Asap Rokok Dapat Membuat MRSA Menjadi Lebih Kuat
Halodoc, Jakarta – Salah satu jenis infeksi yang harus ditangani dengan tepat adalah methicillin-resistant Staphylococcus aureus alias MRSA. Pasalnya, infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus ini bisa berakibat fatal pada kondisi tubuh. Kabar buruknya, infeksi ini ternyata bisa menjadi lebih parah dan lebih kuat saat terpapar asap rokok. Hal tersebut dibuktikan melalui sebuah riset yang dilakukan oleh peneliti dari University of Bath.
Dalam penelitian tersebut, diketahui bahwa asap rokok bisa membuat bakteri penyebab MRSA menjadi lebih kebal terhadap antibiotik. Paparan asap rokok juga membuat jenis bakteri penyebab penyakit ini menjadi lebih agresif dalam mengganggu kesehatan tubuh. MRSA merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus. Bakteri ini hidup di kulit serta hidung manusia dan sebenarnya jarang membahayakan tubuh.
Baca juga: 3 Hal yang Bisa Sebabkan MRSA
Mengenal MRSA dan Bahayanya pada Tubuh
Bakteri Staphylococcus yang merupakan penyebab MRSA sebenarnya jarang berbahaya, dan hidup di dalam tubuh manusia. Namun, saat pertumbuhan bakteri ini tidak terkendali, risiko infeksi pun menjadi lebih tinggi. Infeksi yang ringan bisa diatasi dengan pemberian antibiotik, tetapi semakin lama ada kemungkinan muncul bakteri Staphylococcus, berjenis MRSA yang tidak bisa diatasi dengan antibiotik. Penanganan medis harus segera dilakukan saat infeksi bakteri ini terjadi.
Infeksi ini disebabkan oleh bakteri Staphylococcus, tetapi ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko dan memperparah kondisi. Salah satunya adalah paparan asap rokok. Seperti diketahui, asap rokok memang telah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit. Selain asap rokok, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko MRSA pada seseorang.
Risiko infeksi meningkat pada orang yang tinggal di lingkungan padat dan kumuh, banyak beraktivitas atau bekerja di fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit atau klinik. MRSA juga rentan menyerang orang yang sering berbagi barang-barang pribadi, misalnya handuk, tempat makan, atau pisau cukur, serta memiliki perilaku seksual tidak aman.
Pengobatan MRSA bisa berbeda-beda antara satu orang dengan yang lainnya. Cara pengobatan tergantung pada tingkat keparahan dan jenis MRSA yang menyerang. Umumnya, pengobatan yang dilakukan adalah dengan pemberian obat berjenis antibiotik, baik melalui suntikan maupun antibiotik tablet. Dosis dan jangka waktu pemberian antibiotik tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan hasil pemeriksaan laboratorium.
Baca juga: 8 Gejala MRSA yang Perlu Diwaspadai
Karena bisa berakibat fatal, ada baiknya untuk sebisa mungkin mencegah MRSA. Salah satu kunci untuk mencegah infeksi MRSA adalah dengan selalu menjaga kebersihan, terutama jika berada di rumah sakit atau saat mengunjungi pasien infeksi. Hal penting yang harus diingat adalah selalu menjaga kebersihan tangan dengan selalu mencuci tangan dengan benar setiap sebelum dan sesudah beraktivitas. Jika memiliki luka, cobalah untuk menutup bagian tubuh yang terluka dengan penutup khusus agar tidak mudah terkontaminasi.
Menjaga kebersihan pakaian juga harus dilakukan agar terhindar dari infeksi bakteri penyebab MRSA, terutama saat tengah memiliki luka pada kulit. Cuci pakaian dengan air panas dan sabun cuci untuk menghilangkan bakteri penyebab infeksi yang mungkin menempel di kain. Hindari juga penularan penyakit dengan tidak berbagi barang pribadi dengan orang lain.
Baca juga: Inilah 2 Tipe MRSA yang Perlu Diketahui
Cari tahu lebih lanjut seputar infeksi MRSA dan faktor pemicunya dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!