Atasi BPH Benign Prostatic Hyperplasia dengan Prostatektomi

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   23 Juli 2020
Atasi BPH Benign Prostatic Hyperplasia dengan ProstatektomiAtasi BPH Benign Prostatic Hyperplasia dengan Prostatektomi

Halodoc, Jakarta – Prostatektomi alias operasi prostat merupakan prosedur bedah yang dilakukan untuk mengatasi masalah pada kelenjar prostat, yaitu kelenjar yang dimiliki oleh laki-laki dan terletak di bawah kandung kemih. Kelenjar prostat memiliki fungsi memproduksi air mani. Prostatektomi bisa dilakukan untuk mengatasi beberapa gangguan prostat, salah satunya adalah Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). 

Tindakan medis ini dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar prostat. Selain itu, operasi ini juga bisa dilakukan untuk mengangkat jaringan lain di sekitar prostat. Ada beberapa kondisi medis yang bisa ditangani dengan operasi prostatektomi, termasuk kanker prostat dan benign prostatic hyperplasia. Sebelum menjalankan operasi, dokter terlebih dahulu akan memeriksa ada atau tidak indikasi prostatektomi. 

Baca juga: Benign Prostatic Hyperplasia pada Pria Bisa Pengaruhi Stamina Hubungan Intim

BPH dan Operasi Prostatektomi

Operasi prostatektomi dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada kelenjar prostat, termasuk benign prostatic hyperplasia (BPH). Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan dan membuat aliran urine terhambat. Semakin lama, kondisi ini bisa menjadi semakin parah, bahkan menimbulkan komplikasi pada pengidapnya. Maka dari itu, dibutuhkan pengobatan untuk mengatasi BPH.

Selain itu, prosedur operasi ini juga dilakukan untuk pengobatan kanker prostat. Tindakan operasi diambil untuk membantu pengobatan kanker, selain melalui kemoterapi, radioterapi, atau terapi hormon. Prostatektomi juga bisa dilakukan untuk pengangkatan jaringan di sekitar kelenjar prostat. Ada beragam hal yang menandakan seseorang mungkin membutuhkan operasi ini, di antaranya: 

  • Kesulitan saat ingin buang air kecil alias berkemih, 
  • Meningkatnya frekuensi dan keinginan untuk buang air kecil, 
  • Aliran kencing terasa lambat dan tersendat-sendat, 
  • Mengalami infeksi saluran kemih, 
  • Tidak bisa berkemih sama sekali, 
  • Tidak tuntas atau merasa tidak selesai saat berkemih, 
  • Meningkatnya frekuensi ingin berkemih pada malam hari (nocturia). 

Mengenal Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah kondisi yang terjadi karena ada pembengkakan pada kelenjar prostat. Hal itu kemudian menyebabkan terjadinya pembesaran prostat yang bersifat jinak. Dengan kata lain, kondisi ini sebenarnya tidak termasuk dalam jenis kanker yang berbahaya dan tidak terkait dengan kanker prostat. 

Prostat merupakan kelenjar yang terletak pada rongga pinggul, di antara kandung kemih dan organ reproduksi pria alias Mr. P. Kelenjar berukuran kecil ini berfungsi menghasilkan cairan yang digunakan tubuh untuk melindungi serta menyuburkan sel-sel sperma. Meski tidak termasuk kanker, tetapi BPH sebaiknya tidak diabaikan begitu saja. 

Gangguan ini umumnya mulai menyerang pria yang memasuki usia lanjut, yaitu di atas usia 50 tahun. Hingga kini, masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab utama BPH. Meski begitu, proses penuaan yang menyebabkan perubahan pada hormon diduga menjadi salah satu faktor gangguan BPH menyerang.

Baca juga: Meski Bukan Kanker, Berbahayakah Gangguan Prostat BPH?

Meski tidak termasuk dalam golongan kanker, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan jika mengalami gejala pembesaran kelenjar prostat. Sebab jika dibiarkan begitu saja, kondisi ini bisa memicu komplikasi, seperti infeksi saluran kemih, penyakit batu kandung kemih, tidak bisa buang air kecil, hingga kerusakan kandung kemih dan ginjal. 

Cari tahu lebih lanjut mengenai benign prostatic hyperplasia (BPH) dan prostatektomi untuk mengatasinya dengan bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan tips mencegah dan mengatasi BPH atau masalah kesehatan lain dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Tests and Procedures. Prostatectomy.
Healthline. Diakses pada 2020. What You Need To Know About Prostate Surgery.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan