Bahaya Flexing bagi Kesehatan Mental yang Kerap Diabaikan
“Flexing dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan mental. Terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain dan merasa tidak cukup baik dapat menyebabkan beberapa kondisi yang mengkhawatirkan.”
Halodoc, Jakarta – Flexing adalah istilah yang terpakai untuk menggambarkan tindakan memamerkan kekayaan, prestasi, atau kemampuan seseorang di media sosial.
Banyak orang menganggap flexing sebagai cara untuk menunjukkan pencapaian mereka dan menarik perhatian orang lain. Namun, flexing yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang.
Untuk menyikapi dengan baik, kamu juga dapat membaca artikel mengenai Tren Flexing di Media Sosial, Ini 5 Cara Bijak Menyikapinya.
Bahaya Flexing yang Harus Diwaspadai
Berikut adalah beberapa bahaya dari flexing bagi kesehatan mental:
1. Membuat Kamu Merasa Tidak Cukup
Flexing dapat memicu perasaan tidak aman dan merasa kurang dari orang lain. Saat melihat postingan seseorang yang terus-menerus memamerkan prestasi dan keberhasilan, kamu mungkin merasa tidak cukup baik dalam hal apapun yang kamu lakukan. Ini dapat menyebabkan perasaan sedih, rendah diri, dan stres.
2. Memperparah Kecemasan Sosial
Flexing juga dapat memperburuk kecemasan sosial. Kamu mungkin merasa tekanan untuk memposting tentang pencapaian atau memperlihatkan kekayaan agar bisa mendapatkan perhatian dan persetujuan dari orang lain. Hal ini dapat menyebabkan rasa cemas yang berlebihan dan bahkan mendorong untuk melakukan hal-hal yang tidak sehat seperti mengejar popularitas atau menghabiskan uang yang sebenarnya bukan milik sendiri.
3. Meningkatkan Risiko Depresi
Melakukan flexing secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko depresi. Perasaan tidak cukup dan kecemasan sosial akibat flexing dapat membuat kamu merasa terisolasi dan kesepian. Selain itu, terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain juga dapat memicu perasaan tidak berharga dan merasa tidak berguna.
4. Menyebabkan Ketidakbahagiaan
Flexing dapat membuat kamu merasa bahagia sejenak, tetapi pada akhirnya, hal itu dapat menyebabkan ketidakbahagiaan. Terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain dan merasa tidak cukup baik dapat memperburuk suasana hati kamu dan membuat kamu merasa tidak puas dengan hidup yang dipunya.
5. Mengganggu Produktivitas dan Konsentrasi
Flexing juga dapat mengganggu produktivitas dan konsentrasi. Terus-menerus memeriksa media sosial untuk melihat postingan orang lain dapat memakan waktu dan mengganggu fokus kamu. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam menyelesaikan tugas dan bahkan dapat mengganggu kinerja di tempat kerja atau di sekolah.
Cara Menghadapi Orang yang Flexing
Kadangkala, kita mengalami kesulitan jika harus menghadapi orang yang flexing. Karenanya, berikut merupakan cara untuk menghadapi orang flexing:
- Buat orang tersebut paham akan tipe kamu yang berkebalikan dengan makna flexing.
- Ceritakan sedikit kebanggaan diri, kemudian koreksi diri.
- Bagikan cerita singkat tentang orang lain yang melakukan flexing dan menyombongkan diri.
- Komunikasikan kebenaran yang terjadi sepengetahuan kamu.
- Pergi meninggalkan jika kamu merasa percakapan tidak memiliki manfaat untuk diri sendiri.
Apabila sikap flexing sudah menjadi kebiasaan, maka dapat menimbulkan bahaya terutama bagi kesehatan mental. Jika kamu merasakan hal tersebut, kamu dapat berkonsultasi dengan psikologi atau dokter kesehatan jiwa melalui aplikasi Halodoc. Melalui Halodoc, kamu dapat mengonsultasikannya melalui chat maupun voice/video call. Jadi tunggu apalagi, yuk download Halodoc sekarang juga!