Bantu Atasi Peradangan, Ini Fakta tentang Metilprednisolon
“Metilprednisolon mengandung zat serupa hormon kortikosteroid yang berperan sebagai antiinflamasi. Gunanya untuk mengatasi perangan, nyeri dan reaksi alergi atau anafilaksis.”
Halodoc, Jakarta – Metilprednisolon adalah obat mengandung zat serupa dengan hormon kortikosteroid yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Fungsinya untuk mengatasi nyeri, pembengkakan dan sensasi panas karena peradangan.
Metilprednisolon efektif mengatasi reaksi alergi atau anafilaksis. Adapun, ditandai dengan ruam, sesak napas, pembengkakan di area wajah, napas mengi, jantung berdebar, kram perut dan penurunan tekanan darah.
Metilprednisolon juga berfungsi untuk mengatasi penyakit, seperti gangguan pada sumsum tulang belakang, multiple sclerosis (gangguan saraf pada otak, mata dan tulang belakang), serta kanker.
Metilprednisolon bekerja dengan menambah kadar kortikosteroid pada pengidap gangguan adrenal, pemicu beberapa penyakit yang disebutkan sebelumnya. Cara kerjanya sebagai agen antiperadangan dengan mengendalikan kekebalan tubuh.
Dosis Penggunaan Metilprednisolon
Dosis pemberian metilprednisolon disesuaikan berdasarkan gangguan kesehatan yang dialami oleh pengidap.
1. Reaksi Alergi
Dosis awal pemberian sebanyak 4 hingga 48 miligram per hari atau terbagi dalam beberapa dosis.
- Hari pertama. Sebanyak 24 miligram per hari. Terbagi menjadi 4 dosis, yaitu 8 miligram sebelum sarapan, 4 miligram setelah makan siang, 4 miligram setelah makan malam dan 8 miligram sebelum tidur.
- Hari kedua. Sebanyak 20 miligram per hari. Terbagi menjadi 4 dosis, yaitu 4 miligram sebelum sarapan, 4 miligram setelah makan siang, 4 miligram setelah makan malam dan 8 miligram sebelum tidur.
- Hari ketiga. Sebanyak 16 miligram per hari. Terbagi menjadi 4 dosis, yaitu 4 miligram sebelum sarapan, 4 miligram setelah makan siang, 4 miligram setelah makan malam dan 4 miligram sebelum tidur.
- Hari keempat. Sebanyak 12 miligram per hari. Terbagi menjadi 3 dosis, yaitu 4 miligram sebelum sarapan, 4 miligram setelah makan siang dan 4 miligram sebelum tidur.
- Hari kelima. Sebanyak 8 miligram per hari. Terbagi menjadi 2 dosis, 4 miligram sebelum sarapan dan 5 miligram sebelum tidur.
- Hari keenam. Sebanyak 4 miligram per hari, sebelum sarapan.
2. Masalah Tulang, Otot dan Sendi
Dosis awal pemberian sebanyak 4 hingga 48 miligram per hari atau terbagi dalam beberapa dosis.
- Hari pertama. Sebanyak 24 miligram per hari. Terbagi menjadi 4 dosis, yaitu 8 miligram sebelum sarapan, 4 miligram setelah makan siang, 4 miligram setelah makan malam dan 8 miligram sebelum tidur.
- Hari kedua. Sebanyak 20 miligram per hari. Terbagi menjadi 4 dosis, yaitu 4 miligram sebelum sarapan, 4 miligram setelah makan siang, 4 miligram setelah makan malam dan 8 miligram sebelum tidur.
- Hari ketiga. Sebanyak 16 miligram per hari. Terbagi menjadi 4 dosis, yaitu 4 miligram sebelum sarapan, 4 miligram setelah makan siang, 4 miligram setelah makan malam dan 4 miligram sebelum tidur.
- Hari keempat. Sebanyak 12 miligram per hari. Terbagi menjadi 3 dosis, yaitu 4 miligram sebelum sarapan, 4 miligram setelah makan siang dan 4 miligram sebelum tidur.
- Hari kelima. Sebanyak 8 miligram per hari. Terbagi menjadi 2 dosis, 4 miligram sebelum sarapan dan 5 miligram sebelum tidur.
- Hari keenam. Sebanyak 4 miligram per hari, sebelum sarapan.
3. Asma
- Anak berusia di bawah 11 tahun. Sebanyak 0.2 hingga 1.6 miligram per kilogram berat badan, per hari. Dosis maksimal pemberian sebanyak 48 miligram per hari.
- Anak berusia di atas 12 tahun. Sebanyak 6 hingga 48 miligram per hari. Dosis diturunkan secara bertahap setiap hari.
- Orang dewasa. Sebanyak 6 hingga 48 miligram per hari. Dosis diturunkan secara bertahap setiap hari.
Peringatan Sebelum Menggunakan Metilprednisolon
Beberapa kelompok orang yang tidak disarankan menggunakan obat, termasuk:
- Hindari menggunakan metilprednisolon jika alergi terhadap kandungan ini. Peraturan yang sama berlaku pada pengidap alergi zat pewarna, makanan, pengawet atau bulu hewan.
- Hindari penggunaan pada pengidap infeksi jamur, diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, herpes, penyakit jantung, osteoporosis, katarak atau tuberkulosis (TBC).
- Hindari penggunaan pada pengidap atau orang yang pernah mengalami radang usus, tukak lambung, multiple sclerosis, gangguan pembekuan darah, depresi atau kejang.
- Hindari penggunaan alkohol selama pengobatan, karena metilprednisolon bisa meningkatkan risiko perdarahan di saluran pencernaan.
- Hindari penggunaan pada wanita hamil, ibu menyusui atau wanita yang sedang merencanakan kehamilan.
- Hindari menggunakan obat bersamaan dengan obat-obatan jenis lain, obat herbal atau suplemen.
Efek Samping Penggunaan Metilprednisolon
Tidak semua pengguna mengalami efek samping setelah pemakaian. Adapun efek samping penggunaan metilprednisolon, meliputi:
- Pusing atau sakit kepala.
- Mual atau muntah.
- Perut kembung.
- Sakit maag atau heartburn.
- Nyeri pada otot.
- Penurunan nafsu makan.
- Kesulitan tidur.
- Peningkatan kadar gula darah.
- Menstruasi tidak teratur.
- Mudah terkena infeksi.
- Muncul jerawat.
- Pembengkakan di tubuh akibat penumpukan cairan.
- Perubahan suasana hati menjadi mudah marah.
Disarankan untuk segera tanya dokter jika mengalami beberapa kondisi yang disebutkan. Melakukan penanganan secepatnya dapat meminimalisir risiko efek samping jadi semakin parah.
Jika kamu membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup, dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga.
Referensi:
MedlinePlus. Diakses pada 2022. Methylprednisolone.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Methylprednisolone (Oral Route).
Medical News Today. Diakses pada 2022. Methylprednisolone, oral tablet.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan