Begini Cara Tepat Mendiagnosis Pneumonia Bakterial
Halodoc, Jakarta - Pneumonia merupakan infeksi yang menyerang satu atau kedua organ paru-paru sekaligus. Infeksi tersebut akan menyebabkan peradangan pada jaringan dan kantung udara dalam paru-paru, sehingga menyebabkan kantung-kantung tersebut dipenuhi dengan cairan atau nanah.
Baca juga: Apa Bedanya Pneumonia dengan Pneumonia Bakterial?
Seperti namanya, pneumonia bakterial adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Legionella pneumophila. Berikut langkah tepat mendiagnosis pneumonia bakterial!
Begini Cara Tepat Mendiagnosis Pneumonia Bakterial
Biasanya, dokter akan mendiagnosis pneumonia bakterial berdasarkan gejala yang dirasakan, serta menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi pada paru-paru. Jika pengidap dinilai mengalami pneumonia bakterial, sejumlah tes penunjang diperlukan guna memastikan diagnosis tersebut. Berikut pemeriksaan yang dilakukan.
-
Pulse oximetry, yang dilakukan dengan mengukur kadar oksigen dalam darah.
-
Rontgen dada, yang dilakukan untuk memastikan keberadaan pneumonia, serta tingkat keparahannya.
-
Tes darah, yang dilakukan untuk memastikan keberadaan infeksi.
-
Tes urine, yang dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri Streptococcus pneumonia dan Legionella pneumophila.
-
Pemeriksaan sampel dahak, yang dilakukan untuk mengetahui penyebab dari infeksi.
Bagi seseorang yang berusia di atas 65 tahun dan memiliki gejala yang lebih serius, pemeriksaan tambahan diperlukan guna memastikan diagnosis. Berikut pemeriksaan tambahan yang dilakukan:
-
CT scan, yaitu pemeriksaan yang dilakukan jika gejala pneumonia tidak kunjung sembuh. Pemeriksaan dilakukan guna melihat kemungkinan penyebab lainnya.
-
Kultur cairan pleura, yaitu pemeriksaan sampel cairan pleura yang diambil dari rongga antara iga guna mengidentifikasi penyebab infeksi.
-
Bronkoskopi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan pada jalur udara di paru-paru. Pemeriksaan yang satu ini dilakukan pada pengidap dengan gejala yang sangat parah.
Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan prosedur tersebut, kamu bisa diskusikan langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya! Tanyakan pula selengkapnya apa saja kegunaan dan efek samping dari serangkaian prosedur tersebut.
Baca juga: Kenali Lebih Dalam Tentang Bakterial Pneumonia
Apa Saja Gejala yang Tampak?
Gejala pneumonia jenis apapun dapat berkembang secara tiba-tiba atau berkembang secara perlahan selama 24 jam. Gejala ringan akan menyerupai penyakit flu yang berdurasi dengan sangat lama. Selain itu, gejala yang tampak akan meliputi:
-
Batuk kering atau batuk berdahak.
-
Kesulitan bernapas.
-
Perubahan detak jantung.
-
Demam tinggi.
-
Tidak enak badan.
-
Berkeringat dan menggigil.
-
Penurunan nafsu makan.
-
Nyeri dada.
-
Mudah merasa lelah.
-
Mual dan muntah.
Pada pengidap yang berusia di atas 65 tahun, mereka akan mengalami pneumonia tanpa disertai dengan demam. Meski demikian, pengidap akan mengalami gejala tambahan, seperti kebingungan, atau penurunan kesadaran.
Baca juga: Inilah Gejala Munculnya Pneumonia Bakterial
Penyebab dan Faktor Risiko yang Perlu Diperhatikan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pneumonia bakteri adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Legionella pneumophila. Berikut faktor risiko yang perlu diperhatikan:
-
Anak di bawah 2 tahun.
-
Lansia di atas 65 tahun.
-
Pengidap penyakit kronis, seperti asma, penyakit paru-paru kronis, serta penyakit jantung.
-
Perokok.
-
Pengidap HIV/AIDS.
-
Orang yang pernah melakukan transplantasi ginjal.
Meski terlihat membahayakan, pneumonia bakterial masih bisa dicegah dengan beberapa langkah sederhana, seperti menjalani vaksinasi, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, berhenti merokok, serta menghindari konsumsi minuman beralkohol.
Jika gejala yang muncul dibiarkan begitu saja, pneumonia bakterial akan menimbulkan komplikasi berupa bakteremia, yaitu kondisi yang terjadi saat infeksi masuk ke dalam darah. Jika dibiarkan, hal tersebut akan menyebabkan penurunan tekanan darah, peradangan dalam darah, bahkan kegagalan di sejumlah organ dalam tubuh.
Referensi:
WHO. Diakses pada 2020. Pneumonia.
NHS Choices. Diakses pada 2020. Pneumonia
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan