Apakah Tinnitus Termasuk Penyakit yang Berbahaya?
Halodoc, Jakarta - Apa dirimu pernah mendengar bunyi berdenging pada telinga? Kalau tidak, bagaimana dengan sensasi bunyi seperti berdengung, berdesis, atau bergemuruh? Nah, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya keluhan telinga bernama tinnitus.
Ada beragam faktor yang bisa memicu tinnitus. Contohnya cedera pada telinga, menurunnya fungsi pendengaran yang muncul seiring bertambah usia, hingga gangguan pada sistem sirkulasi tubuh.
Hal yang perlu diingat, tinnitus ini bisa dialami oleh semua orang, tidak memandang jenis kelamin atau usia. Meskipun begitu, dalam kebanyakan kasus, tinnitus sering dialami oleh berusia di atas 65 tahun. Lantas, apa saja sih yang bisa menyebabkan tinnitus? Apakah kondisi ini bisa membahayakan diri pengidapnya?
Baca juga: Stres Bisa Picu Tinnitus, Ini Fakta yang Harus Diketahui
Hati-Hati, Bisa Menandai Penyakit Serius
Pada dasarnya, tinnitus bukan sebuah penyakit, melainkan gejala atau kondisi lain yang terjadi di dalam tubuh. Contohnya, gangguan di organ dalam telinga, efek samping obat-obatan, atau gangguan di dalam pembuluh darah. Di samping itu, ada pula beberapa penyakit atau penyebab tinnitus lainnya yang mesti diwaspadai.
Nah, berikut penjelasannya menurut ahli di National Institutes of Health dan sumber-sumber lainnya.
- Gangguan pendengaran pada orang tua.
- Pajanan suara atau bunyi yang nyaring (seperti pekerja pabrik, bunyi ledakan, atau suara musik dari earphone yang terlalu keras).
- Infeksi telinga dan sinus.
- Masalah jantung atau pembuluh darah.
- Penyakit Meniere.
- Tumor otak.
- Perubahan hormonal pada wanita.
- Masalah tiroid.
- Penumpukan kotoran dalam telinga. Kondisi ini menghalangi pendengaran dan bisa memicu iritasi pada gendang telinga.
- Cedera kepala atau leher.
- Gangguan kardiovaskular, misalnya hipertensi atau aterosklerosis.
- Pertumbuhan tulang telinga yang abnormal.
- Pecahnya gendang telinga.
Nah, kembali ke judul utama, tinnitus bukan sebuah penyakit, tapi gejala atau kondisi lain yang terjadi di dalam tubuh. Namun, jangan sekali-kali meremehkan kondisi ini.
Pasalnya, tinnitus bisa menandai adanya beragam masalah kesehatan serius di dalam tubuh. Contohnya seperti masalah jantung, pembuluh darah, infeksi telinga, hingga tumor otak. Tuh, seram kan?
Baca juga: 3 Jenis Gangguan Telinga yang Perlu Diketahui
Oleh sebab itu, segera temui dokter bila tinnitus tak kunjung membaik atau justru semakin parah. Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc, kapan saja dan di mana saja.
Kenali Gejala dari Tinnitus
Gejala tinnitus umumnya ditandai dengan munculnya bunyi-bunyi tertentu pada telinga. Contohnya seperti bunyi berdenging, berdesis, atau bahkan siulan. Bunyi ini bisa terdengar pada salah satu atau kedua telinga penderita.
Sebagian besar bunyi dari gejala tinnitus juga hanya bisa terdengar oleh pengidapnya. Namun, kadang suara ini bisa terdengar oleh dokter di saat melakukan pemeriksaan. Untungnya, keluhan ini umumnya bisa membaik dengan sendirinya.
Meski demikian, tidak ada salahnya untuk berdiskusi dengan dokter bila kondisi telinga seperti:
- Timbul secara tiba-tiba atau tanpa sebab yang jelas.
- Muncul setelah terjadi infeksi pada saluran pernapasan atas. Misalnya, flu dan tidak kunjung membaik dalam kurun waktu tujuh hari.
- Bunyinya mengganggu ketenangan atau aktivitas sehari-hari, seperti sulit tidur atau mengalami depresi.
- Disertai dengan pusing atau kehilangan pendengaran.
Baca juga: Tinnitus Bisa Sebabkan Insomnia, Ini Cara Mengatasinya
Nantinya, dokter akan meminta dirimu untuk mendeskripsikan jenis bunyi yang didengar. Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan, memeriksa kondisi telinga pasien, dan mengukur tingkat keparahan tinnitus.
Selain itu, dokter bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Biasanya meliputi pendengaran, pemeriksaan darah, CT scan, hingga MRI. Rangkaian pemeriksaan ini untuk menegakkan diagnosis dan mencari penyebabnya.
Bagi kamu yang mengalami masalah pada telinga atau keluhan kesehatan lainnya, bisa kok memeriksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit.