Penyakit yang juga disebut dengan kelumpuhan wajah perifer akut ini bisa terjadi pada segala usia. Bagi kebanyakan orang, sifatnya sementara dan gejalanya akan membaik dalam waktu beberapa minggu. Pemulihan total biasanya akan memakan waktu sekitar enam bulan.

Komplikasi Bell’s Palsy Sebabkan Kerusakan Permanen pada Wajah

Meski apa yang menyebabkan seseorang mengalami bell’s palsy tidak diketahui, tetapi diyakini penyakit ini muncul karena infeksi virus, termasuk herpes genital, rubella, infeksi sitomegalovirus, penyakit terkait pernapasan atau adenovirus, gondongan, cacar air, herpes zoster, flu, dan penyakit tangan, kaki, dan mulut.

Baca juga: Cedera Operasi Bisa Sebabkan Bell’s Palsy

Saraf yang mengontrol otot wajah akan melalui koridor tulang yang cukup sempit. Pada kondisi bell’s palsy, saraf ini mengalami peradangan dan pembengkakan, yang biasanya terjadi karena infeksi virus. Selain otot wajah, saraf juga memengaruhi bagian air mata, air liur, perasa, dan tulang kecil pada bagian tengah telinga.

Meski bisa terjadi pada siapa saja, tetapi bell’s palsy lebih berisiko terjadi pada ibu hamil, terutama pada trimester ketiga. Orang-orang yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu atau pilek, dan mengidap diabetes pun sangat rentan terserang gangguan kesehatan ini. Bell’s palsy jarang terjadi berulang atau kambuh, tetapi ada pula kasus ketika penyakit ini kambuh kembali dalam riwayat keluarga. 

Baca juga: Penyebab Ibu Hamil Rentan Alami Bell’s Palsy

Kasus bell’s palsy yang terbilang ringan biasanya akan sembuh dalam kurun waktu satu bulan. Namun, pada kasus yang parah, penanganan perlu segera dilakukan, karena bisa berujung pada komplikasi serius, salah satunya adalah kerusakan permanen pada saraf wajah. Selain itu, komplikasi juga termasuk pertumbuhan kembali serabut yang tidak normal.

Kondisi ini mengakibatkan kontraksi otot tertentu yang tidak disengaja ketika kamu mencoba untuk menggerakkan bagian wajah lainnya. Misalnya, ketika kamu tersenyum, mata pada sisi yang terinfeksi bisa jadi tidak bisa menutup. Akibatnya, bisa terjadi kebutaan sebagian atau seluruhnya pada mata yang tidak menutup karena kekeringan berlebihan dan goresan pada kornea. 

Penanganan Bell’s Palsy

Jika terjadi kelumpuhan pada sebagian wajah atau gejala bell’s palsy lainnya, segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat. Agar prosesnya lebih mudah dan cepat, gunakan saja aplikasi Halodoc. Jadi, kapan saja kamu ingin berobat ke rumah sakit terdekat tanpa antre atau tanya jawab dengan dokter ahli seputar masalah kesehatan, pakai aplikasi Halodoc.

Baca juga: Inilah Jenis Infeksi yang Berisiko Sebabkan Bell’s Palsy

Pada kebanyakan kasus, gejala bell’s palsy akan membaik tanpa pengobatan. Penggunaan obat kortikosteroid, obat antivirus atau antibiotik, hingga tetes mata bisa membantu mengatasi gejala bell’s palsy. Perawatan di rumah yang bisa dilakukan berupa menutup mata agar tidak kering, menggunakan handuk hangat untuk mengompres area wajah yang sakit, pijat wajah, dan latihan terapi fisik untuk merangsang otot wajah.

Referensi: 
Healthline. Diakses pada 2020. Bell’s Palsy: What Cause It and How Is It Treated?
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2020. Bell’s Palsy.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Bell’s Palsy.