Bagaimana Baby Blues Pengaruhi Kesehatan Bayi?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   27 Mei 2021
Bagaimana Baby Blues Pengaruhi Kesehatan Bayi?Bagaimana Baby Blues Pengaruhi Kesehatan Bayi?

Halodoc, Jakarta - Kelahiran sang buah hati yang sudah lama dinanti-nantikan mestinya menjadi sesuatu yang sangat membahagiakan bagi orangtua. Namun nyatanya, banyak wanita merasa sedikit sedih, menangis, atau cemas pada minggu pertama setelah melahirkan. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah “baby blues syndrome”.

Kasusnya sangat umum terjadi di kalangan ibu baru, sehingga dianggap normal. Meski demikian, penting untuk segera mencari cara untuk mengatasi baby blues, karena kondisi mental yang ibu alami dapat memengaruhi kesehatan bayi. Lantas, bagaimana cara baby blues pengaruhi kesehatan bayi? Berikut ini penjelasan beserta dampak yang ditimbulkan.

Baca juga: Ketahui 5 Penyebab Bayi Menangis saat Menyusui

Baby Blues Pasca Persalinan Sangat Rentan Dialami

Hampir 80 persen ibu baru mengalami baby blues segera setelah melahirkan. Hal tersebut disebabkan oleh perubahan hormon dan kimia yang terjadi secara tiba-tiba dalam tubuh pasca melahirkan, yang dikombinasikan dengan stres, kurang tidur, dan kelelahan akibat mengurus bayi yang baru lahir. Seorang ibu pengidap baby blues akan mengalami sejumlah gejala berikut ini:

  • Merasa emosional dan menangis tanpa alasan yang jelas.
  • Mudah tersinggung atau sensitif.
  • Memiliki mood yang kurang baik.
  • Merasa cemas dan gelisah.

Gejala baby blues di atas sebenarnya adalah normal dan biasanya tidak bertahan lebih dari 2 minggu. Bila gejala baby blues bertahan lebih lama, ibu berisiko mengalami postpartum depression atau depresi pascanatal. Jika ibu merasa mengalami sejumlah gejala seperti yang telah disebutkan, silahkan diskusikan dengan psikolog di aplikasi Halodoc untuk mendapatkan langkah perawatan yang tepat, ya.

Penjelasan Mengenai Baby Blues Memengaruhi Kesehatan Bayi

Baby blues merupakan bentuk ringan dari depresi pasca persalinan yang dialami banyak ibu baru. Kondisi mental tersebut biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Namun, baby blues juga dapat berkembang menjadi postpartum depression yang merupakan bentuk depresi yang lebih serius dan tahan lama.

Depresi pascanatal itu sendiri dapat diobati dan disembuhkan. Namun, bila ibu tidak segera mencari cara untuk mengatasinya, kondisi mental tersebut bisa memengaruhi kesehatan bayi. Hal tersebut dikarenakan, ibu yang mengalami depresi mungkin kesulitan merawat bayinya. 

Ibu mungkin bisa menyayangi Si Kecil di satu waktu, lalu membencinya di lain waktu. Ibu mungkin juga merespons anak dengan cara yang negatif atau bahkan tidak mau meladeninya. Perasaan dan perilaku ibu akan memengaruhi kemampuan ibu untuk merawat bayi dengan baik.

Baca juga: Kelelahan Mengasuh Bayi Picu Baby Blues Syndrome, Ini Faktanya

Apa Dampaknya pada Bayi?

Postpartum depression juga dapat memengaruhi ikatan antara ibu dan bayi yang merupakan hal penting bagi perkembangan bayi. Ikatan emosional yang dalam dengan Si Kecil dapat terjalin ketika ibu merawatnya sepanjang waktu. Ikatan perasaan tersebut berkembang secara alami ketika ibu merespons bayi yang menangis dengan memberikan apapun yang dibutuhkannya, seperti memberi susu, mengganti popoknya, dan memeluknya. 

Menjalin ikatan dengan anak sangat penting untuk menjamin kesehatan emosional bayi dalam jangka panjang. Hal ini karena ikatan dengan orangtua membuat bayi merasa aman dan terjamin, serta membantunya belajar untuk mempercayai orang lain.

Namun, bila ibu mengalami depresi, ibu mungkin mengalami kesulitan untuk mencintai dan merawat bayi sepanjang waktu. Hal ini dapat berujung pada ikatan yang buruk yang dapat memengaruhi kesehatan emosional anak di kemudian hari.

Bayi yang tidak mendapatkan ikatan yang aman dari orangtuanya dapat mengalami hal-hal berikut:

  • Mengalami kesulitan berinteraksi dengan ibu mereka saat besar nanti. Ia mungkin tidak ingin bersama ibu, atau mungkin merasa kesal ketika sedang bersama ibu.
  • Memiliki masalah tidur.
  • Mengalami perkembangan yang terhambat.
  • Memiliki lebih banyak kolik.
  • Menjadi pendiam atau pasif.
  • Mengalami perkembangan keterampilan yang lebih lambat dari bayi lain.

Baca juga: Apakah Benar Ayah Juga Bisa Mengalami Baby Blues?

Itulah penjelasan mengenai bagaimana baby blues pengaruhi kesehatan bayi. Kabar baiknya, baby blues dan depresi pascanatal dapat diatasi dengan mendapatkan terapi dari psikolog, obat-obatan, serta dukungan dari orang-orang terdekat. Jika dirasa sudah tidak mampu mengatasi baby blues syndrome yang ibu alami, silahkan temui psikolog atau psikiater di rumah sakit terdekat, ya.

Referensi:
Caring for Kids. Diakses pada 2021. Depression in pregnant women and mothers: How it affects you and your child.
NHS UK. Diakses pada 2021. Feeling depressed after childbirth.