Begini Cara Membangun Komunikasi dengan Remaja
Halodoc, Jakarta – Sudah menjadi rahasia umum, orangtua sering kali merasa kesulitan untuk membangun komunikasi dengan remaja. Bukan tanpa alasan, seiring bertambahnya usia mungkin jarak yang ada antara anak dan orangtua menjadi semakin besar. Bagi orangtua, hal ini bisa terjadi karena merasa terkejut dan merasa terjadi perubahan pada anak. Sementara remaja sering kali menganggap orangtua tidak bisa memahami dan mengerti apa yang diinginkannya. Hal ini yang bisa memicu jurang antara orangtua dan remaja semakin besar.
Namun jangan khawatir, ada beberapa tips yang bisa coba diterapkan untuk memperbaiki masalah komunikasi yang ada. Hal yang penting untuk dipahami adalah penting untuk mengetahui perasaan antara anak dan orangtua. Bagi orangtua, sangat penting untuk memandang remaja sebagai individu yang memiliki pemikiran sendiri. Hal ini yang menjadi alasan bahwa cara komunikasi orangtua selalu benar dan “lakukan semua hal seperti yang orangtua katakan” sudah tidak cocok untuk diterapkan.
Baca juga: Pola Asuh yang Tepat Agar Remaja Lebih Terbuka
Tips Komunikasi dengan Remaja untuk Orangtua
Sulitnya komunikasi antara remaja dan orangtua bisa terjadi karena beberapa alasan. Bisa saja, ayah dan ibu merasa sudah tidak bisa mengatur atau tidak lagi mengenal anak. Hal yang perlu dipahami, seiring bertambahnya usia, Si Kecil tentu akan memiliki pemikiran sendiri dan mengharapkan dukungan dari kedua orangtua. Hal itu yang sering disalahartikan sebagai tindakan membangkang. Padahal, jika ayah dan ibu berusaha untuk lebih memahami remaja, komunikasi yang baik mungkin bisa dibangun.
Ada beberapa tips yang bisa dicoba untuk membangun komunikasi dengan remaja, di antaranya:
1.Dengarkan
Salah satu kunci komunikasi lancar adalah mau mendengarkan. Remaja cenderung memiliki keinginan untuk menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakan. Maka dari itu, ayah dan ibu bisa coba untuk memberi waktu dan dengarkan apa yang disampaikan.
2.Jangan Dimarahi
Bangunlah sebuah percakapan dua arah, bukannya “ceramah” dari orangtua dan mengharuskan remaja untuk sebatas mendengarkan. Alih-alih komunikasi lancar, hal ini malah bisa membuat anak semakin merasa dihakimi. Tidak hanya itu, orangtua juga mungkin akan merasa lelah dan berujung pada mengeluh bahwa remaja tidak bisa diajak bicara.
Baca juga: Remaja Lebih Rentan Terganggu Psikologisnya, Benarkah?
3.Jangan Menyerang
Mungkin saja remaja melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginan orangtua. Meski begitu, bukan berarti ayah dan ibu boleh menyerang dan menyalahkan anak karena hal itu. Hindari kebiasaan memandang remaja tidak mengerti apa-apa, hanya karena dia belum memiliki pengalaman atau kemampuan seperti yang dimiliki orangtua. Perlu diingat, orangtua tidak selalu benar dan anak tidak melulu salah.
4.Hormati Pendapat Remaja
Orangtua juga disarankan untuk menunjukkan rasa hormat (respect) terhadap pendapat yang diutarakan remaja. Dengan begitu, komunikasi yang lancar bisa lebih mudah dibangun.
5.Sederhanakan Masalah
Sebaiknya, hindari memperbesar masalah hanya karena orangtua dan remaja memiliki pendapat yang berbeda. Jadikan komunikasi lebih simpel dan sederhana, dan cobalah untuk saling mengerti. Jika memang remaja atau anak melakukan kesalahan, sampaikanlah dengan cara yang bisa diterima dengan baik. Orangtua mungkin pernah mengalami menjadi remaja yang selalu diceramahi dan merasa tidak nyaman. Tentu ayah dan ibu tidak ingin anak merasakan hal yang sama, bukan?
6.Jadi Diri Sendiri
Komunikasi yang lancar memang didasari dengan rasa saling mengerti, tapi itu bukan alasan untuk berpura-pura. Orangtua tidak perlu mencoba untuk menjadi teman atau anak usia remaja. Ayah dan ibu adalah orang dewasa, dan bertindaklah sebagai orang dewasa.
Baca juga: Pengaruh Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja
Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter? Pakai aplikasi Halodoc saja. Lebih mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!