Begini Cara Mengenali Perbedaan Gejala DBD dan Corona
“Demam berdarah atau DBD dan infeksi virus corona (COVID-19) memiliki gejala utama yang mirip, yaitu demam. Keduanya sama-sama tidak boleh disepelekan, karena bisa berakibat fatal bila tidak ditangani. Jadi, penting untuk memahami perbedaan gejala DBD dan corona.”
Halodoc, Jakarta - Pandemi COVID-19 yang tak kunjung berakhir sangat menyita perhatian. Padahal, ada banyak penyakit lain yang juga perlu diwaspadai, seperti demam berdarah atau DBD. Memahami bedanya gejala DBD dan corona atau infeksi COVID-19 pun penting, karena keduanya sama-sama menyebabkan demam.
Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa per 14 Juni 2021, total kasus DBD di Indonesia meningkat hingga 16.320 kasus, dibanding pada 30 Mei yang hanya 9.903 kasus. Tentunya, sama seperti COVID-19, DBD tidak boleh disepelekan, karena bisa berakibat fatal.
Baca juga: 5 Gejala DBD yang Tidak Boleh Diabaikan
Bedanya Gejala DBD dan Corona
Melansir Kids Health, demam yang terjadi akibat demam berdarah umumnya terjadi selama beberapa hari dengan suhu tubuh dapat mencapai 40 derajat Celcius. Selain itu, demam yang dialami akibat demam berdarah disertai dengan gejala lain, seperti:
- Nyeri otot.
- Nyeri sendi.
- Sakit kepala.
- Perdarahan pada area gusi.
- Mimisan.
- Muncul bintik-bintik kemerahan pada kulit hingga memar.
Paparan infeksi virus corona juga menyebabkan pengidapnya mengalami demam. Namun, menurut Centers for Disease Control and Prevention, gejala lainnya saat mengidap COVID-19, yaitu:
- Sakit kepala.
- Sakit tenggorokan.
- Mual dan muntah.
- Batuk kering.
- Nyeri dada.
- Sesak napas.
Jika mengalami gejala tersebut, kamu bisa bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu ke luar rumah. Kamu juga bisa melakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat apabila butuh penanganan lebih lanjut. Mengetahui lebih dini infeksi virus corona dalam tubuh membantu menekan angka penyebaran dan penularan COVID-19.
Baca juga: Waspada DBD, Jangan Biarkan Air Menggenang
Itulah perbedaan gejala DBD dan corona. Demam yang tinggi selama beberapa hari perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan tes darah. Sebaiknya lakukan isolasi mandiri jika kamu mengalami beberapa gejala tersebut untuk hentikan penyebaran baik virus corona maupun penyakit DBD yang bisa mengakibatkan komplikasi berbahaya untuk kesehatan.
Lebih Lanjut Seputar DBD dan COVID-19
Penyakit demam berdarah terjadi ketika seseorang mengalami paparan infeksi virus dengue yang dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. DBD bisa menyebabkan pembuluh darah mengalami kerusakan dan bocor. Kerusakan dan kebocoran pada pembuluh darah menyebabkan penurunan kadar trombosit.
Sementara itu, virus corona menginfeksi pernapasan pengidapnya. Pada beberapa kondisi, virus corona menyebabkan pengidapnya mengalami infeksi pernapasan ringan. Pada beberapa kondisi lainnya, virus corona menyebabkan infeksi pernapasan yang cukup berat pada bagian paru-paru. Berbeda dengan DBD, virus corona mudah menular melalui droplets saat pengidapnya batuk, bersin, atau bahkan berbicara.
Baca juga: 10 Fakta Virus Corona yang Wajib Diketahui
Tingginya angka DBD di tengah pandemi virus corona meningkatkan risiko infeksi ganda akibat penyakit DBD dan infeksi virus corona. Hal ini diungkapkan oleh dr. Siti Nadia Tarmizi, MEpid, sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, provinsi yang mengalami kasus COVID 19 tertinggi ternyata juga memiliki angka yang tinggi dalam kasus DBD.
Baik DBD atau virus corona sama-sama menyebabkan pengidapnya mengalami demam di awal paparan infeksi virus. Namun, kenali beberapa perbedaan lain dari gejala DBD maupun virus corona agar segera mendapatkan penanganan.