Apa Saja Gejala Diabetes Insipidus pada Anak-Anak?
Halodoc, Jakarta – Diabetes insipidus adalah kelainan tidak umum yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan dalam tubuh. Ketidakseimbangan ini membuat pengidapnya merasa haus meskipun baru saja minum. Diabetes insipidus juga membuat pengidapnya menghasilkan urine dalam jumlah besar.
Seorang anak lebih mungkin terkena diabetes insipidus jika mereka mengalami cedera kepala, operasi otak, tumor otak, penyakit ginjal, atau menggunakan obat-obatan tertentu, seperti lithium. Apa saja gejala diabetes insipidus pada anak-anak? Informasi selengkapnya baca di sini!
Mengenal Gejala Diabetes Insipidus pada Anak
Gejala diabetes insipidus dapat berbeda pada tiap anak. Adapun gejalanya dapat mencakup:
1. Lebih haus dari biasanya.
2. Lebih banyak buang air kecil atau mengompol.
3. Dehidrasi atau penurunan berat badan.
Bayi dengan diabetes insipidus dapat menunjukkan gejala:
1. Sifat lekas marah.
2. Pola makan yang buruk.
3. Pertumbuhan yang terhambat.
4. Demam tinggi.
Baca juga: Bisakah Diabetes Insipidus Disembuhkan?
Gejala diabetes insipidus bisa seperti kondisi kesehatan lain, seperti diabetes melitus. Pastikan anak mendapatkan diagnosis yang tepat. Kalau masih kurang jelas mengenal diabetes insipidus pada anak dan gejalanya seperti apa, tanyakan saja pada dokter melalui Halodoc. Belum punya aplikasinya? Download saja langsung di App Store atau Google Play!
Bagaimana diabetes insipidus didiagnosis pada anak? Penyedia layanan kesehatan akan bertanya tentang gejala dan riwayat kesehatan anak. Ini termasuk juga asupan cairan harian, diet, dan kebiasaan buang air besar dan kandung kemih anak. Anak akan menjalani pemeriksaan fisik dan tes seperti:
1. Tes urine. Satu spesimen urine dapat digunakan untuk memeriksa apakah urine diencerkan atau dipekatkan. Seorang anak mungkin perlu mengumpulkan urine lebih dari 24 jam untuk memeriksa jumlah urine yang mereka buat dalam sehari.
2. Tes darah. Ini dilakukan untuk mengukur kadar garam (natrium) dalam darah.
3. Tes kekurangan air. Tes ini dilakukan di rumah sakit untuk memeriksa apakah dehidrasi terjadi saat seorang anak tidak makan atau minum.
4. MRI. Tes dilakukan untuk mencari masalah dengan hipotalamus atau kelenjar pituitari.
Baca juga: 4 Pemeriksaan untuk Mendeteksi Diabetes Insipidus dalam Tubuh
Perawatan diabetes insipidus pada anak tergantung pada penyebabnya. Mengobati penyebabnya biasanya mengobati diabetes insipidus. Perawatan dapat dilakukan dengan ADH sintetis, baik sebagai pil, suntikan, atau semprotan hidung. Perawatan lain termasuk obat-obatan yang membantu tubuh membuat ADH atau menggunakannya dengan lebih baik. Ini termasuk NSAID, seperti ibuprofen, dan pil air (diuretik).
Anak juga harus minum banyak cairan. Ini untuk mengganti jumlah cairan yang hilang oleh tubuh melalui urine berlebih dan untuk melindungi anak dari dehidrasi. Orangtua mungkin perlu memperhatikan asupan cairan dan keluaran urine anak. Pada pemeriksaan biasanya dokter akan memeriksa jumlah natrium dalam darah anak untuk memastikan dosis obat yang tepat.
Baca juga: Gumpalan Darah pada Urine, Berbahayakah?
Jika tidak ditangani, diabetes insipidus dapat menyebabkan masalah pada anak mulai dari kerusakan otak, gangguan fungsi mental, hiperaktif, rentang perhatian yang pendek, pertumbuhan yang buruk, dan kegelisahan.
Diabetes insipidus dan diabetes mellitus sama sekali kondisi yang tidak berhubungan, meskipun kedua kondisi tersebut menyebabkan sering buang air kecil dan rasa haus yang konstan. Diabetes mellitus menyebabkan glukosa darah tinggi akibat ketidakmampuan tubuh menggunakan glukosa darah untuk energi. Orang dengan diabetes insipidus memiliki kadar glukosa darah normal, namun, ginjalnya tidak dapat menyeimbangkan cairan di dalam tubuh.
Referensi:
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Diakses pada 2021. Diabetes Insipidus.
University of Rochester Medical Center. Diakses pada 2021. Diabetes Insipidus in Children.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan