Apakah Bells Palsy Ada Kaitan dengan Stroke?
Halodoc, Jakarta - Bells palsy mengacu pada gangguan saraf wajah yang menyebabkan terjadinya kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu sisi wajah. Kondisi ini adalah penyebab paling umum dari wajah terkulai, tampilan wajah yang mengendur di satu sisi karena hilangnya tonus otot.
Sementara itu, wajah terkulai juga menjadi ciri khas dari gejala stroke. Disebut juga dengan istilah hemiplegia, kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh adalah gejala stroke yang paling mendasar. Lantas, adakah kaitan antara penyakit bells palsy dengan stroke?
Bells Palsy Tidak Sama dengan Stroke
Pada sebagian besar kasus, kelemahan wajah menjadi gejala paling awal yang mudah dikenali terkait dengan stroke. Namun, stroke memengaruhi lebih dari sekadar tonus otot wajah. Stroke dapat memengaruhi fungsi kognitif, bahasa, pupil mata, kemampuan menelan, dan tanda pada organ vital.
Baca juga: Penyebab Ibu Hamil Rentan Alami Bell’s Palsy
Memang, bells palsy dan stroke sama-sama menunjukkan gejala kepala terkulai. Meski begitu, stroke adalah kondisi serius yang berpotensi mengancam nyawa. Sementara itu, bells palsy memang bisa memicu komplikasi serius, tetapi masih merupakan gangguan kesehatan yang relatif tidak berbahaya.
Bells palsy adalah kondisi yang terjadi secara tiba-tiba yang menyebabkan kelemahan otot di satu sisi wajah. Kondisi ini disebabkan karena peradangan pada saraf kranial ke-7 atau saraf wajah yang langsung berasal dari otak dan bukan dari sumsum tulang belakang.
Berbeda dengan stroke, bells palsy tidak akan langsung melibatkan otak. Ini artinya, pengidap tidak akan mengalami kebingungan atau kesulitan memahami pembicaraan. Tidak ada keterlibatan area tubuh lainnya yang terdampak selain wajah. Pengidap tidak akan mengalami kesulitan berdiri, berjalan, atau menggunakan tangan untuk beraktivitas.
Baca juga: Cedera Operasi Bisa Sebabkan Bell’s Palsy
Perbedaan besar antara bells palsy dan stroke berkaitan dengan keterlibatan otak. Oleh karena bells palsy tidak memengaruhi jaringan otak atau fungsi otak yang sebenarnya, tidak ada bagian lain di luar saraf wajah yang terpengaruh. Apabila ada sesuatu di luar saraf wajah yang terdampak, kondisi ini bukan bells palsy.
Sementara bells palsy tidak melibatkan fungsi otak, sangat mungkin stroke hanya melibatkan fungsi saraf wajah, karena stroke berpotensi menyerang area otak yang merupakan asal dari saraf wajah, satu-satunya cara untuk mengetahui apa yang menyebabkan wajah terkulai adalah memeriksakan kondisi ini ke dokter.
Jadi, segera ke rumah sakit apabila kamu merasa otot wajahmu mulai terkulai atau gejala tidak biasa pada wajah. Kamu bisa pakai aplikasi Halodoc agar proses buat janji di rumah sakit jadi lebih mudah. Atau, jika kamu punya pertanyaan seputar masalah kesehatan dan ingin tanya jawab dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat, pakai saja aplikasi Halodoc.
Baca juga: Inilah Jenis Infeksi yang Berisiko Sebabkan Bell’s Palsy
Mengenali Gejala Bells Palsy
Oleh karena hanya melibatkan otot wajah, pengidap bells palsy akan mengalami kesulitan mengunyah, menelan, dan berbicara. Sayangnya, semua gejala ini berpotensi terjadi pada stroke. Peradangan pada wajah bisa jadi karena infeksi, tetapi ada kemungkinan penyebab lainnya yang tidak teridentifikasi. Bells palsy bisa membaik dalam beberapa bulan, tetapi mungkin masih ada sisa bagian wajah yang terkulai atau masalah tonus otot lainnya.
Jadi, bells palsy tidak ada kaitannya dengan stroke, meski kedua gangguan kesehatan ini memiliki gejala yang sangat mirip. Tekanan darah bisa menjadi indikator stroke terbaik jika dikaitkan dengan gejala stroke lain, seperti sulit bicara, wajah terkulai, atau kelemahan di satu sisi. Tekanan darah di atas 140 mmHg dapat mengindikasikan keterlibatan otak.