Apakah Gangguan Jiwa Bisa Menurun Secara Genetik?
Halodoc, Jakarta – Pernah dengar pendapat bahwa gangguan jiwa bisa menurun secara genetik? Benarkah kondisi ini bisa diturunkan dari orang tua ke anak-anaknya? Simak jawabannya di artikel ini.
Gangguan jiwa atau gangguan mental merupakan jenis penyakit yang memengaruhi emosi seseorang. Kondisi ini menyebabkan pola pikir dan perilaku pengidapnya mungkin berbeda serta mengalami perubahan. Sayangnya, orang yang mengidap penyakit ini sering dipandang sebelah mata dan diidentikkan dengan hal-hal yang negatif. Padahal, sama seperti jenis penyakit lainnya, penyakit jiwa juga ada obatnya dan bisa ditangani. Kondisi ini biasanya akan ditangani dengan pemberian obat-obatan dan psikoterapi.
Baca juga: 5 Tanda-Tanda Gangguan Jiwa yang Sering Tak Disadari
Gangguan Jiwa Bisa Diturunkan
Gangguan jiwa ada banyak macamnya. Gejala yang muncul sebagai tanda penyakit ini bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis gangguan yang dialami. Orang dengan kondisi ini bisa saja mengalami gangguan pada emosi, pola pikir, dan perilaku. Secara umum, gejala yang sering dikaitkan dengan gangguan jiwa adalah delusi, halusinasi, suasana hati yang sering berubah-ubah, rasa cemas dan takut berlebihan, serta ketidakstabilan emosi dan gejala lainnya.
Hingga kini, masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab seseorang bisa mengembangkan penyakit ini. Namun, ada beberapa faktor yang disebut bisa meningkatkan risiko gangguan jiwa, salah satunya adalah faktor genetik. Orang yang memiliki keluarga atau orangtua dengan riwayat gangguan mental disebut lebih rentan mengalami kondisi yang sama.
Bukan berarti penyakit jiwa atau gangguan mental pasti akan diturunkan secara genetik, tetapi risikonya menjadi lebih besar. Dengan kata lain, tidak semua orang yang memiliki penyakit jiwa pasti akan menurunkannya pada anak dan tidak semua anak yang mengidap penyakit ini pasti memiliki orangtua dengan penyakit sama. Ada banyak faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan jiwa.
Baca juga: 2 Gangguan Mental yang Mirip dengan Kepribadian Joker
Nyatanya, risiko penyakit jiwa pada seseorang bisa disebabkan karena beberapa faktor, yaitu biologis dan psikologis. Gangguan mental bisa terjadi pada orang yang mengalami kerusakan fungsi sel saraf di otak, mengalami infeksi, memiliki kelainan bawaan, cedera pada otak, kekurangan oksigen pada bayi saat persalinan, hingga kekurangan nutrisi.
Sejumlah faktor psikologis juga bisa menjadi penyebab seseorang mengalami gangguan jiwa. Belakangan ini, faktor psikologis menjadi hal yang paling berpengaruh dalam memicu gangguan jiwa pada seseorang. Gangguan jiwa bisa terjadi karena adanya peristiwa traumatis, seperti kekerasan dan pelecehan seksual, kehilangan anggota keluarga atau orangtua, perceraian, serta rasa rendah diri atau ketidakmampuan dalam melakukan interaksi sosial.
Ada beberapa jenis gangguan jiwa yang bisa menyerang, biasanya diagnosis dilakukan dengan melakukan pemeriksaan medis kejiwaan. Kondisi yang masuk dalam kategori gangguan jiwa adalah depresi, skizofrenia, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, serta gangguan tidur. Penyakit mental adalah kondisi yang tidak boleh dianggap sepele dan harus segera ditangani. Pengidap gangguan jiwa biasanya akan dianjurkan untuk mengonsumsi obat-obatan tertentu, menjalani psikoterapi, serta melakukan perubahan pada gaya hidup menjadi lebih sehat. Dengan begitu, gejala-gejala dari gangguan jiwa akan bisa ditangani dan dikontrol.
Baca juga: Kenali Tanda-Tanda Mengidap Gangguan Jiwa
Masih penasaran tentang gangguan jiwa dan faktor penyebabnya? Tanya dokter di Aplikasi Halodoc saja. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan dan di mana saja. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!