Bayi Alami Kejang Demam, Segera Lakukan Hal Ini
Halodoc, Jakarta – Demam wajar dialami oleh Si Kecil. Demam biasanya terjadi ketika Si Kecil baru tumbuh gigi atau adanya infeksi. Demam biasanya tidak serius dan bisa turun dengan sendirinya atau dengan perawatan rumahan. Namun, bagaimana kalau demam yang dialami Si Kecil disertai kejang?
Kejang demam biasanya muncul akibat lonjakan suhu tubuh, seringkali disebabkan oleh infeksi. Ketika bayi kejang demam, rasa panik dan khawatir dapat muncul. Namun, sebaiknya ibu tetap tenang dan waspada, karena panik hanya membuat pikiran menjadi stres dan tidak dapat mengambil keputusan dengan baik. Ketika Si Kecil mengalami kejang demam, berikut hal yang harus segera ibu lakukan.
Baca juga: Kejang Demam pada Anak, Apakah Berbahaya?
Ibu Lakukan Hal Ini Saat Bayi Mengalami Kejang Demam
Dikutip dar National Health Services, saat Si Kecil mengalami kejang demam langsung miringkan tubuhnya. Tetap jaga Si Kecil dan coba catat berapa lama kejang berlangsung. Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut anak, seperti obat ketika kejang berlangsung. Memasukan sesuatu ke dalam mulutnya memungkinkan anak untuk menggigit lidahnya.
Jika kejang berlangsung lebih dari lima menit dan tidak ada tanda-tanda berhenti, sebaiknya telepon ambulans atau bawa ke rumah sakit atau klinik terdekat. Ibu juga harus membawanya ke rumah sakit terdekat ketika curiga kejang disebabkan oleh penyakit serius dan anak kesulitan bernapas.
Si Kecil mungkin perlu di rawat di rumah sakit apabila mengalami kejang berkepanjangan, kejang yang disertai infeksi serius atau sumber infeksi tidak ditemukan. Namun, jika ia hanya mengalami kejang sederhana, dokter mungkin hanya menyarankan perawatan sederhana di rumah.
Tanda dan Gejala kejang demam Berdasarkan Jenisnya
Ibu sebaiknya bisa membedakan kejang sederhana dan kejang yang lebih serius. Nah, berikut ini tanda dan gejala dari jenis-jenis kejang yang dilansir dari Medscape :
- Kejang Demam Sederhana
Kejang demam sederhana kerap dialami oleh anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun. Kejang sederhana biasanya hanya berlangsung kurang dari 15 menit. Kejang ini digambarkan dengan kelojotan. Kejang sederhana bukan disebabkan oleh meningitis, ensefalitis, atau penyakit lain yang memengaruhi otak.
Baca juga: Cara Bedakan Kejang Demam dan Tersedak pada Bayi
- Kejang Demam Kompleks
Kejang demam kompleks juga kerap dialami oleh anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun. Kejang ini bersifat fokal atau berkepanjangan, yaitu lebih dari 15 menit. Bedanya dengan kejang demam sederhana, kejang demam kompleks bisa berulang dan terjadi secara berurutan, yaitu dalam episode demam yang sama.
- Kejang Demam Simtomatik
Sama seperti kejang demam sederhana dan kompleks, kejang demam ini juga rentan dialami anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun. Berbeda dengan kedua jenis di atas, kejang ini disebabkan oleh kelainan neurologis yang sudah ada sebelumnya atau penyakit akut.
Kebanyakan kejang demam terjadi dalam beberapa jam pertama demam atau selama kenaikan awal suhu tubuh. Melansir dari Mayo Clinic, ibu bisa memberikan obat untuk mencegah kejang demam. Berikan asetaminofen ketika Si Kecil mulai demam. Obat ini dapat membuat anak lebih nyaman, meskipun tidak bisa mencegah kejang seratus persen.
Baca juga: Kejang Demam dan Kejang Epilepsi, Ini Bedanya
Kalau ibu butuh asetaminofen, ibu bisa membelinya lewat aplikasi Halodoc. Sebelum membeli pastikan untuk bertanya ke dokter melalui Halodoc terkait dosis dan keamanannya. Ibu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja.
Referensi :
National Health Services. Diakses pada 2020. Febrile seizures.
Medscape. Diakses pada 2020. Pediatric Febrile Seizures.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Febrile seizure.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan