Begini Cara Mencegah Nekrolisis Epidermal Toksik

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   09 Oktober 2019
Begini Cara Mencegah Nekrolisis Epidermal ToksikBegini Cara Mencegah Nekrolisis Epidermal Toksik

Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar istilah nekrolisis epidermal toksik sebelumnya? Kondisi ini merupakan gangguan kulit yang dapat menyebabkan pengidap kehilangan nyawanya. Pasalnya, pengidap kondisi ini akan kehilangan lapisan luar kulit yang membuat kulit terlihat, seperti mengalami luka bakar dengan luka lepuh yang tersebar ke seluruh tubuh. Akibatnya, pengidap akan kehilangan 30 persen dari total kulitnya keseluruhan.

Baca juga: Selain Kulit, Nekrolisis Epidermal Toksik Serang Bagian Ini

Begini Cara Mencegah Nekrolisis Epidermal Toksik

Tidak semua kasus nekrolisis epidermal toksik dapat dicegah. Apalagi, jika seseorang memiliki riwayat alergi terhadap suatu zat atau obat tertentu. Dalam hal ini, satu-satunya pencegahan adalah dengan menghindari paparan zat yang dapat mengakibatkan alergi untuk membantu menurunkan risiko nekrolisis epidermal toksik.

Jika sebelumnya kamu tidak memiliki alergi apapun dan muncul reaksi alergi setelah mengonsumsi obat atau zat tertentu, segera membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc untuk mendapat penanganan dengan tepat. Pasalnya, gejala yang dibiarkan akan menimbulkan komplikasi parah, seperti kehilangan nyawa.

Baca juga: Ini 3 Fakta Seputar Nekrolisis Epidermal Toksik

Nekrolisis Epidermal Toksik, Apa Gejala yang Ditimbulkan?

Gejala biasanya akan muncul setelah beberapa jam seseorang mengonsumsi obat atau zat tertentu. Gejala awal yang muncul dapat berupa demam, batuk, pilek, nyeri otot, nyeri sendi, tidak nafsu makan, mual, dan muntah. Selain itu, gejala biasanya akan muncul disertai dengan rasa gatal pada kulit dan mata yang memerah. Gejala-gejala yang muncul dapat terjadi selama 1–21 hari.

Setelah gejala awal muncul, selanjutnya akan muncul lesi di mulut yang terlihat seperti sariawan. Pada tahap ini, pengidap akan merasakan nyeri dan adanya sensasi rasa terbakar. Selain itu, mata yang terlihat memerah akan mulai terasa kering dan mengacaukan penglihatan, karena adanya gangguan pada kornea mata.

Pada tahap selanjutnya, akan muncul gejala pada kulit. Gejala ini akan diawali dengan kulit yang terasa perih, nyeri, kemerahan, dan terasa hangat jika diraba. Kemudian, akan muncul bintik-bintik kemerahan di kulit. Bintik-bintik ini akan tampak seperti campak yang sewaktu-waktu dapat berubah menjadi lenting-lenting yang berisi cairan. 

Baca juga: Perlu Diwaspadai, Ini Penyebab Nekrolisis Epidermal Toksik

Gejala yang dibiarkan begitu saja akan menimbulkan komplikasi nekrolisis epidermal toksik yang dapat berujung pada kehilangan nyawa. Komplikasi yang terjadi biasanya dapat berupa:

  • Sepsis, yaitu komplikasi berbahaya akibat adanya infeksi pada tubuh. Komplikasi ini akan mengakibatkan turunnya tekanan darah dengan drastis, sehingga terjadi kerusakan pada sebagian organ tubuh. Sepsis akan muncul ketika sistem kekebalan tubuh tidak dapat melawan infeksi.

  • Kegagalan organ yang ditandai dengan rusaknya fungsi organ ginjal, hati, otak, jantung, dan paru-paru dalam menjalankan fungsi normalnya.

  • Acute respiratory distress syndrome (ARDS), yaitu masalah yang terjadi pada paru-paru, ketika adanya cairan yang menumpuk di dalam paru-paru, sehingga menyebabkan kegagalan bernapas dan rendahnya kadar oksigen dalam darah. Kondisi ini dapat mengancam nyawa, karena organ penting dalam tubuh tidak mendapat cukup asupan oksigen.

Komplikasi kehilangan nyawa akan lebih tinggi jika seseorang berusia di atas 40 tahun, luas permukaan tubuh yang mengalami nekrolisis epidermal toksik lebih dari 10 persen, memiliki gula darah tinggi, serta mengidap kanker. Untuk itu, seseorang yang memiliki kondisi-kondisi tersebut, disarankan untuk segera mendiskusikan dengan dokter jika memiliki serangkaian gejalanya, agar terhindar dari komplikasi yang membahayakan.

Referensi:
Drugs.com. Diakses pada 2019. Toxic Epidermal Necrolysis. 
NCBI. Diakses pada 2019. Toxic Epidermal Necrolysis.