Bayi Cegukan dalam Kandungan, Normalkah?

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   24 Maret 2020
Bayi Cegukan dalam Kandungan, Normalkah?Bayi Cegukan dalam Kandungan, Normalkah?

Halodoc, Jakarta - Pernah merasakan ada dorongan dari dalam kandungan dengan ritme yang konstan? Mungkin di dalam kandungan, bayi sedang mengalami cegukan. Kondisi ini biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki trimester kedua atau ketiga. Jika biasanya ibu merasakan pukulan yang jarang-jarang, maka selama cegukan janin melakukan dorongan yang konstan. 

Jika bayi di dalam kandungan mengalami cegukan, maka kamu tidak perlu khawatir. Sebab bayi mungkin akan mengalaminya beberapa kali sehari dan ini tergolong normal. Dilansir Healthline, meski alasan terjadinya belum diketahui secara pasti seperti halnya cegukan yang dialami anak-anak dan orang dewasa, cegukan yang terjadi pada bayi di dalam kandungan diyakini berperan dalam pematangan paru-paru. 

Baca juga: Ingin Tahu Bagaimana Perkembangan Janin Setiap Semester?

Pahami Perbedaan Cegukan dan Tendangan

Mengganti posisi atau bergerak adalah cara terbaik untuk mengetahui apakah bayi sedang cegukan atau menendang. Terkadang, bayi mungkin akan bergerak jika mereka merasa tidak nyaman saat ibu dalam posisi tertentu, atau jika ibu makan sesuatu yang panas, dingin, atau manis. Sebab semua hal tadi bisa merangsang indera mereka.

Jika ibu hanya merasa gerakan ini terjadi di berbagai bagian perut atau gerakan tersebut berhenti saat kamu menemukan posisi yang nyaman, maka gerakan ini hanya tendangan biasa. Namun, jika ibu sudah duduk diam nan nyaman namun tetap merasakan getaran berdenyut atau berirama dari satu area perut, ini mungkin tanda bayi sedang cegukan. Biasanya ibu akan tahu dengan gerakan seperti ini. 

Penting untuk dicatat bahwa cegukan janin, secara umum, dianggap sebagai pertanda baik. Namun, setelah minggu 32, umumnya ibu akan lebih jarang merasakan bayi cegukan di dalam kandungan.

Segera hubungi dokter jika bayi terus cegukan setiap hari setelah usia ini,  dengan frekuensi yang berlangsung lebih dari 15 menit, atau jika bayi mengalami tiga atau lebih rangkaian cegukan dalam sehari. Kamu bisa hubungi dokter melalui chat di aplikasi Halodoc untuk mendiskusikan dengan dokter kandungan terkait masalah ini.

Baca juga: Jangan Panik, Ini Cara Atasi Bayi Cegukan 

Cegukan yang Terjadi Bisa Berbahaya

Walaupun cegukan yang sering tidak selalu menandakan masalah, bisa saja beberapa hal berbahaya sedang dialami oleh bayi dalam kandungan. Salah satunya adalah masalah pada tali pusat yang telah terkompresi atau prolaps. Pasokan darah dan oksigen ke janin dapat menjadi terbatas atau berhenti sama sekali dalam situasi ini.

Penting diketahui bahwa tali yang prolaps atau terkompresi dapat menyebabkan komplikasi, termasuk:

  • Detak jantung bayi melambat;

  • Tekanan darah bayi menurun;

  • Kelebihan kadar CO2 (karbon dioksida) dalam darah bayi;

  • Kerusakan otak;

  • Kelahiran mati.

Diperlukan lebih banyak bukti untuk memastikan apakah frekuensi atau durasi cegukan yang meningkat di akhir kehamilan menjadi perhatian. Namun, sebuah laporan tentang kecelakaan tali pusat mengatakan bahwa cegukan janin bisa terjadi ketika tali pusat ditekan.

Jika kamu khawatir tentang cegukan yang terjadi pada bayi, maka harus segera menghubungi dokter. Ini dilakukan untuk menenangkan pikiran ibu, dan dokter dapat memeriksa apakah bayinya sehat. Jika ada masalah tali pusat, dokter juga akan memberikan saran tentang langkah-langkah penanganan yang tepat.

Baca juga: Harus Tahu, 9 Gejala dari Solusio Plasenta yang Dialami Bumil

Itulah fenomena cegukan yang bisa terjadi pada bayi di dalam kandungan. Pastikan untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika frekuensi dan durasi yang terjadi cukup mengkhawatirkan ibu. Ingat, melakukan pemeriksaan sedini mungkin adalah cara terbaik untuk mencegah bayi mengalami risiko yang tidak diinginkan.

 

Referensi:
The Bump. Diakses pada 2020. Does Baby Have a Hiccups?
Healthline. Diakses pada 2020. My Baby Hiccups in the Womb: Is This Normal?
Medical News Today. Diakses pada 2020. What Causes Hiccups in Babies in the Womb?