Banjir Kembali Datang, Waspada DBD dan Tifus Menyerang
Halodoc, Jakarta – Hujan besar yang dua minggu terakhir ini dialami oleh kota-kota besar di Indonesia terutama Jakarta menyebabkan banjir di beberapa ruas jalan. Biasanya hujan besar yang disertai dengan banjir dapat menjadi pemicu munculnya penyakit. DBD dan tifus adalah dua diantaranya.
Cuaca dingin, hujan, belum lagi kondisi banjir bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh. Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Science Daily, disebutkan kalau suhu udara dan lingkungan dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Informasi selengkapnya mengenai dampak banjir terhadap kesehatan bisa dibaca di bawah ini!
Penyakit yang Sering Muncul Pasca Banjir
World Health Organization menyebutkan kalau banjir berpotensi meningkatkan penularan penyakit menular yang terbawa air, seperti tifus, kolera, leptospirosis, dan hepatitis A. Selain itu, malaria dan demam berdarah juga penyakit yang berpotensi tinggi terjadi saat banjir.
Banjir memang erat dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi. Faktor risiko utama untuk wabah yang terkait dengan banjir adalah kontaminasi fasilitas air minum. Kemudian, ada juga peningkatan risiko infeksi penyakit yang ditularkan melalui air lewat kontak langsung antara air yang tercemar dengan infeksi luka, dermatitis, konjungtivitis, serta infeksi telinga, hidung, dan tenggorokan.
Baca juga: 8 Penyakit yang Umum Muncul Setelah Bencana Banjir
Air yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi atau meluapnya kali menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Karenanya, ini dapat meningkatkan potensi paparan infeksi, seperti demam berdarah, malaria, dan tifus bagi warga yang terkena bencana.
Bakteri Salmonella Typhi penyebab tifus biasanya menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Ketika Setelah bakteri Salmonella Typhi tanpa sengaja termakan atau terminum, mereka dapat berkembang biak dan menyebar ke aliran darah. Lingkungan dengan sanitasi tidak baik dapat menjadi penyebabnya.
Informasi lebih lengkap mengenai penyakit yang terjadi karena banjir dapat ditanyakan langsung di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.
Menjaga Kesehatan di Kala Banjir
Kita tidak bisa mengontrol cuaca dan alam namun setidaknya kita bisa mengurangi risiko yang diakibatkan dari kondisi lingkungan. Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu lakukan demi terhindar dari risiko penyakit yang diakibatkan banjir.
Baca juga: Waspada Penyakit Pasca-Banjir, Cegah dengan Cara Ini
-
Cuci tangan dan area kulit yang terbuka dengan air hangat dan sabun setelah kontak dengan air banjir dan sebelum memegang atau mengonsumsi makanan.
-
Tisu basah dapat digunakan jika tidak ada air bersih tetapi tangan harus dicuci dengan sabun dan air jika memungkinkan.
-
Tutupi luka atau bagian kulit yang terluka dengan pembalut tahan air untuk mencegahnya terkena air banjir.
-
Rebus air yang digunakan untuk minum dan makan.
-
Buang semua makanan yang terkena air banjir.
-
Tanggap terhadap keadaan, bila memungkinkan segera evakuasi diri, pindah ke area yang aman dari banjir.
Sangat penting untuk menjaga kesehatan dengan cara makan yang teratur, menghindari makanan yang berpotensi membuat kamu sakit—salah satunya memicu gangguan pencernaan. Dibutuhkan sistem kekebalan tubuh yang baik di kondisi cuaca yang tidak bisa diprediksi seperti ini. Satu lagi yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga kesehatan psikis, mencegah stres, dan tetap berupaya berpikir tenang di keadaan yang sulit dikendalikan.
Referensi:
World Health Organization. Diakses pada 2020. Flooding and communicable diseases fact sheet.
Science Daily. Diakses pada 2020. Heat waves, food insecurity due to climate change may weaken immune systems.
World Health Organization. Diakses pada 2020. Typhoid.
Eye On Calderdale. Diakses pada 2020. Flooding Clean Up – Staying Safe and Healthy.