Begini Cara Suasana Hati Memengaruhi Kesehatan
Halodoc, Jakarta – Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Harvard Health Publishing, suasana hati dan kesehatan mental dapat memengaruhi setiap aspek kehidupan. Mulai dari kesehatan fisik sampai kesehatan secara menyeluruh.
Depresi dan masalah kesehatan mental lainnya dapat menyebabkan gangguan pencernaan, sulit tidur, kekurangan energi, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya. Ada banyak cara untuk menjaga pikiran dan suasana hati dalam kondisi optimal. Olahraga, makan sehat, dan teknik relaksasi untuk mengurangi stres seperti meditasi dapat menjaga mood tetap positif.
Baca juga: Alami Masalah Kesehatan Jiwa, Kenali Ciri-Ciri Ini
Emosi yang Tak Tersalurkan Berpengaruh pada Kesehatan
Pikiran dan emosi dapat memengaruhi kesehatan. Emosi yang bebas dan bisa diekspresikan secara alami tidak akan memengaruhi kesehatan. Namun, emosi tertekan (terutama perasaan takut atau negatif) dapat menguras energi mental, sehingga berdampak negatif pada tubuh dan menyebabkan masalah kesehatan.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali pikiran dan emosi dan menyadari pengaruhnya terhadap kesehatan fisik, perilaku, dan relasi. Sikap negatif, perasaan tidak berdaya dan putus asa dapat menciptakan stres kronis, yang dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh, menguras bahan kimia otak yang dibutuhkan untuk sensasi bahagia, dan merusak sistem kekebalan tubuh.
Stres kronis ternyata juga bisa menurunkan umur. Stres memperpendek telomere (bagian ujung dari rantai DNA yang selalu berulang), sehingga menyebabkan seseorang bisa menua lebih cepat. Kemarahan yang tidak terkelola atau tertekan juga terkait dengan banyak kondisi kesehatan, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit kardiovaskular, gangguan pencernaan, dan infeksi.
Sistem pertahanan tubuh alami manusia punya kecenderungan untuk bertahan bertahan dari ancaman dan kehilangan dalam hidup. Inilah yang menyebabkan manusia cenderung berfokus pada hal yang buruk ketimbang yang baik. Meskipun ini adalah mekanisme bertahan hidup yang baik, terlalu waspada dapat membuat seseorang frustasi dan terlalu negatif. Ini bisa jadi mengabaikan banyak kesempatan untuk lebih bersyukur.
Bagaimana Mengelola Suasana Hati
Semua orang pasti pernah mengalami suasana hati yang mellow dan tidak bersemangat. Pada umumnya, mood yang mellow ini bisa dikendalikan dan kembali membaik. Namun, jika suasana hati yang buruk berlangsung selama lebih dari dua minggu dan kamu terus-menerus merasakan sedih sepanjang waktu atau kehilangan minat pada sebagian besar aktivitas yang biasa dilakukan, besar kemungkinan kamu mengalami depresi.
Baca juga: Waspada 5 Komplikasi dari Gangguan Kepribadian Ambang
Untuk memastikannya, tanyakan saja langsung ke Halodoc. Kamu bisa menanyakan apa saja dan dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Jika suasana hati yang rendah cukup sering terjadi dan kamu tidak mengalami depresi klinis atau masalah kesehatan mental lain yang didiagnosis secara klinis, kamu mungkin perlu mencoba bentuk terapi relaksasi seperti terapi perilaku kognitif (CBT) ataupun mindfulness.
Terapi perilaku akan melibatkan bagaimana kamu memandang peristiwa dan bagaimana pemikiranmu tentang peristiwa tersebut memengaruhi suasana hati. Kamu juga bisa mencoba beberapa cara relaksasi lain untuk menjaga suasana hati tetap stabil, seperti:
Baca juga: Menyatu dengan Alam Bisa Menjaga Kesehatan Mental
1. Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai atau coba sesuatu yang baru.
2. Terhubung dengan orang yang suportif dan lakukan aktivitas menyenangkan seperti sekadar ngopi.
3. Luangkan waktu untuk menikmati hal-hal sederhana yang membuatmu nyaman, sesederhana jalan-jalan di taman atau mendengarkan musik.
4. Bergabung dengan komunitas pada minat tertentu seperti mengikuti kelas melukis atau bahasa, bisa juga bergabung dengan klub olahraga.
5. Berkontribusi pada komunitas seperti menjadi sukarelawan yang bertujuan untuk berbagi.
6. Menjaga diri seperti melakukan pijat, berenang.
7. Tantang diri dengan mencoba sesuatu yang baru seperti lari atau naik gunung.