Awas, 10 Faktor Ini Bisa Tingkatkan Risiko Kardiomiopati
Halodoc, Jakarta - Penyakit jantung sebenarnya bukan cuma menyoal serangan jantung saja. Pernah mendengar kardiomiopati? Kardiomiopati merupakan penyakit kronis pada otot jantung (miokardium). Kondisi ini membuat jantung harus bekerja ekstra untuk memompa darah. Alasannya, kardiomiopati membuat otot jantung menebal, lemas, dan kaku.
Kardiomiopati bisa dibilang jauh lebih langka daripada penyakit jantung, seperti arteri koroner atau masalah katup jantung. Sebagian besar kasusnya lebih sering ditemukan pada lansia. Hal yang mesti ditegaskan, kardiomiopati ini bisa menyebabkan gagal jantung.
Lalu, apa saja sih faktor risiko yang bisa meningkatkan serangan kardiomiopati?
Baca juga: Tindakan Medis yang Dilakukan untuk Atasi Kardiomiopati
Dari Genetik sampai Pengobatan Kanker
Sebenarnya sampai saat ini penyebab pasti dari kardiomiopati seringkali tak diketahui dengan pasti. Akan tetapi, sama seperti penyakit jantung lainnya, pada dasarnya kardiomiopati bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya, faktor genetik dari anggota keluarga dan kondisi penyakit lain yang mengganggu kinerja jantung.
Selain itu, kardiomiopati juga bisa dipicu oleh:
-
Obesitas;
-
Diabetes;
-
Hipertensi;
-
Infeksi pada jantung;
-
Penyakit jantung koroner;
-
Penyakit autoimun;
-
Penyakit jaringan ikat;
-
Penyakit endokrin;
-
Penyakit otot; dan
-
Amiloidosis sarkoidosis.
Tak cuma itu saja, dalam beberapa kasus penggunaan obat-obatan terlarang, kehamilan, konsumsi alkohol, dan pengobatan kanker juga bisa menyebabkan kardiomiopati.
Faktor risikonya sudah, lalu bagaimana dengan gejalanya?
Baca juga: Kenali Gejala yang Disebabkan Kardiomiopati
Gejala yang Bervariasi
Seseorang yang mengidap kardiomiopati umumnya akan merasakan berbagai keluhan. Gejala kardiomiopati ini bisa bervariasi, dari ringan hingga ke berat. Umumnya pengidap kardiomiopati akan mengalami sesak napas, kelelahan (terutama saat beraktivitas), pembengkakan di kaki bagian bawah, pergelangan kaki, kaki, perut, dan vena leher.
Gejala lainnya berupa pusing dan perasaan melayang, gangguan detak jantung (aritmia dan murmur), nyeri dada, pusing pingsan saat beraktivitas, dan batuk (terutama saat tidur terlentang. Gejala dapat terjadi ketika kardiomiopati sudah melemahkan jantung.
Nah, andaikan merasakan gejala-gejala di atas, segeralah temui atau tanyakan pada dokter untuk mendapatkan saran atau penanganan medis yang tepat. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.
Baca juga: Atur Pola Makan untuk Mencegah Kardiomiopati
Atasi Segera, Komplikasi Taruhannya
Ingat, jangan main-main sama yang namanya penyakit jantung, termasuk kardiomiopati. Alasannya jelas, kardiomiopati yang tak segera ditangani bisa menimbulkan masalah yang lebih serius. Lalu, apa saja sih komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh kardiomiopati?
-
Penggumpalan darah;
-
Henti jantung mendadak;
-
Gagal jantung; dan
-
Gangguan katup jantung.
Tuh, seram kan? Yakin, masih mau menganggap remeh kardiomiopati?
Jangan Takut, Masih Bisa Dicegah
Setidaknya ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah penyakit jantung seperti kardiomiopati. Nah, berikut beberapa tips sehat yang bisa kita coba.
-
Kelola stres dengan baik.
-
Jaga berat badan tetap ideal.
-
Rutin berolahraga.
-
Hentikan kebiasaan merokok atau konsumsi minuman beralkohol.
-
Jauhi kebiasaan yang bisa memicu obesitas.
-
Cukupi kebutuhan tidur.
-
Konsumsi makanan bergizi seimbang.
-
Lakukan pemeriksaan rutin untuk mengontrol penyakit yang bisa memicu kardiomiopati, seperti diabetes atau hipertensi.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!