Apakah Penyakit Paru Obstruktif Kronis Menular?
“Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) bisa terjadi karena beberapa faktor risiko seperti merokok, paparan polusi udara, dan riwayat infeksi saluran pernapasan. PPOK dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko tersebut dan menjaga pola hidup sehat.”
Halodoc, Jakarta – Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah kondisi kronis yang memengaruhi sistem pernapasan, termasuk bronkitis kronis dan emfisema. Kondisi ini terjadi karena adanya kerusakan pada saluran pernapasan yang menghambat aliran udara keluar dari paru-paru.
Timbul pertanyaan, apakah PPOK dapat menular antara individu? Pertanyaan ini sering muncul ketika seseorang memiliki anggota keluarga atau teman yang menderita PPOK, dan mereka khawatir tentang risiko penularan penyakit ini. Simak penjelasannya!
Tidak Menular, Ini Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Meskipun ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan PPOK, penting untuk dicatat bahwa penyakit ini tidak menular. Berikut penyebab PPOK yang tidak berkaitan dengan penularan antar individu.
1. Merokok
Merokok adalah penyebab utama PPOK. Paparan jangka panjang terhadap asap rokok menyebabkan iritasi dan peradangan pada saluran pernapasan. Bahan kimia dalam asap rokok merusak jaringan paru-paru dan menyebabkan penyempitan saluran pernapasan, serta kerusakan pada kantung udara di paru-paru.
2. Paparan Asap Lingkungan
Selain merokok aktif, paparan asap rokok secara pasif juga bisa menjadi faktor risiko terkena PPOK. Jika seseorang secara teratur terpapar asap rokok dari orang lain yang merokok di sekitarnya, mereka dapat mengalami iritasi dan peradangan pada saluran pernapasan yang dapat memicu perkembangan PPOK.
3. Polusi Udara
Polusi udara luar ruangan dan polusi udara dalam ruangan juga dapat menjadi faktor penyebab PPOK. Jika terpapar dengan rentang waktu yang lama dari polutan seperti zat kimia, partikel debu, polutan udara, dan gas beracun dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan menyempitkan saluran pernapasan.
4. Faktor Genetik
Beberapa individu memiliki kerentanan genetik yang membuat mereka rentan terhadap kerusakan paru-paru dan perkembangan PPOK, terlepas dari paparan lingkungan.
5. Riwayat Infeksi Saluran Pernapasan
Infeksi saluran pernapasan yang sering, terutama pada masa kanak-kanak, dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan memicu peradangan kronis. Hal ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan PPOK di kemudian hari.
Catat, Ini Dokter yang Bisa Bantu Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis.
Tanda-tanda Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Tanda-tanda Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah gejala yang muncul ketika saluran pernapasan mengalami penyempitan dan mengalami gangguan aliran udara ke paru-paru. PPOK sering kali berkembang secara perlahan dalam jangka waktu yang panjang, dan tanda-tandanya mungkin tidak terlihat pada tahap awal. Beberapa tanda umum yang dapat menjadi indikasi adanya PPOK.
1. Sesak Napas
Sesak napas yang terjadi saat aktivitas fisik atau bahkan saat istirahat dapat menjadi tanda awal PPOK. Seseorang mungkin merasakan kesulitan dalam mengambil napas yang dalam dan merasa kekurangan dengan udara yang masuk ke paru-paru.
2. Batuk Kronis
Batuk yang berlangsung selama lebih dari 3 bulan dalam setahun selama dua tahun berturut-turut dapat menjadi gejala PPOK. Kondisi ini seringkali terjadi pada pagi hari dan dapat beriringan dengan produksi dahak yang berlebihan.
3. Produksi Dahak Berlebihan
Penderita PPOK sering kali mengalami produksi dahak yang berlebihan. Dahak tersebut bisa berwarna putih, kekuningan, atau hijau kecokelatan. Produksi dahak yang berlebihan dapat terjadi secara terus-menerus atau muncul pada periode eksaserbasi (pemburukan).
4. Kelelahan dan Kurangnya Energi
Penderita PPOK seringkali mengalami kelelahan yang berlebihan dan merasa lemah. Keterbatasan aliran udara ke paru-paru dapat menyebabkan tubuh bekerja lebih keras untuk mendapatkan oksigen yang cukup, sehingga menimbulkan rasa kelelahan.
5. Berdengung pada Dada
PPOK dapat menyebabkan suara berdengung atau bersiul pada dada, yang terkenal sebagai wheezing. Suara ini terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan dan gangguan aliran udara.
6. Perubahan Berat Badan
Beberapa individu dengan PPOK dapat mengalami penurunan berat badan secara tidak teratur. Keterbatasan napas dan meningkatnya upaya pernapasan dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan yang tidak disengaja.
Penting untuk diingat bahwa tanda-tanda ini mungkin bervariasi antara individu dan tingkat keparahannya. Jika kamu mengalami gejala yang mencurigakan segera untuk melakukan pengecekan dan pengobatan. Untuk mengetahui lebih lanjut, bisa juga membaca artikel mengenai Berbagai Pilihan Pengobatan untuk Mengatasi PPOK.
Faktor Risiko yang Perlu Dijauhi
Meskipun tidak ada jaminan untuk mencegah sepenuhnya Penyakit Paru Obstruktif Kronis, menghindari faktor risiko dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit ini. Berikut beberapa faktor risiko yang perlu kamu hindari untuk mencegah PPOK.
1. Merokok
Faktor risiko utama untuk mengembangkan PPOK adalah merokok. Merokok aktif dan pasif sama-sama berbahaya bagi kesehatan paru-paru. Asap rokok mengandung berbagai bahan kimia yang dapat merusak saluran pernapasan. Untuk mencegah PPOK, sangat penting untuk tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok.
2. Polusi Udara
Paparan polusi udara luar ruangan dan dalam ruangan juga dapat meningkatkan risiko terkena PPOK. Polusi udara seperti partikel debu, zat kimia berbahaya, polutan udara, dan asap industri dapat merusak saluran pernapasan dan menyebabkan kerusakan paru-paru.
3. Paparan Bahan Berbahaya
Bekerja di sektor industri tertentu atau terpapar bahan kimia berbahaya dapat meningkatkan risiko terkena PPOK. Pastikan untuk mengikuti ketentuan keselamatan kerja yang telah ditetapkan dan menggunakan perlindungan pernapasan jika terpapar bahan berbahaya dalam lingkungan kerja.
Jadi, penyakit paru obstruktif kronis tidak menular. Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan berhenti merokok, menghindari paparan asap dan iritasi lainnya. Jika kamu memiliki masalah pernapasan, segera periksa ke dokter melalui Halodoc.
Dengan Halodoc, kamu bisa membuat janji temu di rumah sakit terdekat. Selain itu, bisa membeli kebutuhan vitamin dan suplemen jika perlu. Praktis bukan? Yuk, download aplikasinya sekarang juga untuk mendapatkan solusi kesehatan terlengkap.
Referensi:
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2023. Chronic Obstructive Pulmonary Disease.
Medical News Today. Diakses pada 2023. How do you get COPD?
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. COPD.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan