Begini Prosedur Pemeriksaan Sistoskopi yang Perlu Diketahui
“Sebelum pemeriksaan sistoskopi, dokter perlu memeriksa sampel urine untuk mengetahui apakah ada infeksi saluran kemih (ISK)."
Halodoc, Jakarta – Jika kamu memiliki masalah pada buang air kecil atau kencing, seperti sering buang air kecil atau terasa sakit saat buang air kecil, kemungkinan dokter akan merekomendasikan sistoskopi. Apa itu sistoskopi?
Sistoskopi merupakan prosedur medis yang dilakukan dokter untuk memeriksa lapisan kandung kemih dan tabung yang membawa urine keluar dari tubuh (uretra). Pemeriksaan tersebut menggunakan alat bernapa sistoskop, yaitu berupa selang kecil yang dilengkapi dengan lensa. Alat tersebut dimasukkan ke dalam uretra dan perlahan-lahan masuk ke dalam kandung kemih.
Prosedur Sebelum Pemeriksaan Sistoskopi
Prosedur sistoskopi bisa menjadi prosedur rawat jalan atau pun rawat inap. Hal tersebut tergantung pada alasan sistoskopi dilakukan.
Sebagai prosedur diagnostik, dokter umumnya menggunakan anestesi berupa gel supaya kamu tidak merasa sakit di uretra. Jika sistoskopi untuk pengobatan yang lebih invasif, kamu mungkin memerlukan sedasi atau anestesi umum.
Penting mengikuti instruksi dari dokter tentang apa yang harus dilakukan sebelum prosedur. Dokter mungkin menyarankan untuk tidak makan atau minum selama beberapa jam sebelum anestesi. Persiapan juga akan tergantung pada jenis anestesi dan alasan melakukan sistoskopi.
Umumnya, persiapan sebelum sistoskopi berupa:
- Memberikan sampel urine pada hari pemeriksaan untuk memeriksa infeksi saluran kemih (ISK). Jika kamu mengalami infeksi, maka akan diberikan perawatan sebelum menjalani sistoskopi.
- Buang air kecil sebelum prosedur.
- Membawa daftar obat dan suplemen yang sedang kamu konsumsi.
- Berhenti minum obat pengencer darah, seperti aspirin dan warfarin.
- Memberi tahu dokter jika sedang hamil. Sebab anestesi regional dan umum dapat membahayakan janin yang sedang berkembang.
Prosedur Selama Pemeriksaan Sistoskopi
Prosedur ini mungkin terasa tidak nyaman, tapi anestesi akan membuat kamu tidak merasa sakit. Sistoskopi diagnostik biasanya hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit, tapi bisa juga lebih lama.
Jika kamu menjalani biopsi atau perawatan, prosedurnya mungkin membutuhkan waktu lebih lama.
Tahapan selama pemeriskaan
Berikut ini tahapan selama pemeriksaan sistoskopi oleh dokter:
- Memasukkan sistoskop berpelumas melalui uretra ke kandung kemih.
- Menyuntikkan air garam steril melalui sistoskop ke dalam kandung kemih. Kandung kemih yang meregang dan penuh memudahkan dokter untuk melihat lapisan kandung kemih. Pada saat ini, kamu mungkin merasa ingin buang air kecil.
- Tampak bagian dalam kandung kemih dan uretra pada layar.
- Dokter memasukkan alat kecil melalui sistoskop. Alat tersebut untuk mengangkat sampel jaringan atau tumor, jika diperlukan.
- Menguras cairan yang disuntikkan dari kandung kemih atau kamu akan diminta untuk mengosongkan kandung kemih di toilet.
Tahapan setelah prosedur
Setelah prosedur, kamu mungkin akan merasa sakit perut, urine bercampur darah, atau nyeri saat buang air kecil pada hari pertama atau kedua setelah prosedur. Selain itu, kamu juga merasa perlu buang air kecil. Namun tidak perlu khawatir, karena masalah tersebut akan hilang dalam waktu 48 jam.
Dokter akan meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi. Sementara itu, untuk menurunkan risiko efek samping, kamu harus melakukan beberapa perawatan berikut:
- Mengoleskan waslap hangat dan lembab di atas lubang uretra atau bersantai di bak mandi air hangat.
- Minum beberapa gelas air setiap hari untuk bisa kencing.
- Minum obat pereda nyeri bebas resep, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Jika kamu menjalani biopsi, mungkin perlu waktu hingga 2 minggu untuk mendapatkan hasil pemeriksaan. Sebab, sampel jaringan yang diambil melalui biopsi perlu diteliti di laboratorium. Tapi jika tanpa biopsi, dokter mungkin dapat segera mendiskusikan hasil pemeriksaan setelah prosedur. Selain itu, ketahui juga 5 Pemeriksaan untuk Diagnosis Kanker Kandung Kemih.
Itulah yang perlu kamu ketahui tentang tahapan pemeriksaan sistoskopi. Jangan ragu bertanya pada dokter spesialis urologi jika ada informasi yang tidak kamu pahami, atau jika ada gejala yang kamu khawatirkan.