Atlet, Sehat Kok Bisa Kena Corona?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   16 Maret 2020
Atlet, Sehat Kok Bisa Kena Corona?Atlet, Sehat Kok Bisa Kena Corona?

Halodoc, Jakarta – Selama ini atlet selalu dianggap sebagai individu yang sehat dan fit. Namun, beberapa waktu belakangan ini terdengar kabar kalau beberapa atlet dunia positif corona. Sebut saja, di antaranya Daniele Rugani pemain Juventus, Manolo Gabbiadini pemain dari Sampdoria, dan Rudy Gobert pemain basket asal Prancis.

Kesehatan dan kebersihan juga jadi salah satu indikator pencegahan penularan corona. Namun ternyata, orang-orang yang dianggap punya perawatan kesehatan yang baik, seperti pejabat pemerintahan dan public figure lainnya. 

Terkesan Sehat dan Fit, Kok Sakit?

Terkait dengan cap sehat dan fit pada atlet, menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh National Institutes of Health, ada banyak atlet yang fit alias bugar, tetapi tidak sehat. Kenapa begitu? 

Ini dikarenakan intensitas latihan yang terlalu tinggi dan konsumsi karbohidrat olahan yang berlebihan dapat berkontribusi terhadap penurunan kesehatan atlet, bahkan mengganggu kinerja dan performa tubuhnya.

Baca juga: Meski Sehat Social Distance Tetap Perlu Dilakukan

Fit dan sehat sebenarnya juga punya definisi yang berbeda. Fit menjelaskan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas ataupun latihan yang diberikan, sedangkan sehat lebih pada kesejahteraan seseorang yang diukur dari harmonisasi kerja sistem fisiologis tubuhnya.

Jadi, kalau selama ini kamu beranggapan semua atlet adalah sehat dan fit, sehingga lebih kecil risikonya untuk terkena penyakit, pernyataan ini tidak 100 persen benar. Ada banyak atlet yang tidak sehat sebagai akibat dari sindrom overtraining dan diet glikemik tinggi. 

Kedua faktor ini dapat membuat atlet mengalami cedera fisik, disfungsi endokrin termasuk imunitas, cedera mental seperti depresi, yang pada akhirnya menempatkan atlet pada risiko kesehatan secara lebih luas. 

Olahraga Supaya Sehat

Setiap orang memiliki tujuan yang berbeda-beda saat melakukan olahraga. Atlet menjadikan olahraga sebagai profesi, bukan kesehatan sebagai tujuannya. Kompetisi dan kemenangan adalah goal dari para atlet saat melakoni olahraga. 

Tentunya, buat kamu yang ingin menjadikan kesehatan sebagai tujuan dari melakukan olahraga, perlu untuk mengetahui durasi tepat, jenis latihan yang perlu dilakukan. Untuk itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan durasi olahraga yang baik sebagai berikut.

Baca juga: Panduan Menjaga Kesehatan Diri Agar Terhindar dari Corona

Pada orang dewasa berusia 18–64 tahun, aktivitas fisik yang disarankan meliputi kegiatan yang bisa dilakukan di waktu luang, seperti berjalan, menari, berkebun, hiking,  berenang, bersepeda, dan melakukan pekerjaan rumah tangga.

Sebenarnya aktivitas olahraga yang tidak direncanakan seperti yang diutarakan di atas dapat meningkatkan kebugaran, melatih otot dan tulang dan menurunkan risiko depresi.  Setidaknya, lakukanlah aktivitas fisik selama 150 menit untuk jenis aerobik intensitas sedang dan 75 menit aerobik intensitas tinggi per minggunya. 

Untuk manfaat kesehatan tambahan, orang dewasa dapat meningkatkan aktivitas fisik aerobik intensitas sedang, hingga 300 menit per minggu dan aktivitas fisik aerobik intensitas tinggi 150 menit per minggu. 

Penyakit Tidak Pandang Bulu

Namanya penyakit tidak pandang bulu, mau orang kaya, miskin, tua muda, kalau memang punya risiko pasti bisa terkena juga. Sementara itu, ketimbang panik tetaplah melakukan yang terbaik untuk menjaga kesehatan. 

Kalau saat ini kamu sedang social distance dan tidak melakukan banyak kegiatan, ada baiknya kamu membatasi jumlah makanan yang dimakan supaya seimbang. Jangan sampai, karena social distance yang dilakukan kamu jadi obesitas.

Baca juga: Social Distance, Cara Efektif Cegah Penyebaran Corona

Pastikan kamu cukup mengonsumsi protein, jauhkan diri dari makanan cepat saji dan mulailah mengonsumsi makanan berkualitas. Semua orang disarankan untuk mencuci tangan secara teratur untuk mengurangi risiko infeksi. 

Hal lain yang dapat kamu lakukan untuk membantu sistem kekebalan adalah mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, seperti sayur-sayuran dan buah. Jangan lupa untuk tetap mendapatkan udara segar dan sinar matahari serta senantiasa terhidrasi.

Kalau kamu merasakan gejala-gejala tidak enak badan, jangan mendiagnosis diri sendiri, tanyakan langsung ke Halodoc untuk informasi pastinya. Sampaikan gejala awal yang dirasakan kepada dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Nantinya, dokter akan memberi saran dan jika dibutuhkan, kamu mungkin akan diarahkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit rujukan COVID-19 terdekat dengan tempat tinggalmu. Download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi:
World Health Organization. Diakses pada 2020. Global Strategy on Diet, Physical Activity and Health.
National Institutes of Health. Diakses pada 2020. Athletes: Fit but Unhealthy?
Judoinside.com. Diakses pada 2020. ADJUST YOUR DIET TO THE CURRENT CORONA SITUATION.