Ashanty Sering Ngompol, Ini Penjelasan Medisnya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   06 September 2019
Ashanty Sering Ngompol, Ini Penjelasan MedisnyaAshanty Sering Ngompol, Ini Penjelasan Medisnya

Halodoc, Jakarta - Ashanty, artis yang merupakan istri dari Anang Hermansyah, dikabarkan masih sering mengompol. Hal ini menjadi tentunya menimbulkan pertanyaan, "Kok bisa orang dewasa masih mengompol?". Ternyata, gangguan yang terjadi pada penyanyi ini dapat dijelaskan secara medis.

Ashanty mengalami gangguan yang disebut dengan inkontinensia urine. Hal ini menyebabkan seseorang, termasuk orang dewasa, untuk mengalami ngompol di celana. Gangguan ini  menyebabkan air kencing keluar tanpa disadari pengidapnya. Kok bisa, ya? Sebaiknya, perhatikan pembahasan tentang hal tersebut!

Baca juga: Wajib Tahu! Ini Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil Saat Hamil

Ashanty Mengalami Inkontinensia Urine, Apa Itu?

Inkontinensia urine adalah kondisi yang menyebabkan pengidapnya sulit untuk mengontrol buang air kecil. Orang yang mengalami gangguan ini kehilangan kontrol terhadap bagian kandung kemihnya. Sehingga, urine dapat keluar tanpa aba-aba dan orang ini harus menggunakan popok untuk kegiatan sehari-hari.

Kondisi inkontinensia urine dapat terjadi pada siapa saja. Jika kamu ingin mengetahui lebih mendalam tentang inkontinensia urine, kamu bisa berdiskusi dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Caranya mudah, hanya perlu download di smartphone saja! 

Sebenarnya, inkontinensia urine adalah gangguan yang terbilang umum terjadi. Kebanyakan pengidap gangguan ini adalah wanita dibandingkan dengan pria, dengan sekitar 60% pengidap kelainan ini adalah wanita. Inkontinensia urine dapat menyerang semua orang pada segala rentang usia. Selain itu, kamu dapat mencegah gangguan ini dengan mengetahui faktor risiko yang menyebabkannya.

Baca juga: Susah Buang Air Kecil, Mungkin Kena Penyakit Ini

Faktor Risiko dari Inkontinensia Urine

Kelainan yang menyebabkan seseorang mengalami air kencing keluar dengan sendirinya mempunyai beberapa faktor risiko. Hal ini meningkatkan kemungkinan untuk terserang gangguan ini. Berikut ini beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan inkontinensia urine, yaitu:

  • Jenis Kelamin

Salah satu faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami inkontinensia urin adalah jenis kelamin. Seorang wanita rentan terhadap gangguan ini karena tekanan yang lebih tinggi pada area perut. Walau begitu, seorang pria dengan gangguan pada prostat juga berisiko terhadap penyakit ini.

  • Usia

Faktor lainnya yang menentukan risiko inkontinensia urine adalah usia. Seseorang yang lebih tua, otot pada kandung kemihnya juga melemah. Hal ini menyebabkan jumlah urine yang dapat ditampung menurun. Sehingga, risiko terhadap gangguan pada alat pembuangan kencing kamu berisiko terserang penyakit.

  • Obesitas

Seseorang yang mengalami obesitas berisiko terhadap inkontinensia urine. Hal ini lantaran berat berlebih pada tubuh dapat menekan kandung kemih dan otot di sekitarnya. Sehingga, urine kamu akan keluar menyerupai ketika batuk atau bersin, yang sulit untuk disadari ketika terjadi.

  • Keturunan

Seseorang yang mempunyai orangtua mengalami gangguan ini disebabkan oleh faktor keturunan. Seseorang yang mempunyai salah satu orangtua terserang kelainan ini, maka risiko terhadap anaknya akan meningkat.

Baca juga: Latihan Kegel untuk Cegah Inkontinensia Alvi, Benarkah?

Pengobatan dari Inkontinensia Urine

Seseorang yang mengalami inkontinensia urine, termasuk juga Ashanty, harus mengatasi kelainan ini agar tidak semakin parah. Perawatan yang dilakukan tergantung dari jenis, tingkat keparahan, dan penyebab yang mendasarinya. Selain itu, kombinasi perawatan mungkin juga dilakukan. Salah satu pengobatan yang bisa dilakukan adalah melatih kandung kemih. Cara ini dilakukan dengan melatih kandung kemih pada tubuh, yaitu menunda buang air kecil setelah kamu merasakan harus ke toilet. Awalnya, kamu hanya menahannya selama 10 menit tiap kali terjadi. Hal ini bertujuan untuk memperpanjang waktu tiap buang air kecil setiap 2,5 hingga 3,5 jam.

Kamu juga dapat mengatur cairan yang masuk dan diet. Hal ini untuk mendapatkan kembali kontrol pada kandung kemih. Kamu perlu mengurangi atau menghindari konsumsi alkohol, minuman berkafein, serta makanan asam. Hal lainnya yang dapat dilakukan adalah menjaga berat badan agar tetap ideal, melatih otot panggul, dan meningkatkan aktivitas fisik agar kondisi tubuh tetap sehat. Jika inkontinensia urine sudah mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan ketidaknyamanan yang berlanjut, tidak ada salahnya untuk segera memeriksakan diri ke dokter, ya!

Referensi:
Mayo Clinic.Diakses pada 2019.Urinary incontinence
Medical News Today.Diakses pada 2019.Urinary Incontinence: What you need to know