Bahaya Mikrosefali, Ini Gejala dari Sindrom Edward pada Anak
Halodoc, Jakarta – Setiap orangtua tentunya ingin agar bayi yang dikandungnya bisa lahir dengan sempurna. Namun, kadang kala kelainan pada bayi tetap tidak bisa dihindari meski sudah melakukan berbagai upaya sebaik mungkin. Salah satu kelainan yang bisa terjadi pada bayi baru lahir adalah mikrosefali, yaitu kondisi langka di mana kepala bayi berukuran lebih kecil dari ukuran kepala bayi normal. Mikrosefali juga bisa menjadi pertanda adanya sindrom Edward pada anak. Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut di sini.
Apa Itu Sindrom Edward?
Sindrom Edward atau yang disebut juga sebagai trisomi 18 adalah penyakit yang terjadi karena adanya kelainan jumlah kromosom dalam sel tubuh. Normalnya, manusia memiliki sepasang kromosom, termasuk kromosom nomor 18. Namun, pengidap sindrom Edward memiliki 3 kromosom nomor 18. Kelebihan jumlah kromosom 18 tersebut bisa mengacaukan perkembangan beberapa organ tubuh, sehingga menimbulkan gangguan serius. Sebagian besar bayi yang mengidap sindrom ini hanya bisa bertahan hidup selama beberapa hari. Namun, sindrom Edward termasuk sindrom yang cukup langka. Kelainan genetik ini hanya terjadi pada 1 dari 5000 bayi.
Baca juga: Kelainan Kromosom Dapat Sebabkan Mikrosefali
Mikrosefali, Gejala Sindrom Edward yang Berbahaya
Salah satu gangguan pertumbuhan yang bisa dialami oleh bayi akibat sindrom Edward adalah mikrosefali. Tidak hanya ukuran kepala yang lebih kecil, bayi yang terkena mikrosefali juga memiliki otak yang menyusut, karena otak tidak berkembang dengan sempurna di dalam rahim atau berhenti tumbuh ketika lahir. Kondisi ini tentu saja bisa memberi dampak yang berbahaya bagi bayi. Berikut ini masalah kesehatan yang bisa dialami oleh bayi dengan mikrosefali:
-
Kejang;
-
Gangguan penglihatan dan berbicara;
-
Gangguan pergerakan dan keseimbangan tubuh;
-
Hilang pendengaran;
-
Panjang badan tidak proporsional;
-
Terhambatnya perkembangan bayi untuk belajar duduk, berdiri, atau berjalan; dan
-
Kesulitan menelan makanan.
Baca juga: Ketahui Langkah-Langkah Diagnosis Mikrosefali pada Bayi
Pengobatan Anak Pengidap Sindrom Edward yang Mengalami Mikrosefali
Sayangnya, belum ada obat yang bisa menyembuhkan sindrom Edward. Sebagian bayi yang mengidap sindrom ini mengalami kematian dalam kandungan, dan hanya 10 persen yang bisa bertahan hidup sampai usia satu tahun. Sedikit sekali jumlah pengidap sindrom Edward yang bisa bertahan hidup hingga dewasa.
Namun, dokter akan tetap memberikan penanganan pada bayi pengidap sindrom Edward sesuai dengan gangguan yang dialaminya. Pada kasus bayi sindrom Edward yang mengalami mikrosefali, penanganan hanya bisa dilakukan untuk membantu perkembangan fisik dan perilaku, serta mengatasi gejala kejang yang bisa dialaminya. Hal ini karena belum ditemukan juga pengobatan untuk menyembuhkan mikrosefali, sehingga ukuran kepala bayi bisa kembali normal.
Berikut ini beberapa bentuk penanganan bagi bayi pengidap mikrosefali:
-
Terapi fisik;
-
Terapi bicara; dan
-
Pemberian obat-obatan, untuk mengurangi gejala kejang dan hiperaktif, serta untuk meningkatkan fungsi saraf dan otot.
Sindrom Edward juga tidak bisa dicegah, tetapi bisa dideteksi sejak masih dalam kandungan. Bicarakanlah dengan dokter kandungan mengenai penanganan terbaik yang bisa dilakukan bila bayi terdiagnosis mengalami sindrom Edward.
Setelah mengetahui kondisi bayi yang mengalami sindrom Edward, orangtua tentu akan mengalami situasi yang sangat sulit. Itulah mengapa dukungan dari teman, kerabat, atau bahkan psikolog dibutuhkan untuk mengatasi masalah psikologis yang mungkin saja bisa terjadi.
Baca juga: Edward Syndrome, Mengapa Bisa Terjadi pada Bayi?
Untuk membicarakan masalah kesehatan selama masa kehamilan, ibu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc. Melalui fitur Talk to A Doctor, kamu bisa membicarakan masalah kesehatan yang kamu alami pada dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.