Asam Lambung Naik Setelah Makan? Hati-Hati Sindrom Dispepsia
Halodoc, Jakarta – Asam lambung sering naik setelah makan? Mungkin saja kamu mengalami sindrom dispepsia. Lebih dikenal dengan sebutan sakit mag, sindrom dispepsia merupakan kumpulan gejala yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di perut bagian atas, seperti perih, nyeri perut dan kembung.
Meskipun sindrom dispepsia umumnya bukan masalah kesehatan yang serius, tetapi bukan berarti sindrom ini boleh kamu abaikan.
Pasalnya, bila tidak segera diobati dan diikuti dengan perubahan pola hidup, maka sindrom dispepsia bisa berkembang menjadi gejala penyakit pencernaan yang lebih parah.
Jenis Sindrom Dispepsia
Dispepsia dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu dispepsia organik dan non-organik:
- Dispepsia organik adalah dispepsia yang disebabkan oleh adanya kelainan organik atau penyakit tertentu, seperti tukak lambung, penyakit asam lambung (GERD), radang pankreas, radang empedu, kanker lambung, dan lain-lain. Dispepsia organik paling sering terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.
- Dispepsia fungsional adalah dispepsia yang paling sering dialami banyak orang dan terjadi tanpa adanya kelainan atau gangguan kesehatan tertentu.
Nah, jika Dispepsia Bikin Tidak Nyaman, 5 Dokter Ini Paham Pengobatannya.
Penyebab Dispepsia Fungsional
Penyebab dispepsia fungsional yang sering dialami oleh banyak orang adalah sebagai berikut:
Pola Makan yang Kurang Baik
Membiasakan diri untuk makan secara teratur sangat penting bagi sekresi asam lambung.
Karena dengan begitu, lambung dapat mudah mengenali waktu makan sehingga produksi asam lambung terkontrol.
Tidak memiliki waktu makan yang teratur justru bisa memicu produksi asam lambung meningkat dan menimbulkan sindrom dispepsia.
Menelan Udara Terlalu Banyak
Kebiasaan mengunyah makanan yang tidak baik, seperti makan sambil berbicara atau sering menelan makanan tanpa dikunyah, bisa membuat kamu menelan terlalu banyak udara.
Akibatnya, perut akan terasa kembung dan tidak enak.
Makanan atau Minuman Tertentu
Makanan yang berminyak dan berlemak bisa jadi penyebab dispepsia karena kedua jenis makanan tersebut membutuhkan waktu lama untuk dicerna.
Dampaknya, makanan tersebut akan berada di lambung lebih lama dari makanan lainnya. Akibatnya, asam lambung pun bisa naik.
Begitu juga bila kamu sering mengonsumsi jenis minuman yang berisiko memicu asam lambung meningkat, seperti kopi, teh, atau minuman beralkohol.
Obat-obatan Tertentu
Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti golongan antibiotik dan kortikosteroid juga bisa menimbulkan efek samping, yaitu meningkatnya produksi asam lambung.
Hal itu menyebabkan terjadinya sindrom dispepsia.
Stres
Rasa stres juga bisa memicu produksi asam lambung yang berlebihan.
Gejala Asam Lambung
Gejala sindrom dispepsia biasanya, antara lain sakit perut atau kembung. Namun, bukan tidak mungkin kamu juga mengalami nyeri ulu hati, mual, dan muntah.
Gejala sindrom dispepsia lainnya adalah:
- Perut terasa penuh padahal porsi makan yang dikonsumsi normal
- Cepat merasa kenyang dan tidak bisa menghabiskan makanan
- Sering buang gas
- Rasa perih hingga panas seperti terbakar di lambung dan kerongkongan
Cara Mengobati Sindrom Dispepsia
Pengobatan sindrom dispepsia tergantung dari apa penyebabnya dan seberapa parah gejala yang dirasakan.
Bahkan, kebanyakan orang bisa sembuh dari sindrom ini hanya dengan mengubah pola makan dan gaya hidup menjadi lebih baik.
Berikut pola makan dan gaya hidup yang bisa diterapkan untuk mengatasi sindrom dispepsia:
- Makan dalam porsi yang sedikit, tetapi sering dan kunyah makanan secara perlahan.
- Hindari makanan berlemak dan pedas serta minuman berkafein, soda, dan alkohol.
- Menjaga agar berat badan tetap ideal dengan cara berolahraga secara teratur.
- Hindari kebiasaan segera berbaring setelah makan. Setidaknya, tunggu dua sampai tiga jam setelah makan bila ingin berbaring.
- Hindari stres.
Selain dengan perubahan pola makan dan gaya hidup, sindrom dispepsia juga bisa diatasi dengan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit dan obat golongan antasida.
Namun, sebaiknya kamu membicarakan terlebih dahulu dengan dokter tentang gejala yang dirasakan, agar dokter bisa meresepkan obat yang sesuai untuk kamu.
Beli obatnya di Halodoc saja. Kamu enggak perlu repot-repot keluar rumah, tinggal order lewat fitur Apotik Antar, dan pesananmu akan diantar dalam waktu satu jam.
Jadi, tunggu apa lagi? Download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan