Begini Cara Kudis Ditularkan ke Orang Lain
Halodoc, Jakarta - Disebut juga dengan scabies, penyakit kudis merupakan gangguan kesehatan kulit yang terjadi karena berkumpulnya tungau jenis Sarcoptes scabiei pada kulit bagian luar. Penumpukan tungau membuat hewan satu ini tinggal dan bertelur dalam kulit manusia. Kondisi ini mengakibatkan kulit yang terinfeksi berwarna kemerahan dan tampak, seperti mengalami iritasi.
Kamu perlu tahu bahwa kudis termasuk gangguan kesehatan yang menular. Ini artinya, sangat penting untuk mengetahui bagaimana penyakit ini menular, gejalanya, hingga tindakan penanganan yang bisa dilakukan agar tidak berdampak pada komplikasi serius.
Baca juga: Waspada Tungau yang Sebabkan Kudis dan Gatal Kulit
Bagaimana Kudis Ditularkan?
Sebenarnya, ada dua cara penularan penyakit kudis, yaitu:
- Penularan Secara Tidak Langsung
Penukaran kudis secara tidak langsung terjadi melalui pemakaian barang atau benda dari pengidap penyakit kudis secara bergantian. Ini termasuk tempat tidur dan selimut.
- Penularan Secara Langsung
Kontak fisik dengan pengidap penyakit kudis akan meningkatkan risiko terjadinya penularan. Kontak langsung ini juga termasuk berjabat tangan, berpelukan, dan berhubungan intim dengan orang yang mengidap penyakit kudis.
Risiko penularan penyakit kudis yang terjadi karena kontak langsung memang lebih tinggi. Akan tetapi, kamu juga perlu mengetahui bahwa penularan penyakit kulit ini terjadi jika terus dilakukan kontak langsung dalam waktu lama. Ketika ada seseorang yang mengidap penyakit ini, bukan tidak mungkin lingkungan tempat tinggalnya juga memiliki risiko tinggi mengalami kondisi serupa.
Baca juga: Ketahui Penyebab Terjadinya Penyakit Kudis
Seperti di dalam satu keluarga, panti asuhan atau asrama, pusat olahraga, dan penjara. Tempat-tempat tersebut memiliki intensitas kontak fisik yang terbilang tinggi untuk menularkan penyakit kudis. Lalu, bagaimana dengan penularannya terhadap hewan?
Memang benar, banyak yang beranggapan bahwa kudis yang menyerang hewan sangat berisiko menular pada manusia atau bersifat zoonosis. Nyatanya, disebutkan bahwa kudis yang menyerang hewan tidak menular pada manusia karena jenis tungau yang berbeda. Jika Sarcoptes scabei menyebabkan kudis pada manusia, jenis tungau yang menyebabkan kudis pada hewan adalah Notoedres cati.
Kenali Sejak Dini Gejala Penyakit Kudis
Rasa gatal yang terjadi pada kulit menjadi tanda awal munculnya penyakit kudis. Rasa gatal akan memburuk pada malam hari. Selain itu, akan muncul juga ruam pada bagian permukaan kulit. Jenisnya pun sangat beragam, misalnya berupa bintik seperti jerawat atau lepuhan yang diikuti dengan munculnya sisik.
Baca juga: 6 Cara mengobati Penyakit Kudis di Rumah
Ruam ini akan lebih mudah ditemui pada bagian tubuh tertentu, seperti area sekitar payudara, ketiak, telapak kaki, pergelangan tangan, sela jari, leher, dan wajah. Jika kamu mendapati gejala ini terjadi pada tubuhmu, kamu bisa menanyakan pada dokter penanganan yang tepat melalui aplikasi Halodoc.
Nantinya, dokter akan meresepkan obat untuk membantu meredakan gejala yang kamu alami. Guna mencegah terjadinya penularan, kamu bisa membeli semua obat tersebut melalui layanan pharmacy delivery yang turut tersedia di aplikasi Halodoc. Jadi, tidak perlu keluar rumah.
Nah, agar kamu terhindar dari penyakit kulit ini, sudah pasti kamu harus menghindari kontak langsung maupun tidak langsung dengan pengidap kudis. Jangan lupa, selalu jaga kebersihan tubuh, benda-benda, dan area sekitar.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Scabies.
WebMD. Diakses pada 2021. Scabies.
Medical News Today. Diakses pada 2021. What does scabies look like?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan