Halodoc, Jakarta – Omeprazole adalah obat yang digunakan untuk mengobati masalah perut dan kerongkongan karena kondisi tertentu seperti refluks asam atau bisul. Omeprazole bekerja dengan mengurangi jumlah asam yang dibuat perut.

Omeprazole dapat mengurangi gejala seperti mulas, kesulitan menelan, dan batuk terus-menerus.

Obat ini membantu menyembuhkan kerusakan asam pada lambung dan kerongkongan, membantu mencegah bisul, dan dapat membantu mencegah kanker kerongkongan.

Namun, di balik kegunaannya, omeprazole memiliki efek samping yang perlu diketahui. Baca selengkapnya di sini!

Gatal-Gatal sampai Susah Bernapas

Jika dokter telah memberikan obat ini untuk kamu minum dan sebagai rangkaian dari pengobatan yang diperlukan, ingatlah bahwa dokter telah menilai bahwa manfaatnya lebih besar daripada risiko efek sampingnya. 

Ada saja orang yang menggunakan obat ini dan tidak mengalami memiliki efek samping serius. Namun, buat yang mengalami efek samping, biasanya omeprazole dapat menyebabkan efek samping mulai dari sakit kepala sampai sakit perut.

Beri tahu dokter segera jika kamu mengalami memiliki efek samping yang lebih serius, termasuk gejala kadar magnesium yang rendah dalam darah (seperti detak jantung yang sangat cepat/lambat/tidak teratur, kejang otot yang terus-menerus, kejang), tanda-tanda lupus (seperti ruam pada hidung dan pipi, nyeri sendi baru atau kondisi memburuk lainnya).

Obat ini mungkin jarang menyebabkan kondisi usus yang parah karena bakteri yang disebut C. difficile.

Kondisi ini dapat terjadi selama pengobatan atau berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah pengobatan dihentikan. 

Beri tahu dokter segera jika kamu  mengalami diare yang tidak kunjung reda, sakit/kram perut atau perut, demam, darah/lendir pada tinja.

Jika mengalami yang memiliki gejala-gejala ini, jangan gunakan produk anti-diare atau opioid karena dapat memperburuk gejala.

Konsumsi omeprazole dapat menyebabkan defisit vitamin B-12 apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama misalnya setiap hari selama 3 tahun atau lebih.

Adapun gejala defisit vitamin B-12 adalah kelemahan yang tidak biasa, sakit pada lidah, atau mati rasa/kesemutan pada tangan/kaki.

Reaksi alergi yang sangat serius terhadap obat ini jarang terjadi. Namun jika terjadi, gejalanya adalah ruam, gatal, bengkak (terutama pada wajah/lidah/tenggorokan), pusing parah, kesulitan bernapas, ataupun tanda-tanda masalah ginjal seperti perubahan dalam jumlah urine.

Lansia, Pengidap Penyakit Lupus Berisiko Konsumsi Omeprazole

Untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan, ada baiknya saat dokter memberikan obat ini kamu memberi tahu dokter atau apoteker kalau kamu memiliki alergi terhadap obat serupa seperti esomeprazole, lansoprazole, dan pantoprazole atau jika kamu memiliki alergi tertentu. 

Pengidap penyakit hati dan lupus perlu berdiskusi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Termasuk juga pengidap HIV yang mengonsumsi obat dengan kandungan rilpivirine. 

Obat sejenis omeprazole dapat meningkatkan risiko patah tulang, terutama dengan penggunaan yang lebih lama, dosis yang lebih tinggi, dan pada orang dewasa yang lebih tua.

Bicarakan dengan dokter atau apoteker tentang cara untuk mencegah keropos/patah tulang, seperti dengan kombinasi konsumsi kalsium (seperti kalsium sitrat) dan suplemen vitamin D.

Anak-anak mungkin lebih sensitif terhadap efek samping obat ini, terutama demam, batuk, dan infeksi pada hidung/tenggorokan/saluran napas. Selama kehamilan, obat ini harus digunakan hanya jika benar-benar dibutuhkan. 

Itulah informasi mengenai efek samping dari obat omeprazole. Kalau kamu butuh melakukan pemeriksaan dokter, segera hubungi dokter lewat Halodoc. Download aplikasinya sekarang juga, ya!

Referensi:

WebMD. Diakses pada 2022. Omeprazole Oral – Uses, Side Effects, and More.

Drugs. Diakses pada 2022. Omeprazole.