Awas, Infeksi Jamur Ini Bisa Menyerang Organ Intim Sampai Mulut
“Jamur yang menyebarkan infeksinya saat masuk ke tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan. Serangan dari gangguan ini bisa terjadi pada mulut hingga organ intim.”
Halodoc, Jakarta - Pernah mendengar penyakit bernama candidiasis? Kalau masih asing, bagaimana dengan infeksi jamur? Nah, candidiasis merupakan keluhan kesehatan yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida. Hal yang bikin khawatir, jamur ini bisa menyerang organ intim hingga mulut. Tuh, seram kan?
Nah, berikut beberapa jenis candidiasis yang bisa menyerang kapan saja.
1. Candidiasis Vulvovaginal
Untuk bakteri yang menyerang area vagina disebut sebagai candidiasis vulvovaginal, alias infeksi candidiasis pada organ genital wanita. Jamur candida sebenarnya jamur yang secara normal ada pada kulit, saluran cerna, dan saluran reproduksi.
Tenang, enggak usah panik dulu, sebab jamur candida merupakan flora normal. Hal yang mesti diwaspadai, kadang kala pertumbuhan jamur ini bisa berlebihan hingga menimbulkan sederet masalah. Lalu, bagaimana dengan gejalanya?
Infeksi jamur pada vagina ini bisa menimbulkan gejala berupa gatal yang ekstrim, kemerahan di area vulva dan selangkangan, serta rasa sakit pada area vagina. Enggak cuma itu, cairan vagina yang terinfeksi juga berwarna putih, kental, dan berbau asam. Tuh, bikin resah kan?
Meski bukan termasuk penyakit menular seksual, tetapi infeksi candida juga bisa ditularkan melalui hubungan intim. Apalagi bagi mereka yang aktif secara seksual.
Selain gejala di atas, menurut ahli di Central of Disease Control and Prevention (CDC), gejala khas candidiasis vulvovagina juga bisa berupa dispareunia. Kondisi ini sendiri merupakan rasa sakit pada area kemaluan secara terus-menerus, sebelum, selama, atau sesudah berhubungan intim.
Tak hanya itu, candidiasis vulvovaginal ini juga bisa ditandai dengan disuria eksternal, alias rasa nyeri atau terbakar dan tak nyaman ketika hendak buang air kecil. Nah, andaikan mengalami gejala-gejala di atas, segeralah tanyakan atau temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa menggunakan fitur tanya dokter pada aplikasi Halodoc juga, lho.
Menurut jurnal dalam US National Library of Medicine National Institutes of Health, diperkirakan 75 persen wanita akan mengalami satu episode candidiasis vulvovaginal dalam hidupnya. Sementara itu, menurut ahli di CDC, sekitar 40-45 persen wanita bisa mengalami dua episode atau lebih. Tuh, bikin resah kan?
2. Balanitis, Candidiasis pada Organ Genital Pria
Balanitis sendiri merupakan peradangan pada ujung kepala penis. Biang keladinya karena infeksi jamur atau bakteri. Sebagian besar kasus balanitis dialami oleh anak-anak di bawah usia 4 tahun dan pria dewasa yang belum disunat. Akan tetapi, ada pula sebagian kasus lainnya yang dialami oleh pria yang telah disunat.
Tak ada faktor tunggal yang menyebabkan balanitis. Pasalnya, penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Pada dasarnya, balanitis disebabkan oleh adanya infeksi. Infeksi ini bisa melalui perilaku seksual yang kurang baik atau non-seksual.
Untuk anak-anak, biasanya balanitis karena kebersihan alat kelamin yang kurang terjaga, terutama pada laki-laki yang belum dikhitan. Setidaknya 1 dari 30 laki-laki yang belum dikhitan mengalami balanitis.
Kotoran yang disebut smegma biasanya terbentuk di bawah kulup pada ujung penis yang tidak dikhitan. Nah, hal inilah yang ujung-ujungnya bisa menyebabkan balanitis. Di sampingi itu, penyebab balanitis lainnya dapat bisa berupa reaksi iritasi atau alergi dan kondisi lainnya, seperti adanya fimosis.
3. Candidiasis Ruam Popok
Sesuai namanya, candidiasis ini disebabkan karena terlalu sering membiarkan popok bayi dalam kondisi basah atau kotor. Nah, kondisi inilah yang akhirnya membuat kulit bayi terinfeksi. Bayi yang mengalami kondisi ini akan mengalami kemerahan atau adanya tonjolan kecil di pantat, alat kelamin, atau di dekat lipatan pahanya.
Hal yang perlu diingat, menjaga agar popok bayi tetap bersih dan kering merupakan langkah yang efektif untuk membantu mencegah ruam popok dan candidiasis.
4. Candidiasis Oral
Seperti namanya, candidiasis Oral atau oral thrush merupakan infeksi candidiasis. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Candida albicans, yang terakumulasi pada lapisan mulut. Oleh sebab itu, oral thrush juga disebut sebagai candidiasis mulut. Untungnya, kondisi ini enggak menular, dan biasanya bisa diatasi dengan obat-obatan antijamur.
Infeksi candida ini bisa terjadi ketika sistem imun melemah, akibat penyakit, atau konsumsi obat-obatan tertentu. Misalnya, prednisone atau antibiotik yang dapat mengganggu keseimbangan alami dari mikroorganisme pada tubuh.
Lalu, bagaimana dengan gejalanya? Candidiasis oral ini bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya, seperti:
- Luka berwarna putih krem pada lidah, pipi bagian dalam dan kadang langit-langit mulut, gusi serta amandel.
- Timbul sedikit perdarahan jika terjadi luka gores.
- Hilangnya kemampuan indra pengecap.
- Luka yang sedikit menimbul, tampilannya seperti keju cottage.
- Ujung mulut menjadi berwarna kemerahan dan pecah-pecah, terutama pada pengguna gigi palsu.
- Kemerahan atau timbulnya rasa nyeri yang cukup parah menyebabkan kesulitan makan atau menelan.
Nah, itulah pembahasan mengenai infeksi jamur yang dapat menyerang seluruh bagian tubuh manusia. Jika ingin tahu lebih jauh tentang penyakit ini, serta ingin mendapatkan kemudahan dalam akses kesehatan, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Vulvovaginal Candidiasis.
Healthline. Diakses pada 2020. What Is Balanitis?
US National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses pada 2020. Risk Factors of Vulvovaginal Candidiasis in Dermato-Venereology Outpatients Clinic of Soetomo General Hospital, Surabaya, Indonesia.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan