Awas Hoarding Disorder Akibat Kebiasaan Menumpuk Sampah
Halodoc, Jakarta - Beberapa waktu belakangan, jagat maya dihebohkan dengan sebuah postingan yang memperlihatkan kondisi kamar kos yang penuh dengan sampah. Akun Twitter @ksiezyc26 yang membuat postingan itu menjelaskan bahwa kamar tersebut ada di kos-kosan yang ia huni, tetapi sudah tidak lagi ditempati oleh penghuninya sejak 2 bulan terakhir. Lalu. banyak yang menyebut penghuni kamar tersebut mengidap hoarding disorder.
Namun, sebagian orang juga ada yang menduga bahwa penghuni kamar tersebut hanya kelewat malas. Meski tidak diketahui pasti apa yang sebenarnya terjadi, istilah hoarding disorder jadi mencuat ke publik dan banyak orang yang penasaran. Sebenarnya apa sih hoarding disorder itu? Apakah merupakan jenis gangguan kesehatan mental?
Baca juga: Deteksi Lebih Dini Gangguan Mental Skizofrenia
Hoarding Disorder adalah Salah Satu Bentuk dari OCD
Dalam medis, hoarding disorder adalah salah satu bentuk dari obsessive compulsive disorder (OCD), yang ditandai dengan kecemasan berlebihan karena tingginya hasrat untuk menyimpan barang yang sudah tidak dipakai lagi. Mereka cenderung tidak dapat membuang berbagai barang bekas, karena menganggap akan membutuhkannya nanti.
Meski mirip dengan kemalasan, hoarding disorder nyatanya adalah sebuah gangguan, yang dapat memengaruhi kualitas hidup pengidapnya. Sama halnya seperti OCD atau bentuk gangguan mental lainnya, hoarding disorder juga perlu mendapat penanganan. Jadi, jika kamu atau orang terdekat memiliki kebiasaan menumpuk barang bekas atau sampah, dan tidak bisa menghentikannya, segera bicarakan dengan psikolog lewat aplikasi Halodoc.
Jika hoarding disorder dibiarkan berlanjut tanpa dapat penanganan, gangguan ini dapat membuat pengidapnya merasa stres, cemas, bahkan menutup diri dari kehidupan sosial. Mereka mungkin akan merasa malu akan kebiasaannya menumpuk sampah, tetapi tidak tahu bagaimana cara menghentikan kebiasaannya itu.
Baca juga: Lebaran dan Holiday Blues, Ini 4 Cara Menghadapinya
Apa yang Membuat Hoarding Disorder Terjadi?
Pada dasarnya, setiap gangguan mental itu sulit ditentukan penyebab pastinya, karena biasanya terjadi akibat kombinasi berbagai faktor. Hal ini juga berlaku untuk hoarding disorder. Penyebab gangguan ini tidak diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang dapat memicu munculnya gangguan ini, yaitu:
1.Kebiasaan Berpikir Bahwa Barang Bekas Bisa Dipakai Lagi
Pada barang-barang yang memang dirancang untuk reusable mungkin tidak masalah jika disimpan untuk digunakan kembali. Namun, pengidap hoarding disorder ini awalnya memiliki kebiasaan berpikir bahwa suatu barang bekas bisa dipakai lagi, lantas ia memutuskan untuk menyimpannya.
Padahal, bisa saja barang tersebut justru tidak disarankan untuk dipakai ulang. Misalnya, botol air mineral, wadah makanan dari restoran, yang sebenarnya untuk sekali pakai saja. Kebiasaan ini juga dapat merambah barang berukuran besar, seperti televisi yang sudah rusak. Karena yakin bisa diperbaiki kembali, kamu lalu menyimpannya. Namun, ternyata barang tersebut berakhir menumpuk begitu saja.
2.Kepuasan Tersendiri
Menurut Anxiety and Depression Association of America, hoarding disorder juga bisa terjadi karena adanya kepuasan tersendiri yang dirasakan ketika menyimpan suatu barang bekas. Alasannya, bisa jadi karena ada kenangan dengan benda tersebut. Misalnya, menyimpan sobekan tiket bioskop yang ditonton bersama pasangan, berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang lalu. Jika dibuang, pengidap hoarding disorder akan merasa kehilangan kenangan.
Baca juga: Percaya Diri Berlebihan Ternyata Berbahaya, Ini Dampaknya
3.Pernah Mengalami Peristiwa Traumatis
Hobi menimbun barang bekas juga dapat terjadi setelah mengalami kejadian traumatis dan penuh tekanan di masa lalu. Misalnya, kematian orang terdekat, perceraian, atau kehilangan benda berharga karena kebakaran. Berbagai kejadian tersebut dapat membuat seseorang lebih senang menyimpan barang bekas yang sebenarnya harus dibuang, karena merasa takut kehilangan.
4.Mengidap Gangguan Mental Lain
Hoarding disorder pada dasarnya adalah bentuk dari OCD. Jadi gangguan ini juga bisa terjadi akibat adanya gangguan mental lain yang diidap, seperti OCD, gangguan kecemasan, atau depresi.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Hoarding Disorder.
Anxiety and Depression Association of America. Diakses pada 2020. Hoarding: The Basics.
Medical Daily. Diakses pada 2020. Why we hoard stuff we don’t need?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan