Bagaimana Cara Mendeteksi Trombositosis?
Halodoc, Jakarta – Darah menjadi salah satu hal yang cukup penting bagi kehidupan manusia. Darah sendiri terdiri dari beberapa komponen dan terbagi menjadi beberapa jenis, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan juga trombosit. Tentunya, jenis-jenis darah ini memiliki peranan dan fungsinya masing-masing, seperti trombosit. Namun berbeda dengan sel darah merah dan sel darah putih, trombosit merupakan fragmen sel yang berukuran sangat kecil.
Baca juga: Ketahui Penyebab Seseorang Dapat Terkena Trombositosis
Trombosit memiliki peran untuk proses pembekuan darah. Normalnya, trombosit dalam darah berkisar 150.000–400.000 trombosit per mikroliter darah. Nah, kondisi kelebihan trombosit dalam darah dikenal sebagai trombositosis yang dapat memicu beberapa penyakit, seperti stroke hingga gangguan jantung. Lalu, bagaimana cara mendeteksi trombositosis? Berikut ulasannya.
Cara Deteksi Trombositosis Sejak Dini
Berbagai gangguan kesehatan yang cukup serius dapat terjadi akibat adanya kondisi trombositosis, seperti gumpalan darah pada pembuluh darah hingga perdarahan yang berlebihan. Beberapa kondisi ini dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit, seperti stroke, serangan jantung, emboli paru, hingga gangguan sistem pembekuan darah.
Tentunya kondisi ini menjadi penyakit yang perlu dicegah. Mengenali gejala dan melakukan pemeriksaan bisa menjadi salah satu cara untuk mendeteksi trombositosis sejak dini. Tidak semua pengidap trombositosis merasakan gejala saat alami trombositosis. Namun, melansir Mayo Clinic, beberapa pengidap trombositosis akan mengalami gangguan pembekuan darah hingga perdarahan.
Kondisi tersebut biasanya juga akan disertai beberapa gejala lainnya, seperti sakit kepala, pusing, nyeri dada, kelelahan, mati rasa, hingga kesemutan pada area tangan atau kaki. Jika kamu mengalami beberapa kondisi tersebut selama beberapa hari belakangan, tidak ada salahnya untuk segera lakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat untuk mendeteksi penyebab keluhan kesehatan yang kamu alami apalagi jika mengalami infeksi yang tidak kunjung pulih.
Baca juga: Trombosit Dalam Darah Tinggi Bisa Menjadi Penyakit
Kondisi ini dapat terdeteksi ketika kamu melakukan pemeriksaan darah secara lengkap. Selain pemeriksaan darah, ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendeteksi adanya trombositosis.
- Blood smear yang bisa digunakan untuk memeriksa ukuran dan aktivitas trombosit dalam darah.
- Pemeriksaan sumsum tulang untuk memeriksa jaringan pada sumsum tulang yang berfungsi untuk menghasilkan darah.
- Tes genetik untuk memastikan penyebab peningkatan trombosit dalam darah.
Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi adanya kondisi trombositosis dalam tubuh. Tentunya pengobatan dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini.
Pengidap trombositosis yang masih tergolong ringan perlu melakukan pemeriksaan darah secara rutin agar kondisi trombosit dapat terpantau.Sedangkan pengobatan lain dapat dilakukan dengan penggunaan obat yang bertujuan untuk menurunkan jumlah trombosit hingga transplantasi sumsum tulang.
Penyebab Trombositosis
Trombositosis terbagi menjadi dua jenis yang berbeda, primer dan sekunder. Trombosit primer merupakan kondisi yang disebabkan oleh gangguan sumsum tulang yang menyebabkan produksi trombosit secara berlebihan. Kondisi ini bukanlah penyakit yang diturunkan atau diwariskan dalam keluarga, tetapi adanya mutasi gen dalam darah atau sumsum tulang dinilai menjadi faktor pemicu trombositosis primer.
Baca juga: 7 Ciri Tingginya Jumlah Trombosit Dalam Darah
Trombosit sekunder disebabkan adanya penyakit lain yang membuat tubuh memproduksi trombosit secara berlebihan. Ada beberapa penyakit yang memicu kondisi ini, seperti anemia, kanker, peradangan atau infeksi, serta riwayat pembedahan untuk pengangkatan limfa.
Tidak ada salahnya untuk melakukan pola hidup sehat dengan menerapkan pola makan sehat serta rutin berolahraga untuk mencegah beberapa kondisi yang berisiko tingkatkan trombositosis.