Bayi Terus Menyusu, Kenali Gejala Cluster Feeding
Halodoc, Jakarta - Bayi yang baru lahir normalnya akan menyusu setiap dua atau tiga jam sekali. Namun, berbeda dengan cluster feeding. Si Kecil dengan cluster feeding akan menyusu setiap satu jam sekali atau bahkan setengah sekali. Sama seperti anak-anak dan orang dewasa, bayi pun memiliki kebiasaan makan dan minum dalam porsinya masing-masing.
Meskipun bayi hanya mengonsumsi makanan dan minuman dan bentuk ASI ibu, tetapi bayi juga memiliki nafsu makan yang berbeda-beda. Pada dasarnya, jam makan dan porsi menyusui bayi dapat diprediksi sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan. Namun, ketika nafsu menyusu bayi begitu tinggi dan terlihat terus kelaparan, hal ini disebut dengan cluster feeding.
Baca juga: 4 Gangguan Kesehatan yang Sering Dialami Ibu Menyusui
Gejala Cluster Feeding yang Membuat Bayi Terus Menyusu
Cluster feeding yang terjadi pada bayi memang sekilas tidak mudah untuk diidentifikasi, karena kebiasaan makan dan tidur bayi yang masih berubah-ubah. Namun, ketika Si Kecil mengalami cluster feeding, gejala dapat ditandai dengan:
-
Bayi yang terus menangis sampai disusui.
-
Bayi berusia beberapa hari atau beberapa minggu.
-
Bayi menunjukkan tanda kelaparan yang tidak bisa, seperti menangis sampai meronta.
-
Bayi ingin terus-menerus menyusu secara berkala dalam jeda waktu yang singkat.
Meski lebih banyak menyusu, tetapi kebiasaan buang air besar dan kecil masih akan tetap sama seperti biasanya. Cluster feeding biasanya terjadi ketika malam hari. Pada bayi yang berusia di atas 6 bulan, cluster feeding bisa saja terjadi, dan merupakan tanda jika Si Kecil sedang mengalami pertumbuhan gigi.
Jika ibu menemui tanda dan gejalanya, segera diskusikan dengan dokter anak di aplikasi Halodoc untuk menentukan langkah yang harus ibu lakukan. Apalagi, jika Si Kecil mengalami perubahan pada buang air besar atau kecil yang disebabkan oleh pola menyusui yang terlalu sering.
Baca juga: Kondisi Medis yang Membuat Ibu Tidak Dapat Menyusui
Apa yang Menjadi Penyebab dari Cluster Feeding?
Sampai saat ini, belum ditemukan apa yang menjadi penyebab pasti dari cluster feeding. Namun, seringnya bayi menyusu diduga disebabkan oleh ukuran perut bayi yang berkembang dengan cepat selama beberapa bulan pertama. Umumnya cluster feeding terjadi saat malam hari dan tidak terjadi berulang kali. Ibu tidak perlu khawatir.
Si Kecil Mengalami Cluster Feeding, Ibu Perhatikan Hal Ini
Meskipun cluster feeding merupakan hal yang normal terjadi pada Si Kecil dan tidak berdampak apapun bagi kesehatannya, tetapi ibu perlu memeriksakan pada dokter anak jika Si Kecil mengalami sejumlah gejala, seperti:
-
Tidak mengalami pertambahan berat badan.
-
Jarang buang air besar dan kecil.
-
Muntah setelah menyusu.
Selain tanda-tanda tersebut, tidak ada yang perlu ibu khawatirkan. Pasalnya, bayi akan menyusu dalam waktu yang sering. Perhatikan juga jika Si Kecil memiliki gejala, seperti penyakit kuning, penurunan berat badan, serta melemahnya tanda-tanda vital pada tubuh. Hal ini bisa saja terjadi karena bayi tidak menerima cukup makanan saat menyusu.
Baca juga: Ibu Menyusui Alami Konstipasi, Ini 6 Hal yang Jadi Penyebabnya
Jika Si Kecil sampai mengalami kekurangan asupan makanan, kondisi tersebut akan mengarah pada komplikasi yang membahayakan, seperti dehidrasi, hingga terjadinya kerusakan otak yang dapat terjadi secara permanen. Jadi, perlu ibu ketahui bahwa cluster feeding merupakan hal yang wajar terjadi dan tidak membahayakan Si Kecil. Terlebih lagi, ASI merupakan makanan utama bagi Si Kecil yang belum membutuhkan makanan pendamping.
Referensi:
Pregnancy Birth and Baby. Diakses pada 2019. Cluster Feeding.
What to Expect. Diakses pada 2019. Cluster Feeding.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan