Awas, Penyakit Ini Sebabkan Air Seni Keluar Hingga 20 Liter Sehari

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 Maret 2019
Awas, Penyakit Ini Sebabkan Air Seni Keluar Hingga 20 Liter SehariAwas, Penyakit Ini Sebabkan Air Seni Keluar Hingga 20 Liter Sehari

Halodoc, Jakarta – Urine bisa menjadi tanda kesehatan sehingga sering dijadikan rangkaian pemeriksaan kesehatan. Beberapa penyakit yang bisa dideteksi lewat urine adalah penyakit menular seksual, diabetes, penyakit ginjal, dan penyakit hati. Di antara semuanya, ada penyakit yang memicu peningkatan volume urine hingga 20 liter sehari, yaitu diabetes insipidus.

Baca Juga: 6 Warna Urine Jadi Tanda Kesehatan

Diabetes insipidus adalah penyakit langka yang ditandai dengan keinginan berkemih dan minum pada waktu bersamaan. Penyakit ini berbeda dengan diabetes melitus. Pasalnya diabetes melitus berkaitan dengan peningkatan gula darah dalam tubuh, sedangkan diabetes insipidus tidak. Ketahui fakta diabetes insipidus berikut ini.

Mengapa Diabetes Insipidus Terjadi?

Diabetes insipidus terjadi karena gangguan pada antidiuretik, hormon yang mengatur jumlah cairan dalam tubuh. Hormon ini dihasilkan jaringan khusus otak bernama hipotalamus dan disimpan oleh kelenjar pituitari setelah diproduksi. Biasanya hormon antidiuretik diproduksi saat kadar air dalam tubuh terlalu rendah, tujuannya mempertahankan air dalam tubuh dan mengurangi jumlah cairan yang terbuang melalui urine.

Apabila produksi hormon antidiuretik berkurang atau saat ginjal tidak merespons hormon secara normal, seseorang berisiko mengidap diabetes insipidus. Pasalnya dalam kondisi tersebut, ginjal mengeluarkan banyak cairan dan urine menjadi cair. Itu sebabnya pengidap diabetes insipidus sering merasa haus dan minum lebih banyak.

Bagaimana Tanda dan Gejala Diabetes Insipidus?

Gejala diabetes insipidus adalah sering haus dan buang air kecil. Bahkan setelah banyak minum air, kamu tetap merasa haus. Jumlah urine yang dikeluarkan pengidap berkisar 3-20 liter dengan frekuensi buang air 3-4 kali per jam. Jika terus dibiarkan, gejala ini mengganggu aktivitas dan memengaruhi psikologis seseorang. Pengidap diabetes insipidus rentan kelelahan, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi karena ingin terus berkemih.

Diabetes insipidus tidak hanya terjadi pada orang dewasa, melainkan juga anak-anak. Hanya saja, gejala diabetes insipidus pada anak sulit dikenali karena ia belum bisa berkomunikasi dengan baik. Namun ibu perlu waspada jika Si Kecil sering ngompol, mudah marah, rewel, nafsu makan menurun, kelelahan, dan pertumbuhannya terlambat. Kondisi ini bisa menjadi tanda diabetes insipidus.

Bisakah Diabetes Insipidus Diobati?

Pengobatan diabetes insipidus tergantung pada jenis yang diidap. Tujuannya untuk mengendalikan gejala dan mengurangi jumlah urine yang dihasilkan tubuh.

  • Pada diabetes insipidus kranial, biasanya pengidap tidak membutuhkan pengobatan khusus. Diabetes kranial disebabkan karena tubuh tidak memiliki cukup hormon antidiuretik dari hipotalamus. Pengidap hanya perlu perbanyak konsumsi air putih untuk cegah dehidrasi, setidaknya 2,5 liter per hari. Jika tidak membaik, dokter mungkin meresepkan obat golongan desmopressin, thiazide diuretik, dan antiinflamasi non-steroid.
  • Pada diabetes insipidus nefrogenik, dianjurkan untuk menghentikan konsumsi obat tertentu, perbanyak minum air putih, dan kurangi asupan garam. Diabetes nefrogenik terjadi akibat organ ginjal tidak merespons hormon antidiuretik dengan baik. Penyebabnya adalah kerusakan fungsi ginjal atau akibat faktor genetik.

Baca Juga: 4 Penyakit yang Bisa Diketahui dari Cek Urine

Itulah penyakit yang menyebabkan air seni keluar hingga 20 liter sehari. Kalau kamu punya keluhan buang air kecil, jangan ragu berbicara pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!