Balita Tidak Berhenti Makan, Begini Cara Menghadapinya
Halodoc, Jakarta – Tidak sedikit orangtua yang khawatir apakah balita mereka cukup makan makanan sehat. Balita biasanya makan dalam jumlah yang sangat sedikit, cerewet tentang apa yang mereka makan, dan menolak makan sama sekali. Nafsu makan balita bervariasi secara konstan karena percepatan pertumbuhan dan variasi aktivitas.
Balita tidak tumbuh secepat bayi, jadi mereka membutuhkan lebih sedikit makanan. Balita memiliki perut yang kecil. Selain itu, balita sangat tertarik dengan dunia di sekitarnya, sehingga mereka memiliki rentang perhatian yang pendek terhadap makanan. Nah, bagaimana jika balita tidak berhenti makan? Apakah ini harus dikhawatirkan? Selengkapnya baca di sini!
Baca juga: Begini Cara Mengatasi Susah BAB pada Balita
Kenapa Balita Tidak Berhenti Makan?
Jika anak makan secara kompulsif, bisa jadi ada masalah psikologis atau fisik. Sering kali makan yang terus-menerus atau tidak berhenti tidak berkaitan dengan rasa lapar. Bisa jadi ini adalah kebiasaan yang dikembangkan dan dibiasakan.
Kalau ibu mengkhawatirkan ada kemungkinan anak sakit, ibu bisa memeriksakan anak pada dokter. Sekarang ibu bisa lho membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan melalui Halodoc. Tanpa perlu repot antre, ibu hanya perlu datang pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Nah, saat balita tidak bisa berhenti makan, apa yang sebenarnya harus ibu lakukan? Simak cara-caranya berikut!
1. Makan pada Waktunya
Makan teratur adalah salah satu cara supaya anak makan tidak berlebihan. Usahakan anak supaya fokus pada makanannya tanpa berkegiatan yang lain seperti main gadget, menonton tv, atau bermain dengan balok mainan.
2. Temani Anak Makan
Kebanyakan anak biasanya ditinggal sendirian saat makan. Ini membuat proses makan jadi membosankan. Nah, untuk mengatasi kejenuhan anak ini, orangtua bisa menemani anak atau makan bersama anak untuk menciptakan suasana makan yang lebih menyenangkan. Pengalaman makan yang menyenangkan dapat membuat anak lebih bisa memproses makanan. Selain itu, menikmati waktu makan juga bisa memberikan efek kenyang lebih lama.
3. Jangan Gunakan Makanan sebagai Hadiah
Pastinya orangtua tidak ingin anak-anak belajar makan saat mereka tidak lapar. Menggunakan makanan sebagai hadiah juga bisa membuat anak memiliki motivasi yang tidak sehat. Anak pun akan memiliki kecenderungan untuk memilih makanan ketimbang berperilaku baik.
Baca juga: Tips Agar Bayi Tidak Gumoh saat Menyusui
4. Jadilah Teladan untuk Anak
Jika orangtua makan berondong jagung sambil nonton tv, bisa jadi anak meniru apa yang dilakukan orangtua. Bukan berarti orangtua tidak bisa memberikan makanan “enak” kepada anak. Bisa saja dilakukan, tetapi lakukanlah sesekali dan jangan menjadikannya sebagai kebiasaan dan keharusan.
5. Pentingnya Mengatur Porsi Makan
Porsi makan anak penting untuk diatur. Jangan samakan porsi makan orang dewasa dengan anak. Lebih baik lagi orangtua memberikan sayuran dan buah-buahan berukuran besar ketimbang makanan berkalori lainnya.
6. Singkirkan Minuman Manis
Sebaiknya singkirkan minuman kemasan manis, karena minuman jenis ini tidak memiliki nutrisi yang baik untuk kesehatan Si Kecil.
7. Camilan Sehat
Tidak ada larangan untuk anak mengonsumsi camilan. Hanya saja orangtua harus memberikan Si Kecil pilihan camilan yang sehat.
Baca juga: Ketahui 5 Penyebab Bayi Menangis saat Menyusui
Selain cara-cara tersebut, cobalah untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apakah ini benar-benar tentang makanannya atau kondisi emosional anak dan persepsi anak mengenai makanan tersebut? Orangtua juga bisa mengatasinya dengan melakukan aktivitas menyenangkan, seperti memasak. Dengan membiarkan anak membantu orangtua memilih resep, berbelanja, dan membuat makanan sehat, orangtua dapat mewariskan kecintaan akan bahan-bahan masakan yang baik dan natural.
Referensi:
Raising Children.net.au. Diakses pada 2021. Toddler not eating? Ideas and tips.
Oprah.com. Diakses pada 2021. Is Your Kid Obsessed with Food? How to Spot and Stop Compulsive Eating.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan