Begini Cara Kerja Otak saat Mengalami Night Terror
Halodoc, Jakarta - Pernah mengalami mimpi buruk yang membuat kamu menjerit, panik, dan berkeringat? Bisa jadi itu gejala night terror. Ya, hal ini termasuk dalam gangguan kesehatan, kok. Namanya sindrom night terror, yaitu gangguan tidur yang muncul pada beberapa jam pertama setelah tertidur, dan membuat pengidapnya terbangun dalam kondisi panik dan berkeringat.
Setelah pengidap benar-benar terbangun, ia hanya bisa mengingat gambaran yang mengerikan atau sama sekali tidak mengingat apa-apa. Gangguan tidur ini sering terjadi bersamaan dengan tidur sambil berjalan. Seperti halnya sleepwalking, night terror dianggap sebagai parasomnia (suatu kejadian yang tidak diinginkan selama tidur).
Baca juga: Kelelahan Bisa Sebabkan Night Terror, Benarkah?
Sindrom night terror ini sebenarnya sangat langka dan biasanya hanya terjadi di kalangan anak-anak berumur 3-12 tahun. Sebagian besar mengalaminya ketika dalam masa pertumbuhan. Gangguan saat tidur ini juga bisa terjadi pada orang dewasa, tetapi tidak sebanyak atau sesering yang dialami anak-anak. Hal ini biasanya disebabkan oleh suatu gejala-gejala psikologi atau kondisi medis tertentu.
Gejala yang Muncul
Selama seseorang mengalami gangguan tidur ini, akan banyak gejala yang muncul. Misalnya ketika tidur tiba-tiba akan menjerit, tiba-tiba langsung berdiri atau duduk dari yang sebelumnya berada dalam posisi tidur. Setelah beberapa menit, atau kadang-kadang lebih lama ketika terbangun, pengidap bisa kembali tenang dan tidur lagi.
Berikut beberapa tanda-tanda gangguan night terror yang akan dialami pengidapnya ketika tidur:
- Menjerit atau berteriak ketika tidur.
- Menendang atau menonjok secara tidak sadar.
- Berkeringat dan napasnya juga berat (terengah-engah).
- Sulit untuk dibangunkan, tapi ketika bangun malah bingung.
- Sulit untuk ditenangkan.
- Matanya akan menatap terbelalak meski kondisinya masih tertidur
- Beranjak dari tempat tidur dan berjalan di sekitar rumah secara tidak tersadar
Baca juga: Anak Rentan Terserang Night Terror, Ini Penyebabnya
Disebabkan oleh Gangguan Sistem Saraf Pusat di Otak
Night terror biasanya disebabkan oleh gairah dari sistem saraf pusat (SSP) saat tidur yang berlebih. Hal ini bisa terjadi karena SSP (yang mengatur tidur dan bangun aktivitas otak) masih bekerja saat penderita sudah terlelap. Bahkan nyatanya, beberapa anak-anak 80 persen lebih positif mengalami gangguan tidur ini kalau memang orangtuanya juga mengalaminya, jadi seperti gangguan yang menurun.
Namun, night terror bisa juga disebabkan oleh:
- Tubuh terasa lelah dan sedang mengalami kondisi kesehatan yang terganggu.
- Sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
- Tidur di lingkungan baru atau sedang jauh dari rumah (biasanya terjadi pada anak-anak).
Harus Bagaimana?
Kalau memang kamu sudah pernah mengalami night terror sebelumnya, mengondisikan ruangan untuk jauh dari benda-benda tajam dan berbahaya adalah hal yang perlu dilakukan. Mengingat sikap agresif yang dihasilkan pada gangguan tidur ini bisa berujung anarkis.
Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meredakan gangguan teror tidur:
- Sebelum tidur, hindari mengonsumsi kafein, makanan atau minuman yang mengandung gula, hindari pula menatap layar handphone berjam-jam. Hal-hal tersebut bisa menyebabkan gangguan tidur terjadi.
- Buatlah waktu tidur menjadi konsisten, atur waktu kapan harus tidur dan kapan harus bangun.
Baca juga: 3 Cara agar Anak Terhindar dari Night Terror
Itulah sedikit penjelasan tentang night terror. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan