Apa Saja Hal yang Bisa Sebabkan Gangguan Disosiatif?
Halodoc, Jakarta – Gangguan identitas disosiatif alias kepribadian ganda bisa menyerang siapa saja. Tidak berbeda jauh dengan gangguan psikologis lainnya, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan gangguan ini muncul. Apa saja hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan disosiatif?
Sebelumnya perlu diketahui, gangguan disosiatif menyebabkan pengidapnya tumbuh dengan memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Tak jarang, kepribadian yang ditunjukkan oleh pengidap gangguan ini akan sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Penyebab paling umum dari kondisi ini adalah trauma atau pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan semasa kecil.
Baca juga: 5 Kasus Kepribadian Ganda Paling Terkenal di Dunia
Fakta seputar Gangguan Disosiatif
Gangguan kepribadian ganda bisa menyebabkan pengidapnya memiliki lebih dari satu kepribadian. Pada waktu tertentu, orang dengan gangguan ini mungkin menunjukkan sikap yang paling baik dewasa di antara keluarga. Namun, ada momen ketika pengidap gangguan ini merasa bahwa dirinya adalah seorang anak kecil dan terus merengek atau melakukan hal yang kekanak-kanakan.
Penyebab paling umum dari kondisi ini adalah kejadian traumatis yang dialami pada masa kecil. Selain itu, kesalahan pola asuh, pernah mengalami kekerasan fisik, serta pelecehan seksual juga bisa meningkatkan risiko seseorang tumbuh dengan gangguan disosiatif. Meski begitu, kondisi ini tidak bisa sembarangan didiagnosis.
Sebagian besar orang mungkin pernah mengalami kondisi terbawa suasana alias disosiasi. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah daydreaming dan biasanya muncul saat sedang melamun atau di tengah-tengah aktivitas tertentu. Namun jangan salah, hal itu belum tentu menjadi tanda kepribadian ganda. Orang yang mengalami daydreaming masih bisa membatasi dan sadar mana yang hanya lamunan dan mana kehidupan nyata.
Sebaliknya, gangguan kepribadian ganda membuat seseorang kehilangan kontrol atas pikiran, memori, perasaan, perbuatan, hingga kesadaran atas identitasnya. Kondisi ini menyebabkan pengidapnya bisa berubah kepribadiannya dalam waktu singkat. Ketika salah satu kepribadian mengambil alih, kepribadian tersebut akan menjadi dominan. Pada tahap itu juga biasanya kepribadian yang muncul akan mengabaikan kepribadian yang lain atau bahkan mengalami konflik tersendiri.
Orang yang mengidap gangguan ini memiliki gejala khas, yaitu munculnya dua atau lebih kepribadian dalam satu tubuh. Kepribadian yang ditunjukkan bisa berbeda-beda dan secara bergiliran mengambil alih atau kendali atas diri pengidapnya. Kondisi ini juga bisa ditandai dengan gejala halusinasi dan depresi. Selain itu, gangguan identitas disosiatif juga menyebabkan muncul rasa cemas yang berlebihan, sering merasa bersalah, dan menjadi lebih agresif.
Baca juga: 5 Tanda-Tanda Gangguan Jiwa yang Sering Tak Disadari
Kepribadian ganda pada seseorang juga bisa ditandai dengan perubahan mood yang sering terjadi secara tiba-tiba alias mood swing. Selain itu, kondisi ini juga ditandai dengan muncul serangan panik, fobia, gangguan makan, sakit kepala berlebihan, insomnia, gangguan berjalan sambil tidur, serta disfungsi ereksi.
Pengidap kepribadian ganda juga bisa mengalami gangguan pada ingatan atau memori, hingga berujung pada amnesia. Umumnya, gangguan terjadi pada ingatan saat ini atau masa lampau, orang-orang yang terlibat, tempat, hingga ingatan terhadap waktu. Hal itu bisa saja terjadi karena masing-masing kepribadian pada orang tersebut memiliki ingatan yang berbeda-beda.
Baca juga: Apakah Olahraga Dapat Meminimalisir Gangguan Kepribadian?
Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter? Pakai aplikasi Halodoc saja. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!