Bayi Mulai MPASI, Bolehkah Tambahkan Garam?
Halodoc, Jakarta – Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Babycenter, tidak perlu menambahkan garam ke makanan MPASI. Bayi hanya membutuhkan sedikit garam, kurang dari 1 gram sehari sampai mereka berusia 12 bulan.
Sebelum bayi berusia enam bulan, bayi akan mendapatkan semua natrium yang dibutuhkan dari ASI atau susu formula bayi. Setelah bayi mulai mengonsumsi makanan padat di usia enam bulan, ibu juga tidak perlu menambahkan garam ke makanan bayi buatan sendiri atau makanan bayi komersial, bahkan jika rasanya hambar. Informasi selengkapnya mengenai aturan MPASI di bawah ini!
Kenapa Tidak Boleh Menambah Garam
Sejatinya balita juga hanya membutuhkan sedikit garam. Setelah ulang tahun pertama bayi, jumlah maksimum garam harian yang disarankan untuknya sampai ia berusia tiga tahun adalah 2 gram per hari.
Berhati-hatilah untuk tidak memberikan makanan siap saji kepada bayi yang tidak dibuat khusus untuk bayi. Makanan seperti sereal sarapan dewasa dan saus pasta bisa mengandung banyak garam.
Baca juga: Ini Jenis Makanan yang Cocok untuk Awal MPASI
Makanan bayi komersial, seperti sereal bayi dan produk makanan cepat saji, memiliki kandungan garam rendah, karena garam tidak ditambahkan selama pemrosesan. Sangat penting untuk membedakan makanan bayi dengan makanan untuk balita dan anak yang lebih besar.
Makanan untuk balita dan anak-anak yang lebih besar bisa diproses dan boleh memiliki kandungan garam yang lebih tinggi—makannya tidak cocok untuk bayi. Butuh rekomendasi MPASI bayi, tanyakan langsung di Halodoc.
Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk orangtua. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor orangtua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.
Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh
Setelah mengetahui informasi di atas, berikut ini makanan makanan olahan tinggi garam, yang tidak disarankan untuk diberikan ke bayi:
- Makanan siap saji anak dan dewasa.
- Pai.
- Biskuit.
- Sup.
- Saus.
- Pizza.
- Daging asap.
- Keripik.
Sebagai gantinya, berikan bayi makanan yang sehat dan rendah garam, seperti:
- Buah.
- Sayuran dan salad.
- Daging biasa.
- Ayam dan ikan segar.
- Telur.
- Lentil dan kacang polong.
- Susunya.
Beberapa sayuran kaleng memiliki garam ditambahkan ke dalamnya, jadi periksa label makanan sebelum memberikan kepada anak. Nasi dan pasta kering juga rendah garam, asalkan ibu tidak menambahkan garam ke air rebusan.
Baca juga: Ibu Baru, Begini Cara Memandikan Bayi Baru Lahir
Jika ibu terbiasa membaca label makanan, ibu akan segera mengetahui makanan apa yang terbaik untuk bayi. Lihatlah angka untuk mengetahui kandungan garam per 100 gramnya. Garam juga ditulis sebagai natrium pada label makanan:
- 2,5 gram garam setara dengan 1 gram natrium.
- Kadar garam yang tinggi lebih adalah dari 1,5 gram per 100 g (atau 0,6 gram natrium).
- Kadar garam rendah adalah 0,3 gram garam atau kurang per 100 gram (atau 0,1 gram natrium).
Pentingnya Menjaga Kebersihan saat Mengolah Makanan
Selain kandungan garam, hal lain yang perlu diperhatikan adalah menjaga kebersihan pengolahan makanan. Kebersihan dan kesegaran makanan penting setelah bayi mulai makan makanan padat. Ini dikarenakan sistem kekebalan bayi masih dalam tahap perkembangan, kondisi berbeda dengan orang dewasa.
Dalam proses perkembangan sistem imunitas tubuh, sistem pencernaan bayi lebih rentan terhadap infeksi. Yang terbaik adalah memberi bayi makanan pertamanya pada usia enam bulan. Jika ibu memilih untuk memulai memberikan makanan padat pada bayi sebelum enam bulan, harus berhati-hati.
Sterilkan sendok makan sampai bayi sampai berusia enam bulan dan cuci mangkuk bayi dan peralatan makan di mesin pencuci piring atau air yang sangat panas. Gunakan handuk bersih untuk mengeringkannya.