Begini Pemeriksaan Penunjang untuk Mendeteksi Filariasis

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   23 Juli 2020
Begini Pemeriksaan Penunjang untuk Mendeteksi FilariasisBegini Pemeriksaan Penunjang untuk Mendeteksi Filariasis

Halodoc, Jakarta - Nyamuk adalah salah satu binatang yang kerap diwaspadai karena dapat menyebarkan beberapa penyakit bahaya. Salah satu penyakit yang dapat terjadi karena gigitan nyamuk adalah filariasis. Seseorang yang mengidap gangguan ini akan mengalami pembengkakan pada telapak kaki. Sebutan lain dari penyakit ini adalah kaki gajah.

Gejala awal dari filariasis memang sulit untuk dideteksi dan sering mendapatkan diagnosis yang salah karena memiliki banyak kesamaan dengan gangguan lainnya. Maka dari itu, diagnosis dokter penting untuk dilakukan agar dapat memastikan gangguan yang terjadi. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah melakukan pemeriksaan penunjang diagnosis. Berikut pembahasan lengkapnya!

Baca juga: Operasi untuk Atasi Filariasis, Perlukah?

Pemeriksaan Penunjang untuk Filariasis

Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit dan penyebarannya melalui gigitan nyamuk. Penyakit kaki gajah ini termasuk dalam gangguan yang langka untuk terjadi. Seseorang yang mengidapnya dapat mengalami lengan dan kaki yang membengkak dan menjadi jauh lebih besar dari yang seharusnya. Selain itu, pembengkakan pada organ seks dan payudara juga mungkin terjadi.

Filariasis termasuk salah satu penyakit yang lebih umum terjadi pada daerah tropis atau subtropis, termasuk juga Indonesia. Seseorang dapat mengidap penyakit ini saat parasit filaria masuk ke tubuh dengan nyamuk sebagai perantara. Cacing tersebut dapat bertahan hingga delapan tahun di dalam tubuh. Jika tidak segera mendapat penanganan, pembengkakan hingga cacat permanen dapat terjadi.

Maka dari itu, diagnosis dini perlu dilakukan untuk dapat penanganan segera. Meski begitu, diagnosis yang dilakukan membutuhkan pemeriksaan penunjang karena sulit untuk menentukan penyakit tersebut melalui gejala yang timbul. Berikut beberapa pemeriksaan penunjang terhadap filariasis yang dapat dilakukan:

1. Tes Darah

Tes darah adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis filariasis. Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah apusan darah tepi. Metode ini akan mengambil darah dari ujung jari seseorang di malam hari. Darah tersebut kemudian diberi pewarna tertentu dan dilihat menggunakan mikroskop. Jika ditemukan cacing filaria pada pemeriksaan tersebut, barulah dapat dipastikan jika seseorang mengidap filariasis.

Baca juga: Inilah 3 Jenis Filariasis yang Perlu Diketahui

2. Tes Urine

Pemeriksaan penunjang lainnya yang umum dilakukan untuk memastikan jika seseorang mengidap filariasis adalah tes urine. Cara ini dilakukan untuk memastikan adanya kiluria dengan pemeriksaan sudan III, penambahan eter, serta pengukuran kadar trigliserida pada urine. Metode ini juga dapat melihat apakah terdapat cacing filaria dari urin yang dihasilkan. Jika hasilnya cocok, dokter akan langsung mengambil tindakan lanjutan untuk mengatasinya.

3. Ultrasonografi

Kamu juga mungkin mendapatkan ultrasonografi sebagai pemeriksaan penunjang dari filariasis. Cara ini dilakukan untuk menemukan cacing dewasa pada saluran limfatik di dalam tubuh. Jika dari pemeriksaan tersebut terlihat banyak cacing penyebab filaria, maka tindakan penanganan harus segera dilakukan. Cara ini dapat mencegah terjadinya cacat permanen berupa kaki yang membesar secara tidak normal.

Setelah semua pemeriksaan penunjang dari penyakit filariasis dilakukan, dokter tidak ragu lagi terhadap tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan. Cara penanganan yang paling efektif untuk mengatasi penyakit tersebut adalah dengan membunuh semua cacing yang ada di dalam tubuh. 

Baca juga: Filariasis Bisa Dicegah, Lakukan 5 Hal Ini

Jika kamu masih memiliki pertanyaan terkait pemeriksaan penunjang dari penyakit filariasis, dokter dari Halodoc dapat memberikan saran yang tepat. Fitur Chat atau Voice/Video Call pada aplikasi tersebut dapat memudahkan kamu untuk berinteraksi. Jangan ragu lagi, download segera aplikasi Halodoc!

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. Elephantiasis: What to Know.
Healthline. Diakses pada 2020. What Is Elephantiasis?