Beginilah Alat Penyimpanan Vaksin Corona saat Akan Didistribusikan
Halodoc, Jakarta - Pada 13 Januari 2021 lalu, program vaksinasi COVID-19 di Indonesia resmi dimulai, dengan Presiden Joko Widodo sebagai orang pertama yang disuntik vaksin. Selanjutnya, Indonesia menargetkan bisa memvaksin 181.554.465 penduduk dalam waktu setidaknya 15 bulan, atau hingga Maret 2022 mendatang.
Saat distribusi, diperlukan alat penyimpanan vaksin corona yang bisa menjaga kualitas vaksin tetap utuh hingga diberikan ke masyarakat. Seperti apa alat penyimpanannya? Simak lebih lanjut yuk!
Baca juga: Ini Tempat yang Berisiko Tinggi Menularkan COVID-19
Berbagai Alat Penyimpanan Vaksin Corona
Merangkum pedoman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada beberapa alat penyimpanan vaksin corona yang bisa digunakan selama proses distribusi, yaitu:
1.Vaccine Refrigerator
Alat penyimpanan vaksin corona ini tentu berbeda dengan kulkas rumah tangga biasa. Sejak 2009, vaccine refrigerator tenaga surya dari WHO telah dilengkapi dengan fitur thermostat. Hal ini berbeda dengan kulkas biasa yang tidak memiliki kontrol suhu yang baik, dan tidak dapat menjaga vaksin tetap dingin selama pemadaman listrik lebih dari satu atau dua jam.
Vaccine refrigerator tetap dapat menjaga suhu berada di antara 2 derajat celcius dan 8 derajat Celcius, selama pemadaman listrik tidak berlebihan. Sementara itu, vaccine refrigerator lainnya dapat beroperasi dengan dengan listrik.
Namun, jika tidak dimuat dengan benar, vaksin dapat terpapar suhu beku pada vaccine refrigerator. Oleh karena itu, penting untuk menjaga dan memantau suhu pada alat penyimpanan vaksin corona ini.
2.Cold Box
Seperti namanya, cold box adalah kotak pendingin berinsulasi yang dapat dilapisi dengan kantong es untuk menjaga vaksin dalam kisaran suhu yang diperlukan, selama distribusi atau penyimpanan jangka pendek.
Cold box dapat digunakan untuk menyimpan vaksin hingga dua hari atau lebih tanpa listrik. Namun, setelah dikemas, cold box tidak boleh dibuka sama sekali, hingga waktunya vaksin digunakan. Jika ditutup rapat, alat penyimpanan vaksin corona ini dapat mempertahankan suhu di bawah 10 derajat Celcius, saat dilapisi kantong es beku.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Golongan Darah A Berisiko Tertular COVID-19
3.Vaccine Carrier
Merupakan wadah untuk membawa vaksin dalam jumlah yang lebih sedikit dibanding cold box, sehingga membuatnya lebih mudah dibawa. Ketahanan suhu alat penyimpanan vaksin corona ini adalah sekitar 18-50 jam pada suhu 43 derajat Celcius, suhu sejuk, dan dilengkapi dengan kantong air dingin.
Untuk menggunakan vaccine carrier, vaksin yang sudah digunakan harus ditempatkan pada spons atau busa penutup vaccine carrier, sedangkan vaksin yang belum dipakai tetap disimpan di dalam vaccine carrier.
4.Water Pack
Alat ini merupakan wadah plastik datar anti bocor, yang dapat diisi air. Biasanya digunakan untuk melapisi bagian dalam cold box dan vaccine carrier. Untuk menjaga kualitas vaksin, penting untuk menggunakan jumlah dan ukuran water pack yang benar, dan mengikuti petunjuk yang tercetak di dalam tutup wadah.
Baca juga: Kacamata Bisa Cegah Virus Corona, Mitos Atau Fakta?
5.30-DTR
Merupakan singkatan dari 30-day electronic temperature loggers, alat ini digunakan dengan cara ditempatkan dengan muatan vaksin di vaccine refrigerator. Alat ini dapat mencatat suhu selama interval 10 menit dan menunjukkan riwayat suhu setiap hari dalam 30 hari terakhir.
Selain itu, 30-DTR juga dapat merekam dan menampilkan riwayat 30 hari dari alarm panas dan beku yang telah terjadi. Jika suhu lemari pendingin turun ke −0,5 derajat Celcius atau di bawahnya selama 60 menit atau jika melebihi 10 derajat Celcius selama 10 jam terus-menerus, alarm akan berbunyi.
Pada model teranyar, data dapat diunduh melalui koneksi ke komputer. Model 30-DTR saat ini bahkan memiliki baterai built-in dengan fitur alarm baterai. Namun, alat ini harus dibuang dan diganti saat baterainya habis, yang biasanya dilakukan setiap dua atau tiga tahun.
Itulah berbagai jenis alat penyimpanan vaksin corona yang bisa digunakan untuk distribusi vaksin. Sambil menunggu jadwal vaksinasi kamu, jangan lupa jaga kesehatan dan terus patuhi protokol kesehatan, ya. Kalau sakit, gunakan saja aplikasi Halodoc untuk berbicara dengan dokter.