Aturan Minum Obat untuk Penyakit Kronis saat Puasa
Halodoc, Jakarta – Apakah orang yang mengidap penyakit kronis seperti kencing manis, darah tinggi, dan jantung tetap bisa menjalani puasa? Lantas, bagaimana aturan minum obatnya? Pastinya pertanyaan ini kerap datang setiap kali memasuki bulan puasa.
Sebenarnya aturan konsumsi obat untuk penyakit kronis saat puasa tidak melulu secara oral, tetapi juga bisa melalui transdermal (kulit), vaginal, rektal, atau tetes mata maupun telinga. Pastikan kamu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter mengenai kemungkinan-kemungkinan konsumsi obat.
Baca juga: Tips Tetap Sehat dan Bugar Selama Berpuasa
Menyiasati Waktu Minum Obat saat Puasa
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, konsumsi obat tidak hanya melalui oral. Namun, jika tidak ada cara lain dan satu-satunya pilihan minum obat adalah dengan oral, kamu bisa menyiasati waktu konsumsi obatnya. Berikut aturannya:
1. Obat yang Diminum Sekali Sehari
Jika obat yang kamu minum frekuensinya sekali sehari, kamu bisa memilih antara waktu sahur atau malam setelah berbuka puasa.
2. Obat yang Diminum Dua Kali Sehari
Jika frekuensi minum obatnya dua kali dalam satu hari, maka waktu untuk minum obatnya adalah pagi ketika sahur dan setelah berbuka puasa. Tidak ada perbedaan yang signifikan minum obat dengan frekuensi ini di bulan puasa atau di waktu tidak puasa. Hanya saja interval antara jadwal minum obat pertama dan kedua bisa lebih panjang di waktu puasa.
3. Obat yang Diminum Tiga Kali Sehari
Untuk obat yang diminum tiga kali sehari, kamu perlu menyiasatinya. Kamu bisa menggunakan interval waktu antara setelah berbuka puasa dan sebelum tidur. Jadi, jadwal minum obatnya adalah pagi saat sahur, setelah berbuka, dan sebelum tidur malam.
Selain menyiasati interval waktu, kamu juga bisa menanyakan kepada dokter kemungkinan menambah dosis, sehingga kamu cukup minum obat dua kali sehari. Biar lebih praktis, kamu bisa menanyakannya pada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa bertanya langsung dengan dokter penyakit dalam untuk kondisi sakit kencing manis, darah tinggi, ataupun jantung.
Baca juga: Begini Pola Hidup Sehat saat Berpuasa
4. Obat yang Diminum Empat Kali Sehari
Tidak jauh berbeda dengan aturan sebelumnya, obat yang diminum empat kali sehari juga semestinya bisa disiasati. Hanya saja kamu mungkin perlu bangun lebih awal supaya bisa minum obat dengan interval 4 kali. Pengaturan waktu minum obatnya bisa seperti ini: obat pertama diminum saat sahur pukul 04.00, kemudian obat kedua diminum saat berbuka puasa sekitar pukul 18.00, obat ketiga diminum pada pukul 20.00, dan obat terakhir diminum jam 01.00 dini hari.
Untuk aturan obat yang diminum sebelum makan, kamu bisa memberikan jeda waktu 30 menit sebelum minum obatnya. Sedangkan obat yang diminum setelah makan, obat dapat dikonsumsi 10-15 menit setelah berbuka puasa. Pastikan untuk selalu menyediakan obat rutin di rumah untuk menghindari kondisi yang tidak diinginkan. Kalau persediaan obat habis, Halodoc juga bisa digunakan untuk membeli obat atau produk kesehatan lain.
Hal Lain yang Perlu Diingat saat Berpuasa
Sering ada kekhawatiran orang dengan penyakit kronis tidak bisa menjalankan ibadah puasa. Padahal, sebenarnya bisa-bisa saja, apalagi kalau sebelumnya sudah berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan rekomendasi yang tepat.
Untuk pengidap diabetes yang mau berpuasa dianjurkan untuk memiliki kondisi gula darah yang stabil selama tiga bulan jelang puasa. Selain itu, sebaiknya tidak mengonsumsi makanan manis dan bersantan saat berbuka.
Baca juga: Puasa Meringankan Penyakit Kronis, Apa Saja?
Sedangkan untuk pengidap hipertensi, dokter merekomendasikan untuk makan makanan tinggi kalium dan hindari berbuka dengan junk food. Untuk pengidap jantung yang ingin menjalankan ibadah puasa, direkomendasikan untuk mengonsumsi makanan tinggi serat dan karbohidrat kompleks seperti havermut dan beras merah.
Referensi:
Kompas.com. Diakses pada 2021. Jangan Salah, Berikut Panduan Minum Obat Saat Puasa.
Detik Health. Diakses pada 2021. Panduan Singkat Buka Puasa Bagi Pasien Penyakit Kronis.
Drug Topics. Diakses pada 2021. Ramadan, Medications, and the Pharmacist.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan