Apakah Anak yang Sering Tantrum Perlu Diperiksa ke Dokter?
“Tantrum merupakan kondisi ketika sang buah hati menangis kencang, berteriak, melempar barang hingga berguling-guling untuk meluapkan emosi pada orangtuanya. Tentunya, ini akan membuat banyak orangtua kebingungan dan habis sabar. Namun, sebenarnya, tantrum pada anak itu hal normal dan bagian dari proses tumbuh kembang Si Kecil.”
Halodoc, Jakarta – Tantrum sering terjadi pada anak memasuki usia 1 hingga 4 tahun. Meski begitu, tantrum ternyata tak hanya terjadi pada anak, orang dewasa juga bisa mengalami hal serupa. Sayangnya, tak sedikit orangtua yang justru ikut terbawa emosi ketika sang buah hati sedang tantrum. Padahal, hal tersebut justru membuat tantrum pada anak semakin menjadi.
Mengatasi anak sering tantrum memang tak mudah. Pasalnya, saat tantrum, anak sebenarnya sedang berusaha untuk meluapkan kemarahan dan rasa frustasinya. Hal ini ia tunjukkan dengan menangis meraung-raung, melempar barang yang berada dalam jangkauannya, memukul diri sendiri, benda di sekitarnya atau orang lain, hingga berguling-guling.
Umumnya, tantrum lebih sering terjadi saat anak merasa lelah, haus, lapar, atau mengantuk. Tentunya, pola asuh dan arahan dari ayah dan ibu sangat dibutuhkan untuk mengatasi anak tantrum agar tidak semakin menjadi. Lalu, apakah anak sering tantrum harus diperiksakan ke dokter?
Baca juga: Normalkah Anak Alami Tantrum? Ketahui 4 Faktanya
Waspada Tantrum yang Tak Membaik
Seringnya, tantrum pada anak akan berkuran dan mereda dengan sendirinya seiring dengan berkembangnya kemampuan sang buah hati dalam mengutarakan atau mengekspresikan emosi serta pengendalian diri. Melalui pola asuh anak yang tepat untuk membantu menonjolkan karakter positif pada anak, sang buah hati akan lebih mudah berkomunikasi dengan ayah dan ibu serta mengerti bagaimana bekerja sama yang baik.
Meski begitu, ibu dan ayah tetap perlu waspada jika anak sering tantrum dan tidak kunjung membaik. Terlebih jika anak sudah tidak seharusnya sering tantrum tetapi justru kondisi tersebut sering berulang, cenderung membahayakan Si Kecil dan orang lain, dan membuat ibu terkadang kewalahan dan emosi ketika berusaha mengendalikannya. Segera tanyakan bagaimana penanganannya langsung pada psikolog anak melalui aplikasi Halodoc. Jadi, ibu tak lagi perlu menunggu lama untuk sekadar bertanya pada ahli. Segera download aplikasi Halodoc di ponsel ibu, ya!
Bukan tanpa alasan, pada beberapa kondisi, anak sering tantrum dan tidak bisa terkendali sering mengacu pada alasan medis tertentu, seperti mengalami masalah penglihatan, pendengaran, komunikasi, hingga masalah kesehatan mental, contohnya ADHD atau autisme.
Baca juga: Ketahui Sisi Positif dari Anak Tantrum
Mengatasi Anak Sering Tantrum
Sebenarnya, tantrum pada Si Kecil tidak boleh dibiarkan karena hal ini bisa menjadi kebiasaan yang tidak baik. Ibu bisa melakukan beberapa cara berikut untuk mengatasi tantrum pada anak:
- Jangan Ikut Terbawa Emosi
Anak yang tantrum pasti akan membuat ibu tidak sabar. Namun, tetap tenang dan jangan sampai ibu terbawa emosi. Pasalnya, ini akan membuat tantrum semakin menjadi, apalagi anak cenderung melihat dan meniru bagaimana orangtua menyikapi mereka. Jika anak tantrum di tempat umum, ajak ia ke tempat yang lebih tenang untuk membantu meredakan emosinya.
- Cari Tahu Penyebabnya
Apa yang membuat anak menjadi tantrum? Mungkin, ia sedang lapar, haus, mengantuk, kelelahan, atau merasa takut akan sesuatu. Ada baiknya ibu menanyakan padanya dan mencari tahu apa sebenarnya penyebab anak menjadi tantrum. Kesulitan berkomunikasi akan membuat anak frustasi saat ingin mengutarakan sesuatu, jadi ibulah yang harus memahami Si Kecil.
- Coba Alihkan Perhatiannya
Beberapa kondisi tantrum terjadi karena apa yang menjadi keinginan Si Kecil tidak terpenuhi. Namun, anak kecil pun sangat mudah teralihkan dengan hal-hal yang terlihat dan terasa baru baginya. Jika anak sedang tantrum, ibu bisa mengalihkan perhatiannya dengan hal lain yang lebih menarik, misalnya memberikan camilan kesukaan atau mainan yang sudah lama tidak ia sentuh.
Baca juga: Begini Cara Mengatasi Tantrum pada Orang Dewasa
- Jangan Pernah Memukul
Pola asuh otoritatif lebih dianjurkan diterapkan untuk mengatasi anak sering tantrum. Jangan pernah memukul atau mencubit Si Kecil saat ia sedang marang-marah karena anak justru akan menjadi lebih suka memukul agar keinginannya terpenuhi. Sebagai gantinya, ibu bisa memeluk untuk membuat anak menjadi lebih tenang. Tak hanya itu, memeluk anak juga bisa membuat anak mengerti bahwa ibu dan ayah benar-benar peduli dan menyayanginya.
Jadi, jangan pernah menyerah untuk membuat anak mengerti cara mengendalikan diri saat tantrum, ya, bu!
Referensi:
Kids Health. Diakses pada 2021. Temper Tantrums.
WebMD. Diakses pada 2021. How to Handle a Temper Tantrum.
Parents. Diakses pada 2021. 14 Ways to Tame Your Kid’s Tantrums.