Batuk Lama Sembuh, Jangan-Jangan Cystic Fibrosis
Halodoc, Jakarta – Setiap orang tentu pernah mengalami sakit batuk. Penyakit ini mungkin masih bisa dikatakan penyakit yang ringan. Namun, jika batuk yang kamu alami berlangsung lama dan tidak sembuh-sembuh sebaiknya jangan disepelekan, bisa jadi itu cystic fibrosis.
Cystic fibrosis atau fibrosis kistik adalah penyakit turunan yang menyebabkan paru-paru dan sistem pencernaan tersumbat oleh lendir yang menjadi tebal dan lengket. Normalnya, lendir pada paru-paru dan sistem pencernaan adalah lendir tipis dan licin yang berguna untuk membantu tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.
Penyakit ini sering kali menyebabkan masalah pernapasan dan pencernaan sejak usia dini. Seiring berjalannya waktu, paru-paru akan semakin rusak dan menjadi berhenti bekerja. Sayangnya, fibrosis kistik tidak dapat disembuhkan. Beberapa pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala akibat masalah paru-paru dan sistem pencernaan. Namun, rata-rata usia harapan hidup pengidapnya berkurang karena penyakit ini. Hanya setengah dari penderita dapat hidup melewati usia 40 tahun.
Cystic fibrosis dapat didiagnosis melalui pemeriksaan darah pada bayi yang baru dilahirkan. Jika terdiagnosis mengidap fibrosis kistik, biasanya pengidap mendapatkan penanganan berupa kombinasi pemberian obat dan terapi. Pilihan operasi juga dapat dilakukan jika kondisi sudah parah. Bentuk penangan akan bergantung pada kondisi kesehatan dan gejala yang dialami pengidap.
Penyebab Cystic Fibrosis
Cystic fibrosis biasanya disebabkan oleh gen yang bermutasi dan diturunkan dalam keluarga. Gen tersebut memengaruhi pergerakan garam dan air masuk dan keluar dari sel. Saat terjadi infeksi berulang kali, terjadi penumpukan lendir yang tebal dan lengket pada beberapa pipa tubuh, seperti paru-paru dan sistem pencernaan.
Pada orang yang memiliki fibrosis kistik, gen akan memuat protein yang tidak bekerja dengan baik. Hal ini menyebabkan lendir tebal, lengket, dan keringat asin. Jika kedua orangtua memiliki satu mutasi gen ini, seorang anak akan memiliki 25 persen kemungkinan menderita fibrosis kistik.
Namun, anak-anak perlu mewarisi salinan gen dari masing-masing orangtua untuk memiliki penyakit fibrosis kistik. Jika anak-anak hanya memiliki satu salinan, mereka tidak akan mengembangkan kondisi ini. Meski begitu, anak kamu bisa saja menjadi pembawa dan mungkin menurunkannya kepada anak mereka nanti.
Diagnosis Cystic Fibrosis
Sejak lahir, cystic fibrosis dapat didiagnosis dengan cara tes skrining. Darah diambil dari tumit bayi dan diperiksa untuk membuktikan apakah mengindikasikan fibrosis kistik. Pemeriksaan lebih lanjut, seperti tes keringat dan genetik diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Tes keringat dilakukan untuk memeriksa jumlah garam pada keringat.
Penderita fibrosis kistik umumnya memiliki kadar garam yang lebih tinggi. Jika memiliki riwayat keluarga dengan fibrosis kistik, lakukan pemeriksaan genetik untuk mengetahui apakan kamu pembawa gen penyakit tersebut.
Gejala Cystic Fibrosis
Gejala cystic fibrosis atau fibrosis kistik biasanya baru diketahui saat usia muda, walaupun seharusnya sudah muncul sejak lahir. Gejala umum fibrosis kistik meliputi:
2. Infeksi pernapasan berulang-ulang.
3. Sulit untuk menaikkan berat badan.
4. Sering batung yang terdengar basah.
5. Sesak napas.
Pengidap fibrosis kistik juga dapat mengalami beberapa kondisi lain seperti diabetes, kurus, gangguan hati, dan osteoporosis. Diabetes dapat terjadi karena lendir yang menyumbat saluran pankreas yang kemudian mengganggu enzim pencernaan mencapai usus. Selain itu, lendir juga bisa menyumbat saluran empedu, sehingga menyebabkan gangguan hati. Fibrosis kistik mengakibatkan penipisan tulang dan menjadi osteoporosis.
Sayangnya, penyakit fibrosis kistik ini tidak dapat dicegah. Hal ini dikarenakan penyebab gangguan ini berasal dari kesalahan gen. Namun, pengidap masih bisa mengobatinya atau rawat jalan. Jika kamu mengalami masalah ini, jangan tunda untuk melakukan tanya jawab dengan dokter di Halodoc. Dokter yang tergabung dalam aplikasi Halodoc akan memberikan saran terbaik untuk langkah pengobatan. Kemudahan diskusi dengan dokter akan kamu rasakan jika kamu sudah download aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasinya sekarang juga!
Baca juga:
- Hidup Lebih Sehat dengan Menjaga Kesehatan Paru-Paru
- 6 Tes Kesehatan yang Wajib Dilakukan Bayi Baru Lahir
- Jangan Sepelekan Penyakit Paru-Paru Basah! Ini Ciri & Tips Mencegahnya