Awas, Cedera Saraf Tulang Belakang Bisa Berujung Kematian

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Januari 2019
Awas, Cedera Saraf Tulang Belakang Bisa Berujung KematianAwas, Cedera Saraf Tulang Belakang Bisa Berujung Kematian

Halodoc, Jakarta - Dalam tubuh manusia, terdapat bundel serat sarang lunak yang memanjang dari dasar otak ke bagian punggung bawah. Bagian ini disebut dengan sumsum tulang belakang yang dilindungi oleh tulang belakang.

Peran sumsum tulang belakang ini amat krusial. Ia mendukung proses penyampaian pesan antara otak dan saraf tulang belakang agar dapat terjalin dengan baik. Bagaimana bila terjadi masalah pada bagian ini?

Baca juga:4 Latihan Perbaiki Struktur Tulang

Nah, karena fungsinya menghubungkan antara otak dan bagian tubuh lainnya, maka cedera sumsum tulang belakang dapat menyebabkan gangguan sensorik dan motorik di sekujur tubuh. Enggak cuma itu, bahkan cedera saraf tulang belakang yang berat bisa menyebabkan kematian, lho. Jangan heran, sebab fungsi alat vital dan organ penting di dalam tubuh kita turut diatur oleh sumsum tulang belakang.

Di samping itu, cedera di bawah batak otak hingga tulang belakang juga bisa memicu kondisi kronis jangka panjang berupa kelumpuhan. Lalu, apa saja sih yang bisa menyebabkan cedera saraf tulang belakang?

Karena Traumatis dan Nontraumatis

Pada dasarnya, cedera saraf tulang belakang muncul akibat kerusakan pada jaringan, tulang, bantalan, ataupun saraf tulang belakang itu sendiri. Nah, penyebab cedera saraf tulang belakang ini bisa dibagi menjadi dua tipe, yaitu traumatis dan non-traumatis.

Traumatis bisa disebabkan oleh pergeseran, patah, ataupun terkilirnya tulang punggung yang terjadi akibat kecelakaan, contohnya:

Baca juga: Penyebab 3 Kelainan Tulang Belakang

  • Terjatuh saat beraktivitas

  • Mengalami kekerasan

  • Cedera atau kecelakaan saat berolahraga

  • Kecelakaan bermotor.

Sementara itu, cedera saraf tulang belakang non-traumatis lain lagi ceritanya. Cederanya disebabkan oleh kondisi atau penyakit lain. Misalnya, radang sendi, osteoporosis, kanker, peradangan pada tulang belakang, ataupun kelainan pertumbuhan tulang belakang sejak lahir.

Berikut beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko cedera saraf tulang belakang non-traumatis:

  • Cacat atau kelainan pada pertumbuhan tulang sejak lahir.

  • Berjenis kelamin pria, sebab cedera ini lebih banyak terjadi pada pria.

  • Mengidap kondisi medis yang berkaitan dengan tulang sendi.

  • Seseorang yang berusia 16–30 dan 65 tahun ke atas lebih rentan terhadap cedera ini.

  • Melakukan aktivitas yang berisiko, seperti olahraga ekstrem.

Tips Sederhana Mencegahnya

Dalam kebanyakan kasus, cedera saraf tulang belakang terjadi akibat kecelakaan. Oleh sebab itu, cara mencegahnya bisa dengan langkah-langkah di bawah ini:

  • Berdiskusilah dengan para profesional atau instruktur yang berpengalaman ketika ingin melakukan aktivitas luar ruangan yang terbilang rawan. Misalnya, ketika menyelam (diving) atau panjat tebing.

  • Berhati-hatilah dalam beraktivitas dengan memperhatikan keadaan sekeliling. Contohnya, memperhatikan lantai kamar mandi (licin atau tidak) ketika masuk ke dalamnya.

  • Selalu berkendara dengan aman dan mematuhi rambu lalu lintas.

  • Kenakan perlengkapan keselamatan selama berkendara atau berolahraga.

Baca juga: Hati-hati, Cedera Saraf Tulang Belakang Sebabkan Gangguan Saraf

Mau tahu lebih jauh mengenai cedera saraf tulang belakang? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter ahli untuk mendapatkan penanganan atau saran yang tepat melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!