Bedakan Gejala Tipes dan DBD pada Anak
Halodoc, Jakarta – Setiap penyakit punya kemiripan maupun perbedaan gejala. Namun, terkadang gejala awal penyakit terlalu umum, sehingga sulit dibedakan dengan gejala penyakit lainnya. Seperti gejala tifus atau tipes dan DBD, keduanya punya kemiripan gejala, seperti demam tinggi dan badan lemas.
Oleh sebab itu, tidak sedikit orang yang salah menduga demam DBD adalah tifus, begitu juga sebaliknya. Meskipun punya kemiripan, kedua penyakit ini tentu punya perbedaan. Agar ibu tidak keliru dalam menduga sakit yang diidap Si Kecil, berikut perbedaan antara gejala tifus dan gejala demam berdarah.
Baca Juga : 5 Gejala DBD yang Tak Boleh Diabaikan
Perbedaan Gejala Tifus dan Gejala DBD
Dikutip dari WebMD, tifus dan DBD punya gejala khas yang mirip, yaitu demam tinggi. Kalau Si Kecil mengalami demam yang sangat tinggi bisa jadi ia mengidap di antara kondisi tersebut. Meskipun begitu, ibu harus tahu perbedaan gejala tifus dan DBD agar Si Kecil mendapat perawatan yang tepat. Berikut sejumlah perbedaan yang perlu ibu ketahui:
- Gejala DBD
Demam dari penyakit DBD ditandai dengan suhu tinggi yang berlangsung sepanjang hari. Hal yang membedakannya dengan gejala tifus, DBD disertai munculnya bintik merah di bawah kulit akibat pendarahan. Apabila bintik ini ditekan, bintik merah tersebut tidak akan pudar. Selain bintik merah, DBD juga sering menyebabkan pengidapnya mimisan dan perdarahan ringan pada gusi.
Selain mimisan, DBD terkadang menyebabkan nyeri otot, sendi, dan tulang. Nyeri ini umumnya mulai terasa setelah demam terjadi. DBD juga dapat menimbulkan gejala sakit kepala parah, mual, dan muntah. DBD adalah tipe penyakit musiman. Jadi, penyakit ini biasanya sering mewabah saat musim penghujan. Selama musim penghujan, lingkungan cenderung lembap dan banyak genangan air yang cocok untuk tempat perkembangbiakan jentik-jentik nyamuk.
DBD cenderung membuat pengidapnya rentan mengalami syok. DBD sering dianggap sebagai penyakit mematikan jika tidak segera ditangani dengan benar. Alasannya, komplikasi yang dapat disebabkan DBD adalah kerusakan pembuluh darah, sehingga dapat menyebabkan perdarahan. Ketika kondisinya tidak segera ditangani, DBD dapat menyebabkan kegagalan sistem organ dalam yang berujung kematian.
Melihat DBD merupakan penyakit yang perlu penanganan segera, ibu wajib mengetahui pertolongan pertama untuk Si Kecil saat mengalami gejala awal DBD sebelum ia dilarikan ke rumah sakit. Untuk mengetahuinya, ibu dapat bicara dengan dokter melalui aplikasi Halodoc kapan saja dan di mana.
Baca Juga : Waspadai Demam Naik Turun, Tanda Gejala 3 Penyakit Ini
- Gejala Tifus
Si Kecil yang mengalami tifus biasanya ditandai dengan demam yang naik turun dan berpola waktunya. Demam tinggi biasanya terjadi di malam hari dan turun dengan sendirinya pada pagi hari. Tifus juga menimbulkan bintik merah, tetapi bintik merah ini bukan disebabkan karena pendarahan melainkan akibat infeksi dari bakteri Salmonella. Jika bintik merah ditekan, maka bintik tersebut akan pudar.
Berbeda dengan DBD, tifus bukan penyakit musiman dan bisa terjadi sepanjang tahun. Alasannya, munculnya tifus disebabkan oleh kebersihan lingkungan yang tidak dijaga dengan baik. Selain itu, tifus ditandai dengan sakit perut, diare sampai sembelit. Ini merupakan perbedaan gejala yang paling menonjol di antara tifus dan DBD. Tifus merupakan penyakit yang menyerang saluran pencernaan, sehingga gejalanya tidak jauh-jauh dari masalah pencernaan.
Tifus jarang menyebabkan syok, kecuali jika kondisinya tidak ditangani sampai menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang dapat disebabkan oleh penyakit tifus adalah perforasi usus atau usus berlubang. Ketika komplikasi ini terjadi, isi usus dapat bocor ke perut dan menimbulkan infeksi. Rongga perut yang terinfeksi berisiko menyebabkan peritonitis, yaitu infeksi pada jaringan yang melapisi bagian dalam perut.
Baca Juga : Sudah Sembuh, Gejala Tipes Bisa Datang Lagi?
Apabila Si Kecil mengalami demam tinggi, ibu perlu mencari tahu gejala-gejala lainnya untuk memastikan apakah Si Kecil mengidap DBD dan tifus. Namun, ketika demam tinggi sudah terjadi, sebaiknya bawa Si Kecil ke rumah sakit atau klinik terdekat agar ia mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter. Sebab, terjadinya demam tinggi, terutama pada anak-anak bisa memberikan dampak serius bila tidak ditangani segera.
Referensi :
WebMD. Diakses pada 2020. Dengue fever.
WebMD. Diakses pada 2020. Typhoid fever.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan