Bahaya Ibu Hamil yang Alami Hipermagnesemia
“Hipermagnesemia biasanya terjadi pada pengidap gagal ginjal atau pengidap hati stadium akhir, tetapi ibu hamil juga bisa mengalaminya. Hipermagnesemia pada ibu hamil disebabkan oleh konsumsi suplemen magnesium yang berlebihan untuk mengobati preeklamsia. Kelebihan magnesium ini perlu diwaspadai, karena bisa berbahaya baik bagi ibu hamil maupun janin.”
Halodoc, Jakarta – Bukan tanpa alasan ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi berbagai macam makanan bergizi. Hal tersebut agar kebutuhan nutrisi ibu dan janin dapat terpenuhi dengan baik. Namun, ibu hamil juga perlu menjaga agar asupan nutrisi yang dikonsumsi tidak terlalu rendah maupun tidak terlalu tinggi alias seimbang.
Pasalnya, mengonsumsi suatu asupan nutrisi terlalu banyak juga bisa menyebabkan masalah kesehatan. Contohnya, hipermagnesemia. Kondisi ini terjadi ketika kadar magnesium di dalam tubuh ibu terlalu tinggi. Hipermagnesemia perlu diwaspadai karena bisa menimbulkan dampak yang berbahaya bagi ibu hamil. Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Dampak Negatif Ibu Hamil yang Kekurangan Kolin
Mengenal Hipermagnesemia
Hipermagnesemia adalah kondisi medis yang terjadi ketika kadar magnesium dalam darah terlalu tinggi. Hipermagnesemia tergolong penyakit langka. Penyebabnya yang paling umum adalah karena ginjal tidak mampu membuang magnesium yang berlebih dalam darah. Akibatnya, tubuh akan mengalami kelebihan magnesium atau hipermagnesemia.
Magnesium sendiri sebenarnya merupakan mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Tubuh menggunakan magnesium untuk memberi makan otot dan organ, serta membantu mengatur tingkat energi dan mineral. Penelitian menunjukkan bahwa mendapatkan magnesium yang cukup bisa membantu mencegah rahim berkontraksi sebelum waktunya. Magnesium juga membantu membangun gigi dan tulang yang kuat pada bayi.
Sistem gastrointestinal (usus) dan ginjal adalah dua organ yang bertanggung jawab dalam mengatur dan mengontrol berapa banyak magnesium yang diserap tubuh dari makanan dan berapa banyak yang diekskresikan dalam urine. Pada tubuh yang sehat, kadar magnesium dapat tetap terjaga pada kisaran 1,7 sampai 2,3 miligram per desiliter (mg/dL) setiap saat. Namun, pada orang yang mengalami hipermagnesemia, kadar magnesium mencapai 2,6 mg/dL atau lebih.
Baca juga: 6 Akibat Kalau Tubuh Kekurangan Magnesium
Penyebab Ibu Hamil Mengalami Hipermagnesemia
Kebanyakan kasus hipermagnesemia terjadi pada orang yang mengalami gagal ginjal atau penyakit hati stadium akhir. Hal tersebut karena penyakit ginjal kronis tersebut bisa menyebabkan ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik untuk menjaga kadar magnesium dalam tubuh tetap pada tingkat yang normal. Akibatnya, orang tersebut akan mengalami penumpukan mineral dalam darah.
Beberapa perawatan untuk penyakit ginjal kronis, termasuk inhibitor pompa proton juga dapat meningkatkan risiko hipermagnesemia.
Sangat jarang orang yang memiliki ginjal yang sehat untuk mengalami hipermagnesemia. Kalaupun orang yang memiliki ginjal yang sehat mengalami hipermagnesemia, gejala yang muncul biasanya ringan. Nah, ibu hamil juga berisiko mengalami hipermagnesemia bila mengonsumsi suplemen magnesium dengan dosis yang terlalu tinggi. Hal tersebut biasanya dilakukan sebagai pengobatan untuk mengatasi kondisi preeklamsia.
Baca juga: Inilah 5 Cara Mengatasi Preeklamsia pada Ibu Hamil
Gejala yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil
Bila kadar magnesium masih berada sedikit di atas normal, maka ibu hamil tidak akan terlalu merasakan gejala hipermagnesemia. Namun, bila kadar magnesium dalam darah sudah jauh meningkat, ibu hamil bisa mengalami gejala-gejala yang bikin tidak nyaman berikut:
- Wajah memerah;
- Sakit kepala;
- Lesu;
- Diare;
- Mual dan muntah;
- Pingsan;
- Tidak bisa buang air kecil;
- Refleks menjadi lambat;
- Otot melemah atau bahkan lumpuh;
- Tekanan darah menurun;
- Gangguan irama jantung;
- Gangguan pernapasan.
Magnesium yang Berlebihan Bisa Berbahaya Bagi Ibu Hamil dan Janin
Bila ibu hamil mengalami gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Pasalnya, hipermagnesemia bisa menyebabkan masalah pada jantung ibu hamil yang berujung pada penurunan kesadaran, gagal ginjal, sampai kematian.
Penumpukan magnesium yang terlalu tinggi di dalam darah pun dapat menyerang kesehatan janin. Magnesium bisa mengganggu penyerapan kalsium. Akibatnya, ada risiko kecil terjadinya rakhitis dan kadar kalsium rendah pada janin, dan risiko gangguan pernapasan tapi sangat kecil.
Mengingat dampak hipermagnesemia sangat berbahaya bagi ibu hamil, ibu dianjurkan untuk waspada terhadap kondisi ini. Bagi ibu hamil yang mengalami preeklamsia, bicarakanlah pada dokter sebelum mengonsumsi suplemen magnesium.
Untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi ibu selama kehamilan, ibu juga bisa beli suplemen lewat aplikasi Halodoc. Tidak perlu repot-repot keluar rumah, tinggal order saja lewat aplikasi dan pesanan ibu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2021. What is hypermagnesemia?.
Livestrong. Diakses pada 2021. Is Too Much Magnesium Bad for a Fetus?
Baby Center. Diakses pada 2021. Magnesium in your pregnancy diet
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan