Bahaya Peritonitis, Cari Tahu Faktanya
Halodoc, Jakarta – Peritonitis adalah peradangan peritoneum yang merupakan jaringan lapisan yang menutupi bagian dalam perut dan sebagian besar organ disekitarnya. Peradangan ini biasanya terjadi akibat infeksi jamur atau bakteri. Umumnya dipicu oleh cedera perut, kondisi medis tertentu, ataupun penggunaan alat perawatan, seperti kateter dialisis atau tabung pengisi.
Peritonitis adalah kondisi serius yang segera membutuhkan perhatian medis. Penggunaan antibiotik sangat diperlukan untuk mengobati infeksi. Bahkan, pembedahan kadang-kadang diperlukan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi karena infeksi dapat menyebar dan mengancam jiwa jika tidak segera diobati.
Penyebab Peritonitis
Ada dua jenis peritonitis. Pertama, spontaneous bacterial peritonitis (SBP) adalah hasil dari infeksi cairan di rongga peritoneum. Gagal ginjal atau problem hati dapat menyebabkan kondisi ini. Orang-orang yang menjalani dialisis peritoneal (tindakan medis untuk menghilangkan limbah atau bahan kimia ekstra dari tubuh) untuk gagal ginjal dapat berisiko tinggi mengalami SBP.
Kedua, peritonitis sekunder yang biasanya disebabkan oleh infeksi yang telah menyebar dari saluran pencernaan. Ada beberapa kondisi lain yang menyebabkan peritonitis, yaitu:
-
Luka perut
-
Usus buntu yang pecah
-
Tukak lambung
-
Usus besar berlubang
-
Divertikulitis
-
Radang pankreas
-
Sirosis hati
-
Infeksi kandung empedu, usus, ataupun aliran darah
-
Penyakit radang panggul (PID)
-
Penyakit Crohn
-
Prosedur medis invasif, termasuk pengobatan untuk gagal ginjal, operasi, ataupun penggunaan tabung pengisi.
Gejala Peritonitis
Gejala akan bervariasi tergantung dari penyebab infeksi. Gejala umum peritonitis meliputi:
-
Kelembutan di perut
-
Sensasi sakit di perut yang menjadi lebih intens dengan gerakan atau sentuhan
-
Perut kembung
-
Mual dan muntah
-
Diare
-
Sembelit atau ketidakmampuan untuk mengeluarkan gas
-
Pengeluaran urine yang minim
-
Anoreksia atau kehilangan nafsu makan
-
Rasa haus yang berlebihan
-
Kelelahan
-
Demam dan menggigil.
Komplikasi Peritonitis
Jika tidak segera diobati, infeksi dapat memasuki aliran darah sehingga menyebabkan syok dan kerusakan pada organ yang lain. Kondisi ini bisa berakibat fatal dengan pelbagai komplikasi sebagai berikut:
-
Ensefalopati hepatic
Hal ini merupakan hilangnya fungsi otak yang terjadi ketika hati tidak lagi dapat mengeluarkan zat beracun dari darah.
-
Sindrom hepatorenal
Hal ini merupakan gagal ginjal progresif
-
Sepsis
Reaksi parah yang terjadi ketika aliran darah menjadi kewalahan oleh karena keberadaan bakteri serta jenis-jenis komplikasi peritonitis sekunder lainnya, seperti abses intra-abdominal, usus gangrene yang merupakan jaringan usus mati. Selain itu, adhesi intraperitoneal yang merupakan pita jaringan fibrosa yang bergabung dengan organ perut, sehingga menyebabkan sumbatan pada usus serta syok septik kondisi yang ditandai oleh tekanan darah rendah yang berbahaya.
Langkah pertama dalam mengobati peritonitis adalah menentukan penyebab yang mendasarinya. Perawatan biasanya melibatkan antibiotik untuk melawan infeksi dan pengobatan untuk rasa sakit.
Pengobatan untuk peritonitis adalah tergantung dari organ tubuh yang terkena infeksi. Penanganan yang tepat dilakukan dengan cara melakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi.
Jika kamu sedang menjalani dialisis ginjal dan mengalami peritonitis, maka besar kemungkinan kamu harus menunggu sampai infeksi hilang untuk menerima lebih banyak dialisis. Jika infeksi berlanjut, perlu adanya peralihan jenis dialisis yang berbeda.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai peritonitis, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Hubungi Dokter, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan