Begini Caranya Agar Terhindar dari Bronkiolitis
Halodoc, Jakarta - Setiap ibu tentunya menginginkan Si Kecil yang baru lahir senantiasa tumbuh sehat. Tapi, kadang kala harapan ini enggak berjalan dengan harapan. Sebab, ada beberapa kondisi kesehatan yang bisa menyerang anak, salah satunya bronkiolitis. Lalu, bagaimana sih cara agar bayi terhindar dari bronkiolitis?
Bronkiolitis merupakan gangguan pernapasan yang sering mengintai bayi di bawah enam bulan. Faktanya, hingga usia dua tahun sebenarnya bayi belum sepenuhnya aman dari bahaya bronkiolitis. Yang bikin makin resah, pada musim hujan dan suhu udara rendah, kasus ini akan semakin meningkat.
Bronkiolitis merupakan infeksi pada saluran napas yang menyebabkan terjadinya radang dan penyumbatan di dalam saluran pernapasan kecil di dalam paru-paru (bronkiolus). Umumnya, penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus respiratory syncytial virus (RSV). Virus inilah yang menyebabkan peradangan pada bronkiolus.
Baca juga: Kenali 4 Fakta Penting Mengenai Bronkiolitis
Ibu harus sedikit jeli, sebab anak yang mengidap bronkiolitis akan terlihat seperti sedang pilek. Pendek kata, seperti gejala batuk ringan dan hidung meler. Tapi, gejala itu akan berkembang beberapa hari kemudian. Pada tahap inilah, anak akan lebih sering mengalami batuk kering yang disertai dengan mengi dan demam.
Awasi Penyebabnya
Sebelum mengetahui cara mencegah bronkiolitis, ada baiknya untuk mengetahui penyebabnya. Meski kebanyakan kasus ini disebabkan oleh virus respiratory syncytial virus (RSV), namun sejumlah virus lain seperti virus flu dan pilek juga bisa memicu masalah pernapasan ini. Dalam kebanyakan kasus, biasanya Si Kecil tertular virus ketika berada di dekat pengidapnya. Cara penularannya bisa melalui percikan air liur dari batuk atau bersin pengidap virus tersebut.
Tak hanya itu, penularan virus ini juga bisa melalui perantara, seperti mainan. Kok bisa? Nah, ketika barang-barang yang sudah terkontaminasi virus dipegang anak-anak, kemudian tangan mereka menyentuh mulut atau hidung, maka kemungkinan akan terjadi penularan.
Selain itu, ada pula beberapa faktor risiko atau penyebab lainnya yang bisa memicu bronkiolitis.
-
Tak mendapatkan ASI, sehingga tidak memiliki sistem imun yang baik. Pasalnya, tubuh tak akan berkembang optimal bila tidak didukung nutrisi ASI.
-
Sering terpapar asap rokok.
-
Lahir prematur.
-
Sering melakukan kontak dengan anak-anak lain.
-
Memiliki penyakit paru-paru atau jantung.
-
Berusia kurang dari tiga bulan.
Baca juga: Bayi Tanpa Asi Berpotensi terkena bronkiolitis
Amati Gejala-Gejalanya
Bronkiolitis pada anak bisa ditandai dengan berbagai gejala. Seperti:
-
Demam disertai batuk dan pilek.
-
Napas anak menjadi lebih cepat.
-
Nafsu makan anak menurun.
-
Bayi terlihat sulit bernapas dan kadang napas berbunyi “ngik ngik” (wheezing).
-
Dalam 2–3 hari batuk bisa bertambah parah, kadang disertai dengan bunyi, seperti “grok grok”.
-
Tampak mengantuk seharian dan kurang bergairah.
-
Dalam keadaan parah, bibir dan lidah, atau ujung jari tangan dan kakinya akan tampak kebiruan. Kondisi ini menandai adanya gangguan suplai oksigen di dalam aliran darah.
Tips Terhindar dari Bronkiolitis
Cara paling sederhana agar Si kecil terhindar dari bronkiolitis adalah dengan menjauhkan Si Kecil, dari orang-orang yang menunjukkan gejala penyakit tersebut atau penyakit saluran napas lainnya. Selain itu, cucilah tanganmu dan anak secara teratur agar terhindar dari penularan virus. Ketika hendak menyentuh anak atau melalui benda-benda perantara. Tak cuma itu, jangan pula ragu meminta orang lain untuk mencuci tangan mereka bila hendak menggendong Si Kecil.
Baca juga: Awas, Bronkitis Bisa Timbulkan 4 Komplikasi Ini
Bagaimana bila Si Kecil telah mengidap penyakit ini? Sebaiknya dirimu perlu meliburkan segala aktivitas yang biasa anak lakukan di luar rumah. Tujuannya untuk menghindari penularan penyakit ini ke orang lain. Rawatlah Si Kecil di rumah sampai sembuh atau mintalah bantuan medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Anak-anak yang berisiko tinggi terserang bronkiolitis (contohnya, memiliki kekebalan tubuh yang rendah, lahir prematur, dan memiliki penyakit paru atau jantung dari lahir), biasanya dokter akan menyarankan penyuntikan zat antibodi setiap bulan.
Kamu juga bisa lho mendiskusikan pendidikan seks anak dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan