Bali Belly, Penyakit yang Sering Terjadi pada Wisatawan

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Februari 2023

“Bali Belly merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus melalui makanan atau minuman yang tercemar. Penyakit ini sering terjadi pada wisatawan yang sering mencoba berbagai makanan khas lokal.”

Bali Belly, Penyakit yang Sering Terjadi pada WisatawanBali Belly, Penyakit yang Sering Terjadi pada Wisatawan

Halodoc, Jakarta – Aktor sekaligus anak dari Venna Melinda, Verrel Bramasta, dilarikan ke rumah sakit saat liburan di Bali. Dalam unggahan di salah satu akun sosial media miliknya, Verrell mengaku terkena penyakit Bali Belly.

Apa itu Bali Belly? Sebenarnya ini adalah istilah untuk menunjukkan gejala keracunan makanan yang kerap dialami oleh wisatawan yang berkunjung ke Bali. Yuk, simak ulasan selengkapnya di sini!

Mengenal Bali Belly dan Penyebabnya

Selain menikmati pemandangan pantainya yang indah, salah satu hal yang tentunya tidak boleh dilewatkan saat berlibur ke Bali adalah kulinernya. Di Bali, ada berbagai jenis makanan yang kaya akan rempah dan bumbu yang sangat nikmat dan wajib dicoba.

Namun, saat mengonsumsi makanan yang belum pernah dimakan sebelumnya, tubuh akan beradaptasi. Dan bila perut kamu ternyata tidak cocok dengan makanan setempat, Bali belly pun bisa terjadi.

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh virus yang terdapat pada makanan dan air yang terkontaminasi. Berdasarkan hasil identifikasi, virus yang paling banyak menyebabkan kejadian ini adalah Rotavirus dan Norovirus.

Selain virus, kondisi tersebut juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri yang juga mencemari makanan. Bakteri yang biasa ditemukan dalam kasus ini adalah E. coli, Salmonella, hingga Campylobacter. Virus atau bakteri tersebut bisa masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan.

Nah, mengingat mencoba makanan lokal merupakan hal yang tidak boleh dilewatkan saat berlibur, hal itu memungkinkan Bali Belly untuk terjadi. Apalagi Indonesia memiliki iklim tropis yang lembap, sehingga bakteri bisa berkembang dengan cepat. 

Masalahnya, para wisatawan tidak memiliki kekebalan yang sama dengan penduduk setempat. Alhasil, konsumsi makanan eksotis bisa membuat mereka rentan mengalami masalah pencernaan tersebut.

Selain itu, praktik seperti meminum air keran atau mengonsumsi makanan yang dibilas dengan air keran atau disiapkan oleh seseorang yang belum mencuci tangannya juga bisa meningkatkan risiko penyakit ini.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Adapun gejala Bali Belly sama seperti gejala keracunan makanan, yaitu:

  • Perut kembung, kram atau nyeri.
  • Mual dan/atau muntah.
  • Diare.
  • Napsu makan hilang.
  • Demam.
  • Kelemahan.

Cara Mengatasi Bali Belly

Bila kamu mengalami gejala di atas, sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan pengobatan. Dokter bisa memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri, obat pereda nyeri dan cairan untuk menghidrasi tubuh.

Cara lain untuk mengatasi kondisi tersebut adalah mengonsumsi obat anti diare yang bisa ditemukan di apotek dan supermarket.

Selama pemulihan, kamu dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang lembut dan berbumbu sedikit. Misalnya, sop ayam, kentang rebus, pisang, bubur, dan lain-lain. Kamu juga perlu menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan banyak minum cairan, seperti air putih dan air kelapa.

Tips Agar Terhindar dari Bali Belly

Kamu tentu tidak mau kan liburan menjadi rusak karena sakit perut. Berikut tips-tips yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari kondisi ini:

1. Perhatikan air yang diminum

Ingat, usahakan untuk hanya meminum air dalam kemasan. Selain itu, bila memesan minuman di tempat yang belum terjamin kebersihannya, sebaiknya jangan menggunakan es.

Ini dilakukan untuk menghindari risiko es batu yang terbuat dari air yang tidak steril.

2. Jaga kebersihan

Selama berlibur, pastikan kamu mencuci tangan secara rutin dengan menggunakan sabun dan air mengalir, atau cairan antiseptik.

Hal ini penting terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet. Selain itu, jika ingin mencuci buah atau sayur, hindari menggunakan air ledeng.

3. Perhatikan makanan

Selama liburan, kamu juga harus memilih makanan yang segar atau baru dimasak dan usahakan untuk menghindari makanan cepat saji. Selain itu, hindari mengonsumsi daging yang kurang matang.

4. Gunakan alat makan yang bersih

Selain memerhatikan makanan yang dikonsumsi, kamu juga perlu memerhatikan alat yang digunakan untuk makan.

Saat ingin makan, pastikan alat makan dalam keadaan bersih dan kering. Jika basah dan tidak bersih, sebaiknya hindari penggunaan alat tersebut.

Itulah penjelasan mengenai Bali Belly. Jangan lupa juga untuk selalu sedia obat-obatan untuk dibawa saat pergi liburan.

Kamu bisa mendapatkan obat dan vitamin yang kamu butuhkan dengan menggunakan aplikasi Halodoc.

Yuk, download Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.

Referensi:
Puri Medical Clinic. Diakses pada 2023. What is Bali Belly ? Here are The Causes and How to Avoid Them.
Travel Online. Diakses pada 2023. Bali Belly