Begini Cara Pemeriksaan Keguguran yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta – Keguguran adalah kondisi yang paling dihindari saat momen kehamilan. Itu mengapa sejak awal kehamilan, para wanita berupaya keras untuk menjaga kesehatan janin di dalam kandungan. Pasalnya, keguguran rentan terjadi saat usia hamil muda, tepatnya sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu.
Baca Juga: 3 Jenis Keguguran yang Perlu Diwaspadai
Waspada Tanda Keguguran Saat Hamil
Tanda utama keguguran adalah keluarnya darah dari vagina saat hamil muda. Darah berupa bercak kemerahan atau mengalir deras seperti saat haid. Kondisi ini sering disertai gejala fisik lain, seperti kram perut, nyeri punggung bagian bawah, serta munculnya cairan kental atau gumpalan jaringan dari vagina.
Terdapat tiga jenis tanda keguguran pada wanita hamil yang perlu diwaspadai, antara lain:
-
Keguguran yang tidak bisa dihindari (abortus insipiens). Pada kasus ini, janin belum keluar dari kandungan, tapi wanita hamil sudah mengalami perdarahan dan pembukaan jalan lahir;
-
Keguguran yang masih bisa diselamatkan (abortus imminens). Kondisi ini disebut juga ancaman keguguran. Tandanya muncul flek darah pada trimester pertama;
-
Keguguran tidak lengkap (abortus inkomplit), jaringan janin keluar sebagian dari rahim;
-
Keguguran lengkap (abortus komplit), jika jaringan janin sudah keluar seluruhnya dari rahim.
Kamu dianjurkan untuk bicara pada dokter Halodoc jika kamu mengalami tanda mirip keguguran, terutama pada awal kehamilan. Jika keluarnya jaringan darah pada vagina disertai gejala lain, seperti demam, muntah, keputihan, dan nyeri saat buang air kecil, segera buat janji dengan dokter kandungan secara online di rumah sakit pilihan di sini.
Baca Juga: Ketahui Tentang Keguguran yang Rentan di Awal Kehamilan
Pemeriksaan Medis untuk Diagnosis Keguguran
Ketika wanita hamil mengalami tanda keguguran, dokter menanyakan gejala yang muncul dan melakukan pemeriksaan fisik untuk menetapkan diagnosis. Pemeriksaan USG juga dilakukan untuk memastikan kemungkinan terjadinya keguguran pada wanita hamil. Sementara tes darah diperlukan untuk pemeriksaan kadar hormon HCG dalam darah.
Bagaimana jika keguguran terjadi secara berulang? Dokter melakukan beberapa pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya, yaitu:
-
Pemeriksaan USG transvaginal, dokter memeriksa kondisi rahim secara mendetal untuk mendeteksi adanya kelainan;
-
Pemeriksaan gen, bertujuan untuk memeriksa adanya kelainan genetik pada wanita hamil dan pasangan;
-
Tes darah untuk memeriksa adanya gangguan yang menyebabkan keguguran, seperti gangguan hormon, penggumpalan darah, dan infeksi.
Diagnosis keguguran harus dilakukan sesegera mungkin. Pasalnya, keguguran berisiko menimbulkan infeksi akibat sisa jaringan tubuh janin yang masih tertinggal di dalam rahim. Kondisi ini dikenal dengan abortus septik, gejalanya berupa demam, menggigil, keputihan, dan perut bagian bawah mengeras. Tertinggalnya jaringan plasenta (ari-ari) di dalam rahim juga berisiko menyebabkan perdarahan yang memicu anemia hingga syok anafilaksis.
Baca Juga: Ibu Hamil, Wajib Tahu Penyebab dan Tanda Keguguran
Keguguran Saat Awal Kehmilan Bisa Dicegah
Meski menakutkan, sebenarnya keguguran saat hamil bisa dicegah. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko keguguran pada awal kehamilan:
-
Menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang. Saat hamil, kamu membutuhkan lebih banyak kalori dan nutrisi tertentu guna menunjang tumbuh kembang janin di dalam kandungan.
-
Berhenti merokok, tidak minum alkohol, dan tidak menyalahgunakan obat-obatan terlarang.
-
Mendapat vaksin sesuai anjuran dokter untuk mencegah infeksi penyakit yang berpotensi mengganggu tumbuh kembang janin.
-
Menangani faktor risiko keguguran yang sudah terdeteksi sejak awal kehamilan. Misalnya, suntik obat pengencer darah jika kamu mengidap sindrom antifosfolipid saat hamil.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan