Bayi Ibu Pernah Jatuh? Awas Bahaya Trauma Kepala Ringan. Ini Cara Mendeteksinya
Halodoc, Jakarta – Bayi memang masih sangat mungil, tapi bukan berarti gerakan memukul dan menendang tidak membahayakan bayi dan menempatkannya pada risiko terjatuh. Apalagi ketika bayi sedang lepas pengawasan orangtuanya.
Jangan menganggap sepele ketika bayi terjatuh, apalagi ketika posisi jatuh bayi membuat kepalanya terbentur. Pemeriksaan yang cepat dan tepat akan menghindarkan bayi dari kemungkinan mengalami trauma kepala ringan.
Gejala Trauma Kepala Ringan
Walaupun ketika terjatuh bayi dalam keadaan sadar, tapi ada beberapa tanda yang menunjukkan jatuhnya meninggalkan kondisi yang tidak wajar buat dirinya. Beberapa gejala yang harus diwaspadai oleh orangtua adalah:
-
Tidak bisa dihibur
-
Kepala yang terbentur menonjol
-
Bayi mengusap-usap kepalanya
-
Memberikan tanda mengantuk yang tak wajar
-
Mengeluarkan cairan darah ataupun berwarna kuning yang berasal dari hidung atau telinga
-
Berteriak dan menangis dengan nada tinggi
-
Kehilangan keseimbanagn
-
Mengalami koordinasi yang parah
-
Ukuran pupil mata yang tidak seimbang
-
Mengalami kepekaan yang luar biasa terhadap cahaya
-
Muntah
Trauma kepala ringan tidak menjadi satu-satunya kondisi yang diakibatkan ketika bayi terjatuh. Pembuluh darah yang robek, tulang tengkorak yang rusak, dan kerusakan otak bisa menjadi akibat lainnya. Kenali tanda-tanda bayi ketika mulai berperilaku tidak biasa, seperti:
-
Menjadi rewel saat makan,
-
Perubahan pola tidur,
-
Menangis lebih lama dalam posisi tertentu ketimbang posisi lain, dan
-
Gampang menangis, bahkan dalam keadaan normal
Ketika bayi mengalami satu atau beberapa gejala dan tanda yang diuraikan di atas, maka ada baiknya orangtua segera memeriksakan bayi ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Pemberian obat ataupun penanganan lebih lanjut bisa dilakukan untuk mengurangi serta mengobati cedera yang dialami bayi.
Biasanya ketika baru jatuh ada beberapa permainan ataupun aktivitas yang disarankan untuk dilakukan orangtua. Beberapa aktivitas, seperti mengajak bayi dalam permainan menyusun balok, menebak ataupun menunjukkan sembari menjelaskan mengenai gambar tersebut, bercerita atau mengobrol ke bayi, serta mengajaknya untuk berkeliling taman melihat aktivitas di luar.
Hal-hal ini dilakukan untuk menghindari cedera lebih lanjut serta merangsang saraf-saraf otak yang bisa jadi mengalami perlukaan yang kecil. Sebenarnya karena bayi masih dalam tahap tumbuh dan kembang bisa saja rentan, tetapi bisa juga cepat melalui proses penyembuhan. Ini semua tergantung dari bagaimana orangtua memilihkan aktivitas terbaik yang dapat membantu bayi mengembangkan otaknya secara maksimal.
Ketika bayi baru sembuh dari jatuh, maka ada baiknya orangtua menghindari bayi melakukan aktivitas yang dapat memungkinkan bayi untuk mengalami cedera yang sama. Contohnya, permainan memanjat, mengendarai mainan mobil-mobilan, ataupun aktivitas lain yang meningkatkan risiko bayi terjatuh.
Ada baiknya orangtua memagari box bayi dengan bantal, selimut, ataupun sesuatu yang lembut lainnya. Hal ini dilakukan agar ketika terjadi benturan maka bayi dapat terhindar dari trauma yang sama ataupun memicu terjadinya pengulangan trauma.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai trauma kepala ringan serta apa yang harus dilakukan ketika bayi terjatuh, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk orangtua. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Hubungi Dokter, orangtua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan